Part 14 - Ketua Kamar

169 13 3
                                    

Dan, jika aku marah dengannya, aku tidak pernah membawa-bawa kata eonni. Aku orangnya keras kepala, tapi sifat keras kepalaku jarang sekali muncul.

Mungkin karena Dinta yang tidak mau peduli dengan situasi ini sebagai kakak dari aku dan Arina, sifat keras kepalaku keluar begitu saja.

~CAN I?~

Aku masuk ke lift dan menekan tombol lift lantai 7, aku bukan ingin menceritakan ini kepada yang lain, tapi aku ingin menenangkan diri di balkon kamar.

"Ting tong!", bunyi dari lift. Akupun keluar dari lift dan masuk kedalam kamar. Didalam kamar, Yesa, Kaila, & Nadin sedang mengobrol.

Aku tidak peduli dan hanya berjalan kearah pintu balkon. Samar-samar aku dengar Yesa bilang "Rooftop", aku tetap tidak peduli.

Akupun sampai di balkon, aku menaruh kedua tanganku di pegangan balkon. Aku tenggelam dalam pikiranku sambil melihat salju-salju kecil yang turun.

Aku tau bahwa diluar sangat dingin, tapi aku hanya ingin menenangkan fikiranku sebentar saja. Aku kira, jika aku keluar dari lingkungan rumah dan sekolahku, aku akan lebih banyak tersenyum, tapi hasilnya nihil. Perlahan air mataku berjatuhan...

"Nau? Lu nggak papa?", kata seorang laki-laki yang suaranya tidak asing. Benar saja, itu adalah Garyu. Sifat pengertiannya memang tidak pernah hilang.

"Gue... nggak papa kok.", kataku sambil fake smile kepadanya.

"Oh gitu, yaudah. Tadi Taehoon hyung suruh kita semua ke ruang kumpul.", kata Garyu.

Iya nanti gue nyusul.", jawabku. Garyupun pergi meninggalkanku. 10 menit berlalu, akupun pergi ke ruang kumpul karena aku tidak mau mereka menungguku.

Sebelum aku membuka pintu dan masuk, aku menarik nafas dan mengeluarkannya lalu masuk kedalam. Akupun duduk disebelah Dinta.

"Jadi hari ini kita akan memilih ketua kamar, silahkan angkat tangan jika kalian setuju bahwa dia akan menjadi ketua kamar.", jelas Taehoon oppa.

Skip pemilihan, yang terpilih adalah aku sebagai ketua kamar perempuan lantai 7 dan Rifan sebagai ketua kamar laki-laki lantai 7.

Tugasnya hanya selalu menjaga kamar agar tetap bersih dan rapih, dan menyampaikan tugas yang diberikan oleh Taehoon oppa kepada yang lain. Sebenarnya aku sangat malas jika harus mengatur-atur setiap hari, tapi yasudahlah.

Aku ingin pergi ke kamar lagi, niatnya untuk kebalkon, tapi Fajri seperti memberi kode melalui tatapan matanya padaku.

Memang aku sering mengggunakan bahasa isyarat lewat mata dengan orang-orang tertentu, seperti sahabat-sahabatku dan orang yang kusuka, kelihatannya mereka juga mengerti. Mungkin Fajri tau ini dari Rifan.

Apa?! Dia menyuruhku untuk kekamarnya?! Emm, tapi kalau dipikir-pikir lagi, lebih baik aku di kamar Fajri, karena hawa di kamarku berubah sejak tadi mereka berbicara tentangku.

Akupun masuk membuka pintunya perlahan, terlihat jelas ada mereka semua kecuali Awan, aku tidak peduli dengannya. Kamarnya tidak seperti yang aku duga, kamarnya lebih rapih dari kamar laki-laki pada umumnya.

CAN l? {✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang