Chap 1

1.5K 117 2
                                        

Sorry kalo typo

Seorang wanita paruh baya berjalan menaiki tangga, menggiring langkahnya menuju kamar yang terletak di sudut lorong rumah tersebut.

Tok...Tok...Tok

Suara ketukan pintu yang cukup keras membuyarkan lamunan seorang pemuda yang berada di kamar itu.

Ceklek.

Pintu terbuka setengah,seorang pemuda menyembulkan kepalanya dan menengok ke arah orang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Lee ahjumma"ucap si pemuda
"Kau sudah bangun ternyata. Apakah kau sudah mandi Na"tanya Lee ahjumma.
"Hehehe"si pemuda hanya nyengir kuda menampilkan sederet gigi putihnya.
"Ya sudah sana cepat mandi,ahjumma akan membawa kan mu sarapan"ucap ahjumma.
"Ayay Capten"Lee ahjumma hanga terkekeh melihat sifat menggemaskan Na Jaemin.
*
*
*
*
*

Sementara itu di meja makan yang cukup besar terdapat 7 orang. Hanya ada keheningan dan suara denting sendok yang beradu dengan piring. Hingga keheningan itu lenyap saat salah satu dari mereka memulai pembicaraan.

"Mark bagaimana dengan kuliah mu"tanya siwon
"Semua baik² saja Appa"Jawab Mark
"Lalu bagaimana dengan mu Haechan"tanya Siwon pada anak keduanya.
"Semua baik² saja Appa"Jawab Haechan.
"Syukurlah. Jeno apa kau masih mengikuti kegiatan Basket"
"Nde Appa" jawab singkat Jeno
"Appa sudah bilang berapa kali,berhenti main basket Jeno"tegas Siwon
"Itu hanya ekskul Appa"Jeni menatap siwon tepat pada matanya.
"Tapi itu bisa menghambat pelajaran mu. Pokoknya Appa tidak mau tau kau harus berhenti kalau tidak Appa akan mencabut semua fasilitas mu,seperti anak pembawa sial itu,Arraseo"Final siwon. Jeno hanya menggangguk.
"Tapi Appa tak bisakah kita memilih keinginan kita sendiri"tanya si bungsu Choi Jisung. Mendengar pertanyaan si bungsu Siwon menjawab dengan cepat.
"Tidak boleh. Appa ingin anak² Appa bisa meneruskan perusahaan Appa kelak. Dan setelah kalian semua lulus SHS Appa ingin kalian semua mengambil jurusan bisnis, Arraseo"perintah Siwon.
"Nde Appa"jawab mereka serentak.
*
*
*
*
*

Sementara itu Lee ahjumma sedang menyiapkan sarapan untuk Jaemin. Setelah sarapannya siap Lee ahjumma mengantarkan nya ke kamar Jaemin.
"Na apa kau sudah siap"tanya Lee ahjumma.
"Nde ahjumma"teriak Jaemin dari dalem kamar.
"Apa ahjumma boleh masuk"tanya Lee ahjumma.
"Nde ahjumma"ucap Jaemin.
Lee ahjumma pun masuk dan mereka pun sarapan bersama.

"Ahjumma aku berangkat dulu nee"pamit Jaemin.
"Berhati-hatilah saat menaiki sepeda mu. Arachi"peringat Lee ahjumma. Jaemin hanya membalas nya dengan anggukan. Perlahan Jaemin berjalan menuruni anak tangga satu persatu. Dan saat tangga terakhir Jaemin berhenti, memandang ke arah meja makan dengan dengan tatapan sendunya. Jaemin tersenyum miris.

"Kau tidak akan pernah bisa duduk disana Na Jaemin. Peran mu di rumah ini hanyalah anak pembawa sial dan pembunuh"batin Jaemin.
Jaemin menunduk untuk menyembunyikan air matanya. Sebenarnya jaemin paling benci dengan menangis. Tapi mengingat dirinya penyebab kematian sang Eomma,itu membuat Jaemin lemah.
Perlahan Jaemin berjalan meninggalkan pemandangan yang membuatnya menangis pagi hari ini. Jaemin mengeluarkan sepedanya dari area taman belakang dan mulai menaiki nya lalu mengayuhnya meninggal kan perkarangan rumah.

Kalo kalian suka komen ya 😊😊

Love Me Before I LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang