12. HOUSE OF ALAIA

32 9 0
                                    

Liburan kami selanjutnya berjalan sesuai rencana.
Kami benar-benar memanfaatkan waktu kami yang terbatas untuk family time yg berkualitas.

" Yuk siap-siap buruan keburu siang " Terdengar suara bunda memberi komando dengan sedikit berteriak.

" Iya bun, bentar " Teriak Kesya dari dalam kamar

" Bun, mobil udah siap " kini giliran bang Arman yang memberitahu bunda pasal mobil.

" Ta, kamu keluar dulu deh, siap-siap ke mobil. Biar bunda tunggu Kesya sama bang Ardi " Titah bunda kepadaku yang sedari tadi sudah duduk dikursi ruang tamu menunggu semuanya siap.

" Oke bunda " Jawabku keluar sembari menenteng sepatu yang ingin ku kenakan hari ini.

Kami berlima punya tempat tujuan liburan yang berbeda beda. Dan atas saran bunda, akhirnya kami memilih untuk mengunjungi semua tempat yang ingin kami kunjungi bergiliran setiap harinya.

Karna memang kami punya waktu seminggu di Bali. Beda cerita kalau ayah sudah sampai sini, dia akan meminta kami semua untuk tetap tinggal dirumah menghabiskan waktu bersama-sama.

Bukan ayah tak suka traveling, tapi rumah kami itu adalah rumah impian ayah, jadi beliau akan sangat betah berada dirumah.

Sedang untuk urusan Reynan, aku sengaja tak pernah membawa handphone ketika pergi, karena aku tak mau chat-chat dari Reynan mengganggu liburanku. Reynan juga tak menghubungi ku lagi selepas perdebatan itu.

" Kayanya ada yang kangen nih kak " ucap Kesya padaku setelah melihat handphone.nya

" Siapa? " Tanyaku penasaran

" Kak Reynan " jawabnya singkat dengan cengiran lebar

" Tau dari mana? " Lanjutku berusaha dengan nada sebiasa mungkin

" Ini, postingan yang foto sama kakak yang like pertama kali kak Reynan " sambil menujukkan hpnya kepadaku

" Ih, itu mah kepo aja sama kamu dek, kan postingan kamu isinya banyak banget, bukan cuma kakak " jelasku

" Oh iya, bunda lihat kayanya dari tadi pagi kakak cuman mainin kamera, nggak kabar-kabaran sama Reynan? " Tanya bunda yang kini menatapku

" Nggak bun, hpku ketinggalan dirumah " jawabku berbohong pada bunda.

Karna sebenarnya memang sengaja ku tinggal dirumah.

" Oh iya, kalian langgeng bgt ya ta, adem-adem aja kayanya, soalnya abang udah jarang dapet chat panjang lebar dari kamu gara-gara cowok hehehe " sambar bang Ardi yang duduk dikursi depan bersama bang Arman yang menyetir.

" Doain aja lah bang, eh iya sekarang dia kerja dikantor ayah " ceritaku

" Oh ya? Part time dia? Bukannya masih kuliah? " Tanya abang masih dengan antusias yang sama

" Iya bang, dia kerja sambil kuliah " jawabku singkat

Sebenarnya aku sedang malas membahas Reynan hari ini, entah kenapa gara-gara kejadian kemarin, aku sedikit kecewa kepadanya. Terlebih dia yang tak merasa bersalah sama sekali.

Untung bang Ardi tak lagi melanjutkan pembahasan itu, karna sekarang Kesya yang lebih mendominasi suara dalam mobil.

Hari ini kita akan pergi ke House of Alaia , ini adalah tempat yang sudah beberapa kali bunda dan aku kunjungi. Tapi bunda ingin kembali kesini karena ingin memesan beberapa perhiasan.

Setiap kesini, bunda pasti memesan perhiasan spesial untuk aku dan kesya. Bunda sangat senang ke tempat ini karena disini kita bisa memesan berbagai macam perhiasan, bahkan kita bisa terlibat langsung dalam proses pembuatannya.

" Nggak mau pesen disini aja man cincinnya? " Tanya bunda pada bang Arman yang sedang mengamati cicin yang tersimpan rapi di etalase.

" Nggak lah bun, urusan cicin aku serahin ke Angel aja, biasanya kan perempuan yang lebih banyak mau hehehe " bang Arman terkekeh dengan tangan menggaruk bagian belakang tengkuknya

" Abang mau tunangan sama kak Angel? Kapan ? Kok aku nggak tau sih ? " Tanyaku mengintimidasi abang, aku bahkan tak pernah mendengar bahwa bang Arman berniat untuk serius dengan kak Angel.

" Bulan depan ta, acara biasa aja kok, keluarga juga belum banyak yang aku kabarin, besuk aja kalau udah deket " jelas bang Arman

" Kok bunda udah tau ? " Kini giliran Kesya yang menyahuti

" Kan kak Angel anaknya tante Wanda temen kuliah bunda dulu " jelas bunda yang masih sibuk mengamati berbagai perhiasan cantik dihadapannya

" Jangan-jangan bunda nih yang nyomblangin " tanya kesya curiga

" itu kamu tau dek hehehe " jawab bunda sembari berlalu meninggalkan kami

" Ih abang, hari gini masih mau aja dijodoh-jodohin " ledekku

" Biarin. Yang penting kan nggak ngecewain " bela bang Arman sambil menjitak pelan kepalaku

" Abaaaaang, sakit tau " teriakku sambil memegang kepala

" Huss udah deh, berisik aja kalian. Nggak dirumah nggak dimana ribut terus " bang Ardi mengingatkan

Setelah itu tak ada lagi jawaban dari kami, kami hanya tersenyum karena sadar bahwa kami menjadi perhatian orang-orang disekitar kami.

LOST DIRECTION (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang