~dia mengirimku pesan~

783 74 2
                                    

Maaf kalau dalam cerita banyak kata kata yang gak nyambung,  typo dan kesalahan lainnya. 

Happy reading
.
.
.
.
.

Setelah berbicara sebentar dengan kedua orang tuanya,  Earth dan Fluke segera menuju ke kamarnya untuk untuk membersihkan badan dan beristirahat. 

keduanya tenggelam dalam pikiran mereka masing masing.  Fluke yang terus memikirkan arti dari ucapan Ohm saat di pantai dan memikirkan semua tentang Ohm. Fluke tak mau menyimpulkan bahwa Ohm 'mungkin'saja memiliki perasaan yang sama dengannya.  Fluke tersenyum mengingat semua peristiwa yang melibatkan Ohm,  tapi tiba tiba murung saat mengingat kemungkinan yang akan terjadi.  Ia tak mau segera menyimpulan,  karena ia tak ingin sakit hati nantinya

Sedangkan di kamar Earth,  sang empunya sedang duduk di balkon kamarnya.  Menatap kosong ke depannya,  terlihat seperti raga tanpa nyawa.  Earth bimbang dengan perasaannya sendiri,  si satu sisi ia mencintai seorang laki laki sejak pertama melihatnya.  Di sisi lain ia sudah berjanji untuk membantu laki laki itu mendekati saudaranya.  Earth tak tau apakah nanti saat Fluke dan Kao bersatu ia akan sanggup melihatnya. 

Setetes air jatuh dari pelupuk matanya,  membayangkan kebahagiaan saudaranya dengan orang yang dia cintai. 

" aku bisa,  aku yakin.  Cinta tak harus memiliki,  aku yakin itu " Earth berguman dengan dirinya sendiri.  Mencoba menguatkan diri untuk segala kemungkinan yang akan terjadi,  menyiapkan diri untuk menyaksikan kisahnya ke depan.  " tapi ini terlalu sakit,  aku tak yakin " dan akhirnya air mata itupun mengalir deras di pipi mulusnya.  Mengundang isakan itu keluar dari mulutnya,  membuat seluruh tubuhnya bergetar dengan rasa nyeri di hatinya. 

Earth segera meraih ponselnya saat mendapati satu pesan dari nomer tak dikenal. 

[ ini Earth kan?  ]

[ krap,  siapa ini? ]

[ aku Kao seniormu. Aku perlu bantuanmu sekarang.  Ini tentang permintaanku di toko mie kemarin ]

[ bantuan apa P'? ]

[apa yang harus aku lakukan sekarang?  Apa aku perlu kesana ?Membawa bunga 'mungkin'? ]

[ kupikir jangan terlalu terburu buru P'. Coba kirim dia pesan dulu untuk pendekatan ]

[ oh iya aku tidak berfikir ke sana.  Aku akan mengirimnya pesan. Khopkhun na]

Dan itulah akhir dari pesan mereka. Miris itulah yang dirasakannya saat ini.  Earth segera membuka galeri ponselnya,  melihat semua foto Kao yang dia ambil secara diam diam,  dan dia segera mencetak semua foto itu.  Memandanginya dan menulis beberapa kata di belakang foto.  Lalu menyimpannya di sebuah kotak

" aku hanya akan mengaguminya saja,  aku tidak akan mengganggu hubungan mereka " janji Earhh pada dirinya sendiri.  Setelah itu Earth berjalan ke arah kasurnya membaringkan tubuhnya sebentar lalu menuju ke alam mimpi
.
.
.
.
Pukul 3 sore Earth bangun dengan malas karena ada orang yang mengetuk pintunya dengan tidak sabaran.  Saat ia membuka pintu, ia langsung mendapat peluka dari pelaku yaitu Fluke

" Earth aku senang, senang sekali " - Fluke

" apa yang mebuatmu sesenang ini Fluke?  Tak biasanya kamu seperti ini " -Earth

" dia mengirimku pesan,  senior kita P'... "-Earth

" jangan bilang namanya, aku tau.  aku ikut bahagai melihatmu bahagia Fluke.  Tetaplah bahagia seperti ini " Earth segera memotong sebelum Fluke menyebutkan nama senior mereka itu.  Karena tanpa diberi tau pun ia yakin kalau P'kao lah senior yang dimaksut itu.  Setelah itu Earth segera menyuruh Fluke kembali ke kamarnya

Di dalam kamar Fluke berfikir kenapa dengan Earth, ia tak mau ambil pusing mungkin saja Earth masih mengantuk,  dilihat dari wajahnya juga ia masih mengantuk. Lalu ia kembali berkirim pesan dengan seniornya itu
.
.
.
.
~ apartemen Kao

"P'Kao... argghh P'  ak... aku.. aahh "...

