Hai semuanya! Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga selalu sehat ya, aamiin.
Nah sesuai dengan janji Ros waktu itu, hari ini Ros back to cerita Amerta. Oh iya, sebelum kalian mulai baca, ada beberapa hal yang mau Ros sampaikan.Note author:
Hai, buat kamu baik itu pembaca baru atau yang sudah lama. Pertama-tama Ros mau minta maaf, karena mungkin membuat kalian bingung atau bahkan kecewa. Tapi atas banyak pertimbangan dan koreksi yang memakan waktu akhirnya Ros rombak total cerita ini. Untuk bagian yang sangat jelas aku ubah total adalah alur berjalannya cerita ini. Semuanya berubah, makanya aku sarankan untuk mulai baca dari awal lagi. Untuk nama tokoh juga ada beberapa yang aku ganti. Ros cuma mau pesan, lebih baik jika kalian membaca ulang dari part satu ya. Sekali lagi, Ros minta maaf dan terima kasih untuk kalian semua yang sudah banyak membantu Ros selama ini.Boleh kasih kritik, saran, komentar, ya! Kalau mau lebih leluasa, bisa langsung kirim pesan, ya.
I purple you 💜
•••••
"Saat aku sudah mengikhlaskanmu, kenapa kau harus datang lagi membawa kata yang tak lagi bermakna? Apakah bagimu aku tidak berarti apa-apa?"
Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar.
***
"Aku mau kita balikan."
" .... "
"Ta, aku masih cinta sama kamu. Aku bahkan rela pindah sekolah demi bisa ketemu kamu tiap hari."
"Balikan? Segampang itu kamu ngomong? Terus, kamu pikir selama ini apa? Enak banget, emang kamu nggak jijik? Ngambil sampah yang udah kamu buang. Mungut lagi, gitu? Katanya nggak sudi?"
Merta menatap Raja Semesta dengan pandangan yang remeh. Balikan, katanya? Enak saja. Memang Raja pikir dia siapa. Merta enggan sekali meneruskan pembicaraan tidak bermutu ini sebenarnya. Tapi, demi menjaga sopan santun yang masih ia miliki maka dia bersedia menyelesaikan dengan baik.
"Sekarang kamu to the poin aja. Nggak mungkin kamu ngajak balikan tanpa maksud, jujur aja!"
"Aku ngga bermaksud apa-apa. Aku cuma mau kita ulangi semuanya dari awal. Kamu dan aku, kita."
"Udah gila ya kamu."
"Iya, aku emang gila. Dan itu semua gara-gara kamu!"
"See? Bahkan kamu masih aja ngebentak aku dengan sangat tidak tahu malu. Lebih baik kamu pulang. Tidur, dan semoga pas bangun udah sadar sepenuhnya. Aku pergi dulu," ucap Merta kemudian berbalik badan dan meninggalkan Raja yang masih terpaku.
Merta berjalan dengan langkah cepat. Tangannya menutup mulut berusaha menahan isak tangis yang akan keluar. Hatinya sakit dan sesak. Raja tega sekali mempermalukan dia dan menghina harga dirinya. Di tempat umum pula. Tanpa bisa dibendung, air mata Merta luruh. Ia masih ingat, bagaimana dengan kejamnya dulu Raja meninggalkan dia dan mengatakan bahwa sampah harus dibuang pada tempatnya. Lalu kini apa? Dia datang dan meminta agar Merta kembali? Mimpi!
Merta tahu, setelah ini semuanya akan semakin rumit. Bahkan Raja pindah ke sekolah yang sama dengan Merta saat tahun ajaran baru, padahal sebenarnya sudah tidak boleh pindah saat akan masuk kelas XII. Untungnya mereka tidak sekelas.
Dengan langkah yang masihlah cepat, Merta terjebak gerimis yang secara mendadak turun. Padahal cuaca sore ini sedang baik, tadi. Dengan tangan yang berusaha melindungi kepalanya dari gerimis, Merta memilih untuk mencari tempat berteduh lebih dulu. Akan sangat tidak baik jika dia pulang ke rumah dalam keadaan basah dan berakibat sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan. [Tamat]
Romance"Aku lelah, ingin sekali rasanya menyerah. Hilang bagai debu yang tertiup angin petang, kemudian terlupakan." *** Selamat datang di dunia Amerta yang baru. Selamat berjatuh cinta, dan mengenal luka. Selamat bergabung dan semoga tidak berkabung. Teri...