27. TELFON MISTERIUS

23 5 0
                                    

Hari senin pagi, Reynan sudah berada dirumahku untuk kita pergi bersama ke kampus. Dia datang ketika kami sekeluarga baru saja selesai sarapan.
Setelah berpamitan kepada bunda dan ayah, kami segera menuju ke mobil untuk berangkat kuliah.

" Kamu udah sarapan? " Tanyaku memandang Reynan yang juga sedang menatapku lembut

" Belum, nanti aja dikampus " jawabnya sambil mulai menjalankan mobil

" Ini aku bawa roti, mau aku suapin? " Tawarku

" Boleh " jawab Reynan yang fokus ke jalan

" Oh ya, nanti siang mau kemana? " tanyaku sambil masih menyuapi Reynan

" Aku ada latihan band nanti sama temen", kamu ikut ya? " Pintanya

" Boleh? " Tanyaku

" Ya boleh lah, emang kenapa? " Tanya Reynan menoleh kepadaku

" Kan nanti semua yang latihan cowok " ucapku

" Kan ada aku disitu, biasanya Dias sama Intan pacarnya Wendi sama Abdi juga ikut " jelas Reynan

" Okey deh kalau gitu, habis latihan temenin aku ke toko buku sebentar ya " pintaku

" Iya nanti aku anterin " jawabnya

" Makasih ya Rey, jangan ada kejadian kaya kemarin lagi ya " ucapku pelan tak berani menoleh kepadanya

" Iya, tapi kamu tau kan apa yang harus kamu lakuin biar semua itu nggak keulang?? " Tanya Reynan

" Iya aku tau " jawabku

Maksud Reynan adalah bahwa mulai hari ini aku tak boleh terlalu dekat dengan laki" lain entah itu teman atau saudara dengan alasan apapun. Mungkin benar yang dikatakan mama, Reynan menginginkanku untuk bersama dia kedepannya. Karena sekarang dia mulai menaruh peduli padaku, dan dia sering merasakan cemburu yang kadang tak masuk akal.

Sesampainya dikampus, Reynan mengantarku sampai ke kelas sebelum dia juga ke kelasnya.
Aku disambut pelukan hangat Sabrina dan Vina ketika masuk.

" Akhirnya masuk lagi " ucap Sabrina yang kini duduk disampingku

" Gue se nganenin itu ya? " Godaku

" Yaelah malah jadi besar kepala ni anak" celetuk Vina

" Hahaha iya iya gue juga kangen kalian berdua " jawabku tertawa

" Oh iya, by the way sejak kapan baikan? " Tanya Vina

" Udah dari kemaren", nyadar mungkin dia kalau salah " jawabku

" Dia jenguk lo ke rumah sakit nggak? " Tanya Sabrina, karena ketika 2 hari berturut - turut Sabrina datang menjengukku, Reynan belum juga kelihatan

" Iya dateng, pas hari terkahir, terus sekalian nganterin pulang deh " jawabku tersenyum

" Tuh brin liat si Calista, udah berbunga - bunga lagi " adu Vina

" Iya Vin, semoga aja gitu terus, awas aja kalau gue lihat dia nangis lagi, gue yang bakal pisahin mereka " ucap Sabrina

" Iya deh iya, doain ya, kalian emang sahabat terbaik gue " ucapku sambil merangkulkan tangan ke Sabrina dan Vina

Walapun aku tak sama seperti Calista yang dulu, yang selalu hidup dilingkungan sosial yang luas, tapi setidaknya masih ada dua sahabatku yang mau menerima aku apapun keadaanya.

Sesuai janji kami tadi pagi, aku akan menemani Reynan ke studio musik untuk latihan, dan setelah itu baru dia menemaniku ke toko buku.

" Woy, udah lama nunggu? " Tanya Reynan pada keempat teman band.nya

LOST DIRECTION (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang