PROLOG

196 15 7
                                    

"hay, sorry sorry gue telat, udah pada nunggu lama ya" Nafasku memburu dan dengan segera mengambil duduk dan meletakkan tas yang aku bawa diatas meja.

" Kebiasaan banget ya lo, kapan sih dateng nggak pake telat, udah lo yang ngajak ketemu, eh kita yang harus nunggu ". Omel Sabrina yang duduk disebelahku

"Iya nih lo mah telat mulu ta". Sambung Vina yang hanya ku balas dengan cengiran lebar.

Bukan tipeku mengulur waktu alias ngaret, cuman kadang kan kita nggak tahu apa yang kita temuin dijalan (ngeles dikit boleh lah hehe)

Memang hari ini aku yang mengajak dua sahabatku Sabrina dan Vina untuk betemu di coffe shop langganan kami.

Bisa dibilang hari - hari ku kini lebih banyak dihabiskan bersama kedua sahabatku ini, kecuali kalau ada janji bertemu dengan para lelaki yang beberapa bulan belakangan menjadi teman mainku.

"Gimana ta? Udah dapet mangsa yg mana lagi nih ?. " Tanya Sabrina yg ku sambut lirikan tajam.

" Apaan sih lo Sab? " Jawab ku pura-pura tak tau maksud Sabrina

" Lo ya ta, kita tuh udah temenan dari jaman purba, dan seinget gue, dalam dua bulan ini lo udah ganti cowok 3 kali" sergah Vina gemas dengan jawabanku

"Hahaha, iya iya gua tau maksud lo berdua, iya gua masih sama si Kevin, puass kalian!!! Jawab ku yang akhirnya tak bisa menahan tawa.

Memang semenjak beberapa bulan lalu, aku seperti perempuan liar yang bergonta ganti pasangan tanpa tau apa tujuanku.

Bukan bermaksud mempermaikan mereka, hanya saja aku memang menikmati saat-saat dimana kami bersama menghabiskan waktu. Sampai nanti pada akhirnya mereka pergi dengan sendirinya karena sadar bahwa aku tak pernah menaruh perasaanku kepada mereka dan apa yang mereka rasakan hanyalah bertepuk sebelah tangan.

"Mau sampai kapan sih lo kaya gini ta? " Tanya Vina setelah menyeruput vanillate didepannya.

" Lo tau kan vin, gue tuh udah nggak percaya lagi sama yang namanya keseriusan laki-laki, ya udah sih gue nikmatin aja, seruu tau". Ungkapku tanpa merasa bersalah sedikitpun

" Emang udah geser nih otaknya si Calista vin, gara-gara putus ama yg itu tuh." ledek Sabrina dengan membuat jari telunjuknya miring didepan mukaku yang langsung ku balas dengan lirikan mata kearahnya.

Cowok yang dimaksud Sabrina telah membuat otakku geser adalah cowok yang kisahnya akan ku tulis disini.

LOST DIRECTION (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang