Do'a jangan panjang-panjang.

10 2 1
                                    

Permisi-permisi, pak rete yang tampan mau bercerita. Pipip pipip calon bubu, pipip pipip calon bubu😚

🖤🖤🖤

Di siang bolong yang matahari nya cukup menyengat raga dan jiwa. Saya sebagai pa rete mengajak para warga untuk berkumpul dan membangun sebuah pos ronda, dikarenakan satu hari yang lalu di komplek sebelah ada yang kemalingan, maka saya inisiatif mengadakan ronda rutin untuk mencegah terjadinya kemalingan. Apalagi kalau maling hati istri saya duh sedih.

Saya membagi-bagi tugas kepada warga saya, yang kaum lelaki bertugas membuat pos ronda menggunakan kayu, bambu, ya gausah muluk-muluk yang ada aja lah pake. Sedangkan, para kaum wanita saya beri tugas untuk membuat minum, nasi liwet. Kan kebagian semua tugas tuh, lah disini ma saya jadi mandor aja.

"Pak rete paku abis" lapor pak rifdan

"Yauda beli nih, siapa yang mau beli?" Saya berbicara sembari mengeluarkan uang.

"Tuh si saput" jawab pak rifdan

Pak saput yang merasa namanya terpanggil menengok dan berkata "ogah, lu ga liat gue lagi ngapain"

"Yauda sat lu aja sat"

"Gue? Hahaha ogah juga panas. Noh pa aqli" jawab pak satria

"Astagfirullah tanggung ini saya. Pa abil aja"

"Kaga ada bensin motornya. Pa yudha noh"

"Kunci motornya di istri gue, mau diamuk?" Tanya pa yudha

Sebentar-sebentar ini kenapa pada ribet banget ke ibu-ibu ya. "Pa roby gimana?" Tanya saya

"Ada ongkir nya kaga?" Eh emang manusia satu ini malah nanya balik

"Ini aja pake uang kas pa belinya"

"Is ogah kalau gitu"

"Heh cepet ga lu" timpal pak rifdan, pak roby pun berdiri dan menerima uang dari saya

Beberapa detik kemudian ada teriakan bu lya yang memanggil pa roby. "WOI MINJEM KUNCI MOTOR" itu ucapan bu lya.

"ORANG MAU DIPAKE BELI PAKU" Jawab pa roby tak kalah kencang

"JALAN AJASI KAN BISA"

"OGAH LU AJA SONO JALAN"

Belum sempat bu lya menjawab bu hera sudah datang dengan muka yang garang "kenapasi ribut mulu ah" nahkan siap-siap harimau nya keluar nih.

"Engga bu ini masalah motor, pa roby tadi saya suruh beli paku eh bu lya nya mau minjem motor" jawab saya berhati-hati

"Yauda kan bisa boncengan" akhirnya setelah mendengar ucapan bu hera mereka nurut dan pergi berdua

Langsung skip sajalah ya. Nah setelah pos ronda selesai dibangun dan kebetulan nasi liwet sudah matang, kita semua duduk di pos ronda ya itung-itung syukuran atas jadinya ini pos. Orang lain syukuran memakai nasi kuning, cuma kita syukuran pake nasi liwet gapapa yang penting enak.

"Ayo pak aqli silahkan dipimpin doanya" perintah saya ke pak aqli

"Pa rete gimana si masa jadi pak aqli yang suruh pimpin doa" ucap bu kiya pelan namun masi bisa terdengar semuanya.

"Biar afdhol saya kan bisanya cuma doa makan doang" jawab saya pelan

"Ih malu-maluin aja" saya terkekeh mendengar jawaban istri saya

Pak aqli berdeham, belum sempat berdoa bu aiswa sudah berbicara seperti ini "gausa ekhem-ekhem gitu kali bi"

"Ya kan takutnya tiba-tiba suara abi cempreng mi kan malu" jawabnya

"Terserahlah"

"Pak aqli kalau doa gausa panjang-panjang ya keburu laper saya" ucap pak saput

"Ya gimana doa nya aja ko lu ribet si" jawab bu hera

Pak rifdan mengetuk ngetuk baskom kosong lalu berbicara "udah woy kapan mulai"

"Awas baskom nya bolong ih, kaya mau beliin aja" jawab bu adma

"Yaela beli sepuluh" bukan pak rifdan yang menjawab melainkan pa abil

Bu bila memukul lengan pa abil sembari berkata "ngapainsi beli baskom sepuluh ngabisin uang aja"

"Uang masi banyak juga" jawab pak ricardo

"Ih kamu punya uang banyak malah ga kasih tau aku ih, tau ga yang kemalingan di komplek sebelah itu kan gara-gara suaminya sering ngumpetin uang jadi gitu" ucap bu sista yang memulai gosipnya

"BERISIK LU GOSIP MULU" timpal pak roby

"LU YANG BERISIK" Nah kan dijawab bu lya

"Lu berdua tiap hari makan toa apaya?" Tanya bu fany

"Untung aku makan bambu ya bep mangkannya tinggi hahaha" jawab pa satria

"Kan kan ngomongin pendek lagi kan"

"Terima nasib bu" ucap pa yudha

"Nyindir aku?" Tanya bu aqilla

"Engga ko"

"Tau ah ngeselin banget lu jadi orang"

"Yauda maaf"

Saya menarik nafas panjang lalu membuangnya. "Sudah-sudah jadi ribut si keburu dingin nasinya. Ayo pak aqli mulai" ucap saya. Akhirnya setelah berdoa bersama kami memakan nasi liwet, indahnya kebersamaan di komplek saya.

1 KOMPLEK 9 KEPALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang