Pak RT POV
Okeh kita lanjut ke warga terakhir. Dari pengalaman saya nyeritain warga saya yang sebelum sebelumnya gimana?
Dari yang punya watak pemarah, religius tanpa batas, selera humor yang gope an, istri alumni stand up comedy yang hobynya ngelawak 24/7, sampai suami istri ternistakan dari dua pasangan yang berbeda. Kurang lengkap bukan jika tak ada kompor di antara mereka.
Biar makin panass, nih saya kenalin. Dia panas tapi bukan api, yang satunya kalem tapi bukan salem. Pasutri yang sangat melengkapi bukan.
Namanya adalah pak richard dan bu sista. Kalau yang kalem siapa lagi kalau bukan pak ricat 'panggilannya ini aja yaa, lidah saya keseleo kalau richard mulu.
Nahhh kalau bagian yang rumpinya every-wer, any-wer, tekewer-kewer siapa lagi kalau bukan istrinya, bu sista. Dari namanya saja sudah terdefinisikan orangnya bagaimana bukan?!, ibu-ibu sosialita yang suka membahasakannya sistah atau jeng-jenglah kalau kata ibu-ibu gaul jaman sekarang.
Bu sista itu mempunyai sifat yang berbalik 360derajat dengan pak ricat. Istilahnya, suaminya masyaallah, istrinya astaghfirullah.
Gimana saya gak ngomong begitu. Mungkin bukan Cuma saya saja yang merasakan ke astagfirullah-an bu sista, jika melakukan vote apakah yang saya omongkan ini benar atau tidak. Pasti warga akan mendukung saya, ahahahaha.
Di satu kejadian, saat satu penghuni komplek menghadiri pernikahan yang digelar dikomplek sebrang. Seperti kebiasaan komplek sembilan kepala ini, kami selalu pergi bersama jika ada kegiatan undangan atau sekedar melepas penat diakhir pekan. 'gausah muji, saya tau komplek saya sangat memiliki kebersamaan bukan, muehehe.
Seperti pada pernikahan biasanya, kami menghadiri dengan baju pesta rapi dan berdiri di prasmanan makanan yang sudah disediakan oleh penyelenggara.
Dengan tak tau diri dan tak tau malunya bu sista menjadi awal dari perumpian ibu ibu komplek sembilan kepala, hanya karna membahas semur jengkol kesukaan mereka tak dihidangkan di pesta resepsi ini.
Saya yang tak nyaman. sebagai ketua rete terhormat mengisyaratkan ke pak ricat untuk berbuat sesuatu.
sebenernya tak masalah akan bu sista yang tak terima karna tak ada hidangan jengkol itu. Tetapi karna awal perumpian bu sista yang tak tau tempat dan mengakibatkan kehebohan sendiri itu mengundang lirikan-lirikan orang yang berada disana yang membuat saya sedikit. hmmm, MALU.
"mah.." panggil pak ricat yang memang bersebelahan dengan istrinya itu.
Bu sista yang dipanggil tak menoleh sedikitpun ke arah pak ricat.
"mamah," kali ini pak ricat berusaha menepuk pelan pundak istrinya itu.
"kenapa sii pahh, mamah lagi ngobrol nihh jangan ganggu. Sana gih itu makanannya diabisin jangan banyak ngomong."ucap bu sista pada akhirnya menoleh sekilas dan setelahnya kembali ke posisi nyamannya, merumpi'
Pak ricat yang merasa tak digubrispun akhirnya mengangkat suara dan menghadapkan istrinya kehadapannya.
"duduk yang anteng! Jangan bikin ulah deh mahh. Kalau mau cerita nanti aja. pas udah sampe rumah." Ucap pak ricat dengan mempertahankan ketenangannya.
Saya yang melihat itu hanya berusaha tak perduli, walau sebenarnya saya menguping. Cukup lama saya tak mendengar bantahan dari bu sista. Tapi setelahnya saya malah makin dibuat pusing karna mereka berpindah lapak merumpi menjauhi area bapak bapak ketempat yang malah makin mendekati pengantin.
Para bapak bapak hanya menggeleng-geleng melihat kelebihan tersendiri yang dimiliki Bu sista itu seperti host acara talk show ditipi-tipi.
Rumpiiiii? No duit. Emmuah.
TBC
Cape ah kudu di ingetin mulu kek bocah teka, tpi gw gk bakal lupa buat terus ngingetin harus vote comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 KOMPLEK 9 KEPALA
MizahJadi seorang pemimpin itu impian bapa saya. Kalo saya sih pengennya jadi ultramen yang memimpin galaksi bima sakti. Tapi gk kesampean, ya udahlah Setidaknya saya sekarang menjadi ketua Rt. Menjadi seorang Rt mungkin akan menjadi seorang yang sanga...