" P'Kao...  P'...  Fluke s...suka ahh,  "

" Fluke suka P'Kao ahh.. "

" ahh.. Ya P'..  Arghhh P'Kao"

Kao tiba tiba tersadar dari mimpinya saat sebuah tangan sukses memukul pelan kepalanya. 

" oihh Ohm kenapa kau memukulku hah?  - Kao

" dan kenapa kau mendesah di tidurmu hah? "
- Ohm

" hah siapa?  Siapa yang mendesah ?" -Kao

" kau bilang tidak tapi adikmu sejak tadi sudah berdiri.  Ayo mengaku kau mimpi apa? " Ohm malah menggoda Kao lengkap dengan smirk andalannya. 

Sejak baru bangun Kao memang tidak menyadari kalau sesuatu di bawahnya juga ikut terbangun.  Maka segera setelah Ohm berkata bahwa adiknya "juga" berdiri, dengan refleks Kao mengambil selimut untuk menutupi little Kao.

" ahh,  aku tak tau " -Kao

" tak mau memberi tauku?  "- Ohm

" baiklah,  aku tak tahu aku kenapa.  Tapi sejak aku melihat bocah itu,  aku selalu memikirkannya.  Pikiranku sekarang dipenuhi olehnya" akhirnya dengan desakan Ohm,  Kao pun  akhirnya membocorkan semua yang memenuhi pikirannya

" bocah?  Bocah yang mana?? Owhhh akhirnya saudaraku ini jatuh cinta juga hahahah..  Jadi wanita mana yang beruntung itu? " -Ohm

" sebenarnya bukan wanita,  dia bocah laki laki junior kita di shs "- Kao

" wahh wahh,  jadi bocah mana itu?  Apa aku mengenalnya?  " - Oh

" tentu,  kau pasti mengenalnya. Dia laki laki tapi dia cantik bukan tapi dia manis, imut dan cantik juga " Kao terkikik mendengar kata kata yang keluar dari mulutnya sendiri

" siapa itu? " Ekspresi Ohm seketika berubah,  ia memiliki firasat kalau bocah yang dimaksut Kao adalahh....

" dia Fluke "- Kao

Setelah hanya saling diam selama beberapa menit,  akhirnya Ohm membuka pembicaraan yang mungkin akan membuat hubungannya dan Kao akan merenggang ke depannya.  Yang ia tau,  ia mengingankan Fluke,  dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan Fluke.  Hatinya yang telah kosong lama itu kini sudah diisi dengan hadirnya  bocah laki laki manis itu.  Bahkan jika ia harus mengorbankan persaudaraannya,  ia rela asalkan ia mendapatkan Flukenya

" kurasa kita harus bersaing mulai sekarang.  Dan kuharap kau belum mencuri start. " setelah mengatakan itu Ohm segera kembali ke kamarnya
.
.
.
.
.
.
Di dalam kamar apartemennya, Ohm bepikir tentang saudaranya yang juga memiliki perasaan yang sama pada Fluke-nya.  Perlu diingatkan kalau Ohm telah menandai sesuatu sebagai miliknya, berarti keputusannya telah mutlak. Dan itu harus benar benar menjadi miliknya

Ohm segara mengambil ponselnya mengetikan sebuah pesan untuk bocahnya itu.  Berusaha untuk melangkahi garis start berusaha segera menggapai miliknya

"aku yakin akulah yang menang " guman Ohm pada dirinya sendrir

.
.

Di kamar Kao,  sang empunya juga memikirkan hal yang sama dengan Ohm,  dia berfikir bagaimana caranya untuk mendekati Fluke.  Pikirannya berputar putar dan tetap berpusat pada Fluke. 

Sampai...

"  Earth...  Iya Earth bisa membantuku.  " - Kao

Akhirnya Kao meraih ponselnya dan mencari kontak Earth dan melulisakan beberapa pesan untuk meminta saran dari saudara Fluke itu.

Tbc
.
.
.
.
Makin kesini kok kayaknya gaada yang baca ya? Menurut pembaca ini nyambung gak sih ceritanya? Kok aku gayakin ya? 

Jangan lupa vote dan comment ya.  Follow juga untuk bantu berkembangnya akun ini.
Thanks

LOVE FOR BROTHER {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang