8. Gara-Gara Udang

356 59 7
                                    

Setelah drama habis bensin yang membuat Milan jengkel setengah mampus, akhirnya dia dan partner menyebalkannya sampai juga di tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah drama habis bensin yang membuat Milan jengkel setengah mampus, akhirnya dia dan partner menyebalkannya sampai juga di tujuan. Milan berjalan duluan meninggalkan Liam yang memarkirkan SiBi di parkiran.

Lala's Florist berdiri di sebuah ruko yang masih masuk dalam jejeran pertokoan. Tepat di pinggir jalan protokol. Saat membuka pintu, lonceng kecil di atasnya berdenting. Milan sempat terpamu. Merasa takjub saat pertama kali masuk. Seakan dunia di balik pintu kaca ini adalah dunia yang berbeda dengan di luar sana.

Tanaman hijau dan tumbuham rambat sejauh mata memandang memanjakan penglihatan. Segar sekali. Aroma wangi khas bunga bercampur pewangi ruangan menggelitik penciuman. Jika bisa memilih, Milan ingin tinggal di sana saja. Di luar sumpek. Di sini adem.

"Masuk, Lan. Nggak usah nungguin gue segala depan pintu."

Milan tersentak dan buru-buru menepuk lengan Liam yang seenaknya mengganggu ketenangannya. Ah iya, masih dalam rangka 'jika bisa memilih', Milan ingin tinggal di sini tanpa ada manusia buaya macam Bedul alias Abdul Liam Zanuar.

"Lo diketawain sama yang punya. Perasaan dulu nggak norak gini banget deh, Lan."

Mata Milan menyipit sinis. Seakan hanya dengan tatapannya, dapat melubangkan kepala lawan bicara. "Jangan mulai. Gue gak mau ribut di sini," katanya sebelum melengos menghampiri dua orang wanita yang berdiri di dekat meja kasir.

Cewek bersurai legam yang dikucir kuda itu jadi malu sendiri saat kedua wanita di ujung sana memandangnya dengan geli. Apa dia senorak itu tadi?

Sial!

Milan merutuki diri sendiri.

Untung tidak sampai ada adegan memejamkan mata seraya merentangkan tangan menikmati wangi surga ala-ala film India.

Hih! Milan geli sendiri membayangkannya.

"Selamat siang," sapa Milan kikuk begitu sampai di depan meja kasir. Liam yang berjalan di belakangnya sampai mengulum bibir menahan tawa. "Em ... maaf tadi saya keasikan melamun. Tempatnya bagus banget dan udaranya seger, jadi saya lupa diri."

"Gak masalah," sahut wanita berkerudung lebar. Dia tersenyum hangat dan menular pada Milan. Perasaan cewek itu jadi lega. "Ke sini mau cari bunga?"

"Eh enggak, Tante. Sebelumnya perkenalkan, saya Milan dan yang sama saya ini Liam." Milan dan Liam bergantian menyalami dua wanita tersebut. "Kami murid SMA Darma, dan ingin mengantarkan proposal."

Wanita berkerudung tersebut menyambut hangat. Dia memperkenalkan diri sebagai Rahma, owner Lala's Florist. Sementara wanita yang satu lagi menjabat sebagai karyawan.

Oleh Rahma, Milan dan Liam diajak naik ke lantai dua. Tidak seperti lantai satu yang dipenuhi beraneka ragam jenis tanaman, lantai dua terasa lebih hangat dengan sofa panjang berada di tengah-tengah ruangan. Di sudut kiri terdapat pantry.

My Enemy My Ex! [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang