⸙ pesawat kertas siap lepas landas

70 14 27
                                    

TANAH basah diguyur hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TANAH basah diguyur hujan. langit suka bercanda memang, ya.  baru kemarin baskara dapat kesempatan mengisi presensi cakrawala, kini sudah dirundung awan lagi. bukan hanya manusia yang hatinya suka mendung, ternyata langit juga diam-diam sedang pundung.

"sagara! sedang apa?" nadera mendekati sagara yang terduduk di pinggir lapangan. habis dari kantin bersama naura, lihat temannya sendiri jadi timbul keinginan untuk. menghampiri.

yang dipanggil menoleh, agak kaget karena fokusnya jadi buyar. "eh? ngapain kamu ke sini?"

"oh, nggak boleh? ya sudah, na, ayo ke kelas saja." ini naura yang jawab, masih galak seperti biasa.

sagara mencibir. "dih, kamu mah pergi ya pergi saja, nggak ada yang peduli." lalu pandangannya beralih pada puan manis di sebelahnya, hanya bengong menikmati adu mulut kedua temannya. "na duduk deh, na."

lengkungan kurva tipis terbentuk di wajahnya, lalu nadera segera duduk mendekat pada sagara.

"loh, nana dibolehin duduk terus aku enggak, gitu?!" naura protes.

"katanya kamu mau pergi!"

naura melirik sarkastik, menghentakkan sebelah kakinya lalu pergi dengan mengibaskan rambut ke belakang. berjalan anggun dengan rambut yang diterpa angin dari langit mendung.

tidak usah dihiraukan nadera yang terbahak-bahak sejak tadi, melihat wajah kesal naura ternyata bisa membahagiakan diri. kemudian sirahnya menoleh, memperhatikan sagara yang sibuk dengan kegiatannya sendiri.

"kamu ngapain, sih?"

sagara menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada pekerjaannya. "buat pesawat kertas,"

nadera mengangguk, tidak tertarik sama sekali.

tangan sagara melipat kertas lipat berbagai warna dengan cepat, sudah profesional sepertinya. nadera dalam hati bertanya-tanya untuk apa sagara membuat pesawat kertas sebanyak itu. mau menyuarakan keheranannya tapi pasti nanti malah kena marah.

"boleh gabung?"

suara berat itu menginterupsi. mereka berdua menoleh. nana tersentak sebentar, tersenyum lebar setelahnya.

sedangkan sagara, sudah menunjukkan raut pahit sejak awal suara itu datang.

athar duduk di sebelah nadera, membawa satu buku di tangan kanannya yang kini diletakkan di sebelah. wajahnya terlihat lelah, kantung mata nampak besar di bawah. kentara sekali atharwa habis begadang semalaman.

"kak athar tidur jam berapa kemarin malam?" tanpa basa-basi, nana bertanya langsung.

"nggak tidur,"

"loh kok?"

"belajar, sekalian mikir."

"mikir apa?"

"mikir kamu sama aku, dua hari nggak ngobrol sama sekali, na."

nadera terhenyak. loh iya juga?

ceritera rasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang