Suka ih liat kalian ngegas minta next😚
_________________"U—Ucha?"
Deven mengerutkan dahinya, apa benar ini adalah Charisa?
Charisa berhenti dihadapan Deven, Deven was was karena ia takut jika dihadapannya ini bukan Charisa yang asli.
"C—Cha?? I-ini lo??" Tanya Deven, namun Charisa tidak menjawab sepatah katapun.
Charisa mendekati Deven dan mengarahkan pisau yang ia pegang kearah Deven. Deven memejamkan matanya, ia takut pisaunya menusuk tubuhnya.
Tapi tidak, pisau itu mengarah ke tali. Talinya terlepas!!
"Dev! Buruan ayok lari! Mumpung Lifia masih didalem!!" Ucap Charisa.
Deven menggeleng, "Gak. Gue gaakan lari ikut lo kabur" kata Deven.
"Loh?? Kenapa??"
Deven mengambil pisau ditangan Charisa dan melemparkannya kearah kepala Charisa.
"Karena gue tau lo bukan Ucha yang asli"
Ternyata benar, setelah pisau itu tertancap di kepala sosok yang menyerupai Charisa, sosok itupun berubah menjadi wujud yang aslinya dan menghilang entah kemana.
"Tapi untung deh, setannya bantuin gue lepas. Gue harus kabur" saat Deven akan melangkahkan kakinya, tiba tiba tubuhnya menjadi kaku dan perlahan lahan terangkat ke langit.
Sialan.
"Hahahaha mau kemana kamu??" Ucap Lifia sambil tersenyum seram. "Le—lepasin!!" Rintih Deven.
Lifia melepaskan cengkramannya dan Deven ambruk ke tanah. "Sampai kapanpun, kalian semua gaakan bisa lepas dari terror!!"
Deven berusaha membalikkan badannya, tangannya berdarah. "Bukankah kamu sudah dapatkan apa yang kamu mau?!" Tanya Deven.
Lifia tertawa keras, hingga membuat Deven harus menutup telinganya.
[☠]
Anneth dan yang lainnya terus mencari Deven disekitar air terjun. "Dev, lo dimana sii" ucap Anneth pada dirinya sendiri.
Tiba tiba ada suara nyaring yang masuk kedalam imdra pendengaran Anneth dan yang lainnya. "Awwww" Charisa meringis kesakitan sambil menutup telinganya.
"I—itu suara Lifia!! Pasti Deven ada disekitar sini" ucap Anneth. Merekapun menuju arah sumber suara walaupun suara tawa Lifia semakin membuat telinga sakit.
"DEVENNNN!!!" Anneth menemulan Deven, dan Lifia. Anneth berlari kearah Deven, begitupun yang lainnya.
"Dev lo gapapa??" Tanya Anneth, Deven hanya menggeleng dan menatap teman temannya. "Kalian nga—ngapain kesini?? Cepetan lari!!!" Pinta Deven.
Charisa menggeleng, "Gak. Kita gaakan lari tanpa bawa lo!" Ucap Charisa. Mirai dan Marsha mengeluarkan ramuan untuk luka Deven. Sementara Friden, Gogo dan Samuel melindungi sahabat-sahabatnya.
Lifia yang melihat itu tertawa miris, "Percuma kalian akan melarikan diri kalau pada akhirnya kalian akan mati sekarang juga" kata Lifia.
Anneth menatap Lifia dengan tatapan tajam, sangat tajam bahkan Charisa bergidik ngeri karena ia belum pernah melihat Anneth semarah ini.
"LO YANG BAKALAN MUSNAH SEKARANG JUGA!!" Bentak Anneth sambil menunjuk muka Lifia. Sekali lagi Lifia tertawa keras, semua menutup telinga kecuali Anneth.
Walaupun telinganya terasa sakit, Anneth tidak akan menunjukkan bahwa ia kesakitan. Ia harus memusnahkan hantu ini.
Lifia mengarahkan tangannya kearah leher Anneth dan perlahan kaki Anneth sudah tidak ditanah. Anneth merintih kesakitan, lehernya sakit.
Charisa yang melihat itu geram, ia ingin melawan namun ia tidak bisa apa apa. Ia mencoba mencari ide, saat ia melihat kearah hutan, ia nelihat sosok yang sedang mengintip kejadian ini.
Charisa mengerutkan dahinya, sepertinya ia kenal dengan sosok yang sedang melihat mereka.
"KAK UWA!" Teriak Charisa, sontak Lifia melepaskan cengkramannya dan Anneth ambruk ketanah.
Nashwa tersenyum, sekarang Charisa mengerti mengapa Nashwa hanya terdiam disitu. Ia ingin mnegejutkan Lifia agar Lifia melepaskan cengkramannya dari leher Anneth.
"Neth lo gapapa?" Tanya Samuel. "Gapapa" jawab Anneth.
Anneth mendekat kearah Lifia, "Sebenernya apa yang lo mau?!" Tanya Anneth.
Lifia tertawa miris, "AKU CUMAN MAU KERIS ITU!! DIA MEMBOHONGIKU!! KATANYA KERIS ITU ADA DIDALAM GUA AIR TERJUN! TAPI BUKTINYA?? GAADA!!" Jawab Lifia sambil menunjuk Deven.
Deven terkejut, apa benar keris itu tidak ada? Setaunya keris itu tersimpan aman didalam gua.
"Maksud kamu keris ini??"
Semua terkejut karena keris yang dibicarakan ada ditangan Charisa.
Bahkan Annethpun bingung darimana Charisa mendapatkan keris itu.
Lifia mencengkram Charisa, namun Charisa tetap bertahan.
Karena keris itu.
"BERIKAN KERIS ITU KEPADAKU!"
Charisa tersenyum sinis, "Lo mau ini?? Udah anak kecil mainannya bukan keris. Lo mending balik lagi ke alam lo, udah seneng apa hah lo ngancurin kita semua?? BAHKAN ADEK LO SENDIRI LO JADIIN KORBAN" ucap Charisa.
Lifia terdiam, ia menjadi teringat kepada Joa. Sebetulnya Lifia iri kepada adiknya, karena ketika adiknya meninggal, ia dikuburkan dengan selayaknya.
Sedangkan dirinya?? Tulang belulangnya pun dihanyutkan kesungai.
"Oke, aku akan pergi. Tapi dengan satu syarat"
Anneth melihat ucapan yang tulus dari Lifia. "Apa?" Tanya Anneth.
"Temukan bagian tubuhku, dan kuburkan bagian tubuhku dengan layak. Sebagaimana kalian menguburkan Joa"
__________
Eits!! Ceritanya belom beres gais!! Masih ada misteri yg belum terpecahlan lohh!!Double up gak tuhh

KAMU SEDANG MEMBACA
LIFIA.2 (TAMAT)
HorrorSince 8 Juni 2020 - 25 Juni 2020 Aku kembali. season 2 is here!!!