9. Akibat Kecerobohan
Bareface dan rambut berantakan itu nampak jelas di depan Ares, begitu dekat, berdiri tepat di ambang pintu apartemen - yang kalau belum berganti kepemilikan - masihlah milik Riv.
Brakk Trangg Brugh
Bunyi barang jatuh, gelas pecah, dan derap terbirit mengiringi pertemuan tak terduga dua pria itu.
Seringai Ivan muncul lebih dulu. "Oh jadi ini pengawal pribadi Trivanya yang sedang digilai itu?" Terdengar seperti ledekan alih-alih sapaan ramah.
Ares nyaris buka mulut andai derap terbirit si pemilik apartemen tidak tertangkap netranya, lantas mendekat menghampiri mereka. "Sori. Gue kesiangan," aku Riv sambil terengah.
Namun Ares tidak bergegas buka mulut. Seorang pria dewasa muncul dari apartemen nona berisiknya di pagi hari, hm, salahkah jika Ares punya pikiran negatif?
"Lo pulang deh sana!" usir Riv pada Ivan. "Udah gak mabok kan lo?"
"Yahh, masa gue diusir gitu aja sih, Riv? Kita bahkan belum ngobrol-"
"Ngobrol apaan? Udah sanaaaa!" Didorongnya punggung Ivan hingga melewati ambang pintu dan tubuh Ares.
"Anjirr gue belum cuci muka, Riv-"
"Ayok, Polar! Masuk!" Tanpa menunggu respon sang pengawal, Riv tarik tangan lelaki itu ke dalam, lantas menutup pintu dan meninggalkan Ivan di depan. "Duh! Gara-gara tuh cowok! Gak tidur kan gue!"
Dua alis Ares tertaut. Gak tidur?
Riv nyengir segera, menyadari perkataannya yang ambigu, tapi tidak menjelaskan. "Tunggu bentar ya? Gue mau siap-siap. Kebut. Peni langsung ke lokasi. Gak bareng kita."
Dua lengan Ares tenggelam dalam saku seperginya Riv menuju kamar. Disapukannya pandangan ke sekeliling.
Rapi, benaknya.
Padahal Ares kira, untuk manusia serandom Riv, akan sangat berantakan perkara tempat tinggal. Namun tiap barang justru terletak apik di posisinya, sampah tidak berceceran dan terpendam dalam tong sampah. Spotless sejauh mata memandang. Yeah, kecuali pecahan gelas jatuh yang belum dibereskan, juga kalender meja yang belum dipungut kembali akibat Riv yang tergopoh menghampirinya beberapa saat lalu. Ares juga menemukan boneka boba besar di atas sofa. Jadi Riv suka boneka?
"Yuk!" Pintu terbuka berbarengan dengan Riv yang telah siap dengan jaket kulit hitam, kaus putih, juga celana jins. Kacamata hitam bahkan telah bertengger di hidung mungilnya, plus tas tangan yang kerap dia bawa ke mana-mana.
Tanpa berkata apa-apa, Ares ikuti langkah Riv menuju basemen.
**
"Bikin ulah apalagi kali ini Riv!? Lo-ck!"
Riv membisu.
"Kenapa juga lo harus bawa si Ivan ke apartemen? Kenapa harus lo yang jemput dia pas mabok??? Lo istrinya??? Ceweknya???"
"..."
"Atau lo mendadak amnesia kalau muka lo itu famous? Gak kepikir apa, kalau di klub itu banyak mata-mata!?"
"Ya dia nelpon gue."
"Terus lo stand by, gercep, gitu??"
Ares memegang setir dalam diam. Mobil telah terparkir di basemen gedung SEA Label. Mereka batal menuju lokasi shooting. Dan Riv memandang nanar ponsel Peni yang berisi gosip terbaru.
Riv dan Ivan terlihat bersama di klub semalam.
Ivan terlihat keluar masuk dari apartemen pribadi Riv.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Private Bodyguard
RomanceHidup Trivanya terlalu kosong melompong untuk ukuran seorang selebriti populer. Tidak punya minat, tidak tahu tujuan, dan tidak pernah bermasalah dengan siapa-siapa, bahkan haters sekalipun. Bagaimana mau bermasalah? Baca komen di medsosnya saja tid...