Part 37 - Na Jaemin & Al-Qur'an

168 12 6
                                    

(Jadi di otak author itu, cerita ini udah jauh banget. Sampai Naura udah punya anak 🤣. Author tinggal mikirin cara nyambungin semua alurnya biar bisa sampe ke cerita yang udah jauh itu. Dan karena emang Jaemin punya pengaruh di masa yang akan datang, author kepikiran deh buat bikin part ini. 💚)

~CAN I?~

13, Mei 2020 - 11.15 KST

"A'udzu billahi minasy syaithonir rojiim... Bismillahirrohmaanirrohiim... Yaa-Siin...Wal-Qur-aanil-Hakiim... Innaka laminal mursaliin... 'Alaa Siraatim Mustaqiim... Tanziilal 'Aziizir Rohiim...", bacaanku sambil melihat al-qur'an berwarna ungu kesayanganku itu.

Tidak tahu mengapa, aku ingin membaca al-qur'an karena sudah lama sibuk dengan mimpiku. Walaupun begitu, aku tetap menghafal al-qur'an tapi tidak setiap hari. Tapi, sekalinya aku hafalan, itu lumayan banyak.

Yang kutahu, surat yasin itu membuat kita tenang. Maka dari itu aku membacanya. Alhamdulillah, aku sudah hafal 3 juz. Juz 28, 29, & 30. Kata orang-orang, itu tidak banyak. Tapi menurut yang sepantaran denganku, itu lumayan banyak.

Oh ya, aku duduk di kursi yang ada dk rooftop gedung BIG 4. Kenapa di rooftop gedung BIG 4? Karena rooftop gedung asrama dan gedung sekolah sangat ramai.

Tidak tahu kenapa. Jadi aku nekat untuk pergi ke rooftop BIG 4 yang pastinya sepi, untung saja ada member NCT Dream, jadi mereka memperbolehkanku.

Lalu kenapa aku berani membaca al-qur'an? Maaf, maksudku kenapa aku merasa nyaman-nyaman saja membaca al-qur'an disini?

Karena member NCT Dream tidak mau menggangguku, jadi mereka tidak ke rooftop. Mereka sudah melirik al-qur'an berwarna ungu yang kupegang, jadi ya begitu.

Sampai aku membaca ayat ke 43, ada seseorang yang duduk disebelahku. Sepertinya dia sudah duduk lama disitu, dan mendengarkanku membaca al-qur'an.

"Sodaqollahul adzim.", ucapku sambil menutup al-qur'an lalu menciumnya. Mencium al-qur'annya. Lalu aku menengok kearah seseorang itu yang sedari tadi memperhatikanku.

"Ada apa Nana sunbaenim? Jangan melihatku seperti itu...", tanyaku sedikit salah tingkah.

"Nana sunbaenim?", tanyanya.

"Iya Nana. Sunbaenim sering dipanggil Nana-kan?", jawabku ragu.

"Bukan Nana sunbaenim... tapi Nana oppa.", katanya sambil terus menatapku. Aku hanya terjebak di acara tatap-tatapan itu. Sampai aku mengalihkan pandanganku ke al-qur'anku.

"Suaramu bagus...", katanya lagi. Aku hanya diam tidak menjawabnya.

"Aku tahu ini aneh tapi... Bolehkah aku membacanya, emm maksudku melihatnya?", katanya. Itu bahkan tidak aneh, jika dia hanya membaca atau melihat isi dari al-qur'an.

"Yakin?", tanyaku ragu. Ia hanya mengangguk dan menungguku untuk membuka al-qur'anku. Akupun membukanya dan dia melihat tulisan arab yang mungkin dia fikir aneh? Terlihat jelas dari ekspresi wajahnya yang bingung dan... entahlah.

"Boleh bacakan sedikit?", tanyanya sambil menunjuk satu ayat. Aku menarik nafas lalu membacanya.

"Wa idzaa qiila lahum anfiquu mimmaa rozaqakumul laahu qoolal ladziina kafaruu lilladziina aamanuuu anut'imu mal-law yashaaa'ul laahu at'amahuuu in antum illaa fii dzolaalim mubiin.", bacaanku. Jaemin oppa memperhatikanku lagi, tatapan itu lagi, tatapan yang tidak kutahu maksudnya apa.

"Susah ternyata bacanya ya...", ucap Jaemin oppa sambil tersenyum. Dan terjadilah acara tatap-tatapan lagi.

"Astagfirullah...", ucapku pelan saat menyadari diriku yang terlalu lama menatap Jaemin oppa, aku mengalihkan pandanganku lagi.

"Kamu bilang apa tadi?", tanya Jaemin oppa.

"Hanya salah satu tulisan yang ada disini.", jawabku sambil menunjuk al-qur'anku.

"Oh... Aku ingin mengajakmu makan siang. Mau?", ajak Jaemin oppa. Aku ingin menerima ajakannya tapi aku ingat kalau aku sudah dapat makan siang dari KIS.

"Emm, maaf oppa. Tapi sepertinya aku tidak bi—", ucapanku terpotong karena jari telunjuk Jaemin oppa berada tepat didepan bibirku. Tidak mengenai bibirku, hanya berada didepan dengan jarak 2 cm.

"Aku sudah izin pada kepala sekolah. Jadi aku bisa membawamu makan siang bersama.", kata Jaemin oppa. Sebegitu niatkah ia mengajakku makan siang sampai izin kepada kepala sekolah? Wow, aku terkejut.

Belum sempat aku menjawab, tanganku sudah ditarik menuju lift. Aku langsung memasukkan al-qur'anku kedalam kantong baju. Al-qur'anku lumayan kecil, jadi muat di kantong bajuku.

Jaemin oppa membawaku ke restoran yang berada tepat didepan gerbang KIS. Restorannya tidak ramai, hanya beberapa orang yang sepertinya staff KIS. Mungkin restoran ini sudah menjadi restoran khusus untuk staff KIS? Aku tidak tahu.

Jaemin oppa menyuruhku untuk duduk saja, biar ia yang memesan makanannya. Aku duduk didekat jendela, tempat duduk yang paling kusuka.

Ngomong-ngomong, restoran ini pastinya halal. Kalau tidak halal, mana mungkin Jaemin oppa membawaku kesini.

Sambil menunggu Jaemin oppa datang, aku kembali membaca al-qur'anku. Jaemin oppapun datang dan membawa nampan berisi makanan dan minuman, lalu duduk di kursi depanku. Kamipun makan bersama.

naura.nard_ilah

🖤 like by nct_dream and othersnaura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤 like by nct_dream and others
naura.nard_ilah : Nana :) 🖤

Comment :
khairunisa.d_8 : Nana? Kelean berdua makan siang bareng?
arin.a_to_fa : Aink kok nggak enak gini hatinya :(

~CAN I?~

AUTHOR NOTES :

Ehek! Hmm, gimana? Part ini hanya terlintas diotak saja. Daripada author nggak up. Maaf ya yang nungguin up dari pagi! Author juga lagi PMS jadi mood berubah-rubah nih.

Makasih yang udah baca cerita ini! Jangan lupa VOTE, COMMENT, SHARE, & FOLLOW ya! Annyeong! 🎄💚🎄💚🎄💚🎄💚🎄

CAN l? {✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang