SEMBURAT jingga di ujung sana menjadi adikara Tuhan yang terindah sepertinya petang ini. dilengkapi sepasang adam dan hawa yang sedang bercengkerama.
"kak athar, sejak kapan suka lihat senja?" tanya si gadis, nadera waradhana asmanya.
"sejak kenal kamu." jawabnya. jawaban yang menurut nadera sama sekali tidak ada hubungannya. "lho, kok bisa?" tanya nadera.
"soalnya—" athar menyentil pelan hidung si hawa sebelum melanjutkan, "gadis kecilku ini sama-sama cantik kayak senja,"
lalu dia tertawa, sedangkan di gadis bertanya-tanya, dia bercanda atau bagaimana?
"kata kak athar dulu, nana itu eksistensi yang nggak ada duanya. eh, sekarang malah di sama-samain dengan senja?" protesnya, mengikuti gaya bicara athar kala itu.
"kamu nggak tanya bedanya apa, sih."
astaga, tinggal bilang saja padahal. tapi yang namanya aelius atharwa itu ya sukanya bertele-tele. mau bicara ini, harus keliling ke seluruh pelosok kota denpasar dulu.
"ya udah, sekarang nana tanya. bedanya nana sama senja apa?" tanya nadera.
"bedanya, aku sama senja sebatas teman. kalau sama nana aku sayang."
di pantai sanur, destinasi terbaik athar saat semesta membuatnya menyimpan pilu. athar itu istimewa, bahkan saat dia tidak baik-baik saja, senyumnya tidak pernah sirna untuk membuat sekitarnya bahagia.
나나:: akhirnya jaemin kamu nongol 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
ceritera rasa.
Fanfiction🌊 mari, kuajak terbang naik pesawat kertas atau pilau emas. kemudian kita mengawang angkasa di atas samudera. // ft. 나재민 // ON-GOING © skiesilents, 2020