"Temukan bagian tubuhku, dan kuburkan bagian tubuhku dengan layak. Sebagaimana kalian menguburkan Joa" ucap Lifia.
Charisa dan yang lainnya agak tersentuh dengan ucapan Lifia. Anneth menatap Lifia lekat, "Oke. Kita semua bakalan bantu kamu, tapi kita juga punya syarat