~ bantu aku ~

441 35 14
                                    

Hai guys

Apa kabar? Jaga kesehatan ya semua, jangan sampai kalian sakit, karena sekarang cuacanya gak nentu. Jaga kesehatan dan cukup istirahat ya

Happy reading
.
.
.
.
.

" p'Mean, aku tau ini tidak sopan karena kita batu saja mengenal . Tapi jika kau mau ceritakanlah semua hal yang membuatmu tak nyaman, akan lebih baik kan jika kita bisa membagi masalah kita pada orang lain kan p? " ucap Plan ingin membuat Mean bisa lebih dekat dengannya

" kurasa juga begitu, tapi aku tak memiliki seorangpun yang bisa aku percaya untuk menjadi orang yang bisa kuajak bercerita " ucap Mean menatap lurus ke arah taman yang tengah sepi

" jika p' tidak keberatan dengan ini, aku bisa menjadi tempat dan orang yang bisa kau percaya. Aku bisa menjadi pendengar yang baik untukmu" ucap Plan ingin membuat Mean percaya

" aku akan ceritakan. Tapi kuharap kau tidak akan mengejekku karena ini " tatap Mean pada Plan yang mau tak mau membuat Plan mengangguk karena tatapan dari Mean

Plan berhasil membuat Mean luluh untuk menceritakan semua masalahnya pada Plan, walaupun sebenarnya Plan tidak perlu bertanya atau diberitaupun akan tau semua masalah Mean.

.
.
.

" ohh i see, aku mengerti masalahmu p' . Jadi Earth adalah first love mu kan p' ?" tanya Plan setelah Mean menceritakan semuanya secara detail

" ya begitulah. Aku tidak pernah merasakan perasaan yang sama seperti saat aku bersama dengan Earth " jawab Mean menyandarkan kepalanya pada pohon yang ada di belakangnya

" dan sekarang aku tidak bisa melupakan Earth " lanjut Mean memejamkan matanya

" aku tau akan sulit karena dia adalah yang pertama bagimu p' . Tapi setauku ada satu cara untuk melupakan cinta pertamamu" ucap Plan menatap Mean

Mean terdiam berpura pura tak menghiraukan perkataan Plan. " aku akan kembali ke kamarku. Aku harus bersiap " kata Mean segera beranjak dari duduknya meninggalkan Plan yang kebinggungan

' bersiap? Dia akan kemana?' guman Mean penasaran

.
.
.
.
.

~ kamar Mean

Mean berbaring di atas kasurnya, menatap lurus ke langit langit kamarnya.

" aku harus melupakan Earth, tapi rasanya begitu sesak, aku tak mengerti bagaimana bisa Earth menunggu Kao itu sadar dari kebodohannya sampai selama ini? Fyuhh, sangat melelahkan. " guman Mean pada dirinya sendiri

Mean berusaha melawan rasa malasnya untuk segera mempersiapkan semua barang barangnya. Setelah selesai dengan semua barangnya, Mean pergi ke balkon kamar, memandang kota Bangkok yang telah lama ia tinggali dan sebentar lagi dia akan pergi dari atas sana.

" semua akan tetap sama tanpaku kan? " lirih Mean

.
.
.
.

~ pagi hari di akhir pekan

Ini weekend pertama setelah Earth dan Kao resmi berkencan. Earth datang ke apartemen Kao untuk membawakan berberapa macam makanan yang dia, Fluke dan maenya buat

Earth telah sampai di loby apartmen Kao dan berniat masuk ke lift tapi langkahnya terhenti saat melihat Mean berjalan keluar dari salah satu lift dengan membawa dua koper berukuran besar. Mungkin Mean akan berkunjung ke china lagi, pikir Earth

" p'Mean... Sawatdee p' " sapa Earth saat berada cukup dekay dengan Mean

" Earth? Watdee Earth, Sedanga apa di sini? " tanya Mean yang kaget melihat Earth tiba tiba sudah ada di depannya

LOVE FOR BROTHER {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang