-03-

341 40 5
                                    

Deven terbangun dari pingsannya, ia membuka matanya dan merasakan ada hal yang janggal.

Villa ini lagi?? Kok aku bisa kesini lagi?? Tanya Deven dalam hati.

Seketika Deven teringat kejadian tadi sebelum dirinya pingsan, tangannya yang terikat tali hanya bisa mengepalkan tangannya. "Lifia" ucap Deven.

Lifia tertawa terbahak bahak, "Senang bertemu kamu lagi" kata Lifia.

Deven jadi teringat kejadian masalalu saat Lifia melemparkan batu kearah mendiang kakaknya, "Lepasin gue" ucap Deven yang berusaha memberontak.

"Lepasin?? HAHAHAHAHAHA, mimpi" Lifiapun mendekati Deven dan menyentuh dagu Deven. "Sebentar lagi teman-temanmu datang, kuatkan matamu karena akan ku bunuh satu satu!" Ucap Lifia dan kebali tertawa.

Deven menunduk lemas, ia teringat oleh Anneth dan yang lainnya. Gue rela gue yang mati asalkan jangan nyawa temen temen gue yang diambil sama hantu hina ini. Batin Deven.

Lifia menatap Deven lalu tersenyum meremehkan, ia menggerakan tangannya kearah Deven. Tanpa sentuhanpun Deven mengangkat dagunya karena sihir dari Lifia.

"KATAKAN PADAKU DIMANA KERIS ITU!!!!" Ucap Lifia, Deven menggeleng. Sebenarnya juga ia tidak tahu dimana keris itu berada, yang ia tahu hanya yang ada didalam tubuh Anneth dan keris pemberian nenek.

Tunggu, apa ini ada hubungannya dengan nenek?? Batin Deven.

"A-aku tau dimana keris itu"

-☠-

"Kok gue tiba tiba aneh sih sama jalan ini" ucap Friden, "Kenapa Den??" Tanya Charisa.

Samuel memberhentikan motornya, "Kayaknya kita tersesat deh?? Dulu bukan gini jalannya" ucap Samuel. Anneth melihat sekeliling, ada Mang Ujo disana. Ia seorang petani dan tukang kayu bakar.

"Mang Ujo!!!" Panggil Anneth.

"Iya??"

"Liat Deven lewat kearah sini gak??"

"Ohh!! Liat!! Tadi dia kearah sana" Mang Ujo menunjukkan dimana ia meihat Deven. "Oke makasih yaa Mang!!" Ucap Anneth.

"Iya sama sama"

Anneth dan yang lainnyapun menuju jalan yang ditunjukkan Mang Ujo. Sementara Mang Ujo hanya menatap kepergian mereka dan tersenyum sesaat lalu menghilang.

Mereka sampai di villa itu, tanpa rasa takut mereka masuk kedalam villa. "DEVEN!!!! DEVEN!!!!" Anneth, Charisa, Friden dan Samuel terus memanggil nama Deven namun nihil. Tidak ada yang menjawab panggilan itu.

"Anneth!! Sini!!" Panggil Charisa, Anneth menghampiri Charisa yang sedang duduk didekat tiang. "Apa Cha??" Tanya Anneth.

Charisa menunjukkan sesuatu, "Liat deh!!! Ini bukannya gelangnya Deven?? Berarti dia berhasil keluar dari sini!" Jawab Charisa.

Friden dan Samuel mengangguk, "Iya kayaknya dia udah kabur. Dan...."

"Dan??"

"Dan pasti Deven lagi dikejar Lifia"

Anneth hampir menangis mendengarnya, "Yauda ayok kita cari Deven!" Ucap Anneth. Mereka semua mengangguk setuju.

Mereka kembali keluar dari villa dan menuju pedesaan, "Telponin Gogo dong!! Tanyain kondisi mereka gimana" pinta Charisa.

Anneth mengeluarkan HPnya dan menelpon Gogo.

Haloo??

Iya Neth!!

Go disana gimana?? Aman??

Jauh darikata aman Neth!!

Ke-kenapa??

Semua orang kayak di hipnotis Neth!!

Ma-maksudnya??

Tatapan mereka jadi kosong

Terus terus??

Nenek lo bisa berdiri!!

HAH?? Lo dimana??

Gue, Mirai sama Aca ada dirumah Aca.

Yauda gue kesana!!

Anneth, Charisa, Friden dan Samuelpun pulang menuju rumah Marsha.

Tokk....tokk...tok....

"Go!! Ini gue Sam!" Ucap Samuel, Gogo membukakan pintu dan menarik Samuel, Friden, Anneth dan Charisa cepat untuk masuk kedalam rumah.

"Ada apa sih sebenernya??" Tanya Charisa.

"Jadi gini Cha, semua warga disana yang bantu nenek lo. Mereka tiba tiba kayak sujud gitu, dan yang lebih anehnya lagi pas bangun dari sujud mereka tatapannya kosong banget!! Nenek lo tiba tiba bangun dan berdiri, tatapannya sama kosong juga. Gue, Mirai sama Gogo langsung lari kesini. Untung gaada yang liat, gue takut mereka kenapa napa Cha... Ada mama gue disana" jawab Marsha.

"Kita semua lagi takut juga Ca, Deven belum ketemu. Villanya kosong, cuman ada gelang Deven doang" ucap Anneth.

Friden, Samuel dan Gogo menguatkan sahabat perempuannya itu. Terutama Anneth, ia merasa semua salah dirinya.

Joo... Kak Uwa, andaikan kalian disini... Anneth bingung harus lakuin apa. Rintih Anneth dalam hati.

"Ehmm.. Go, tadi selain tatapan mereka kosong. Ada hal yang aneh apa lagi??" Tanya Samuel.

"Habis tatapan mereka kosong, mereka kayak ngeluarin asap warna hitam!!" Jawab Gogo.

Samuel mengerutkan dahinya, "Mereka kena ilmu sihir. Pasti dibalik semua ini ada yang jadi dalang" ucap Samuel. Anneth mengangguk setuju, "Terus kita harus gimana??" Tanya Charisa.

"Gue punya ide"

__________
Hi gaisss maap segini dulu yaa hehe jangan lupa comment ama vote yaa!!

Ada yg mau request next cerita alurnya mau gimana??

Tetep jaga kesehatan yaa!!!

Luv u'all~(^з^)-♡

LIFIA.2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang