2. The Game is Begin!

304 66 42
                                    

Written by Iniinem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Written by Iniinem

Sesuai dengan apa yang mereka sepakati kemarin, akhirnya malam ini pun tiba. Geng Slepet telah mengumpulkan keberanian diri masing-masing untuk memainkan permainan ini.

Tentu tidak dimainkan di rumah salah satunya, melainkan di salah satu taman pemakaman umum yang berada di sekitar rumah Ekal. Konyol memang kedengarannya, tetapi inilah yang sesungguhnya terjadi.

Demi popularitas dan ketenaran, mereka rela melakukan apa saja, bahkan yang terbukti mengancam nyawa sekalipun.

"Kalian yakin mau main ini di kuburan?" Entah ini sudah pertanyaan ke berapa yang Adit lontarkan, tetapi tetap mendapat jawaban yang sama.

"Yakin, Dit. Takut lo?" Mola tersenyum remeh.

"Enggak, tapi apa ini enggak kelihatan kayak nantang setan-setan yang ada di sini?" Adit mengusap kedua lengannya, malam ini terasa dingin sekali. Apalagi, sekarang sudah tengah malam, jam 12 tepat.

"Udah, Dit. Kita coba aja dulu, gue yakin kita semua pasti baik-baik aja," ujar Aldi menengahi keduanya.

Tiba-tiba Ekal datang sambil berlari dengan sebuah tentengan plastik hitam di tangan kanannya. "Hai, Guys!"

"Dari mana lo, Kal?" tanya Aldi.

"Ada urusan tadi, biasalah bisnis." Ekal memasukkan plastik hitam itu ke dalam kantong depan hoodie-nya.

"Ayo, kita mulai! Tata cara permainannya gue bacain, ya," seru Mola.

"Tunggu, Mol. Kita bertiga baris dulu." Ekal sibuk merapikan barisan, mengatur tempat untuk Adit dan Aldi.

"Heh, Ayam! Gue mau bacain langkah-langkah permainan, bukan mau absen bocah Paud yang ikut manasik haji!" Mola kesal setengah mati dengan tingkah absurd Ekal.

"Iya juga, ya?" Adit menggaruk tengkuknya, merasa bingung mengapa ia mau-mau saja diatur oleh Ekal.

"Tau lo, Kal," gerutu Aldi yang kini merasakan ada yang janggal karena dibodoh-bodohi juga oleh Ekal.

Setelah melalui perdebatan konyol yang cukup panjang, akhirnya mereka berempat memutuskan untuk serius melakukan permainan ini. Adit, Aldi, Ekal, dan Mola duduk melingkar membentuk lingkaran di tanah tepat di bawah pohon bunga kamboja dan tiang lampu jalan.

Adit membacakan artikel tata cara permainan ini yang ia dapatkan dari internet. "Langkah pertama, siapkan kamera untuk merekam sebagai dokumentasi."

Laki-laki berkulit sawo matang itu mengeluarkan kamera Nikon D750-nya dari dalam tas.

"Langkah kedua, siapkan dua buah pensil yang sama panjang dan selembar kertas kosong."

"Nih, kertasnya." Mola menyodorkan selembar kertas hvs putih dan menaruhnya tepat di tengah mereka duduk.

The Game [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang