11. CEMBURU KELIRU

46 11 0
                                    

Pagi ini kami memutuskan untuk memulai liburan hari pertama kami di pantai Melasti.

Pantai yang menawarkan pemandangan air terjun dari atas tebing ditepian pantainnya. Dan juga pemandangan indah disepanjang jalan menuju pantai dengan suguhan dinding batu dan suasana yang sangat romantis.

Karena jaraknya yang tak terlalu jauh dari rumah, kami memutuskan untuk mengendarai sepeda motor.

Entah mengapa kami memang lebih senang naik sepeda motor ketika kami berada di Bali. Kesya yang tak mau jauh dari si abang memilih untuk membonceng bang Ardi, dan aku bersama bang Arman.

" Kami berangkat dulu ya bun " pamit bang Ardi ketika kami telah siap dimotr masing-masing.

" Iya hati-hati " tirah bunda dengan melambaikan tangan kearah kami.

Sebagai pecinta yoga, bunda pasti akan sangat menikmati kesendiriaanya dirumah dengan melakukan olah raga favoritenta itu.

Sedangkan kami sangat menikmati perjalanan kali ini dengan besenda gurau, terlebih ketika kami bertiga mengganggu kesya yang sibuk dengan ponsel nya.

" Hai gaeess " ucap bang Arman melambaikan tangan kearah ponsel Kesya yang sedang ia gunakan untuk merekam kami.

Ulah spontan bang Arman tersebut tak pelak menimbulkan gelak tawa dari aku dan bang Ardi.

Kesya sendiri sama sekali tak merasa terganggu dengan godaan-godaan yang kami lontarkan, justru ia tetap sibuk membagikan moment liburan ini di semua akun sosmednya. Entah apa yang ada difikirannya. Tapi kami berusaha memakluminya karna diusianya saat ini, ia masuk kedalam kategori generasi milenial yang semuanya disharing tanpa memikirkan efeknya.

Setelah perjalanan beberapa saat akhirnya kami tiba di pantai Melasti. Deburan ombak dan hembusan angin menyambut kami lembut. Ketika dipantai, aku lebih suka duduk ditepian, menikmati gulungan ombak yang datang silih berganti. Bagiku itu semua membawa ketenangan tersendiri.

" Kakak, foto yuk " panggil kesya membuyarkan lamunanku

" Dimana? " Tanyaku

" Itu dideket air terjun " tunjuk kesya penuh antusias

" Yaudah hayuk " jawabku menuruti permintaannya. Toh memang spot itu bagus untuk dijadikan latar foto

Kemudian kami berempat berpose disamping air terjun. Dengan tanganku dan kesya menggandeng tangan bang Ardi yang kebetulan berdiri ditengah, sedang bang Arman merangkulkan tangan kirinya ke pundakku.

" Wih bagus kak hasilnya, mau lagi ah " seru kesya semangat

" Kamu aja gih sendiri, atau sama abang tuh, kakak mau nikmatin matahari sama ombak " kataku sambil berlalu meninggalkanya

" Ih kakak mah nggak asik " omel kesya yang tak ku hiraukan.

Aku duduk disamping bang Arman yang sudah lebih dulu mencari tempat yang nyaman untuk menikmati suasana pantai.

" Enak ya bang, pantainya nggak terlalu rame, bisa buat tempat nyepi kalau lagi banyak fikiran " ucapku sembari duduk dengan posisi kaki terlipat didepan dada.

" Kamu tuh ya ta, kaya apa aja pakai ngmong banyak pikiran, emang mikir apaan? " Ledek bang Arman sambil mengacak acak rambut di ujung kepalaku

" Ih abang mah, ya ada lah bang, punya otak kan buat mikir " balasku cemberut

" Iya tapi kayanya kalau hidup kamu tuh udah nggak mikir lagi ta, minta apapun langsung dikasih sama ayah bunda, punya abang baik-baik banget kan kaya Ardi sama bang Arman, cuman satu adek aja yang agak alay tuh hahaha " ucap bang Arman dengan tawa yang meledak

LOST DIRECTION (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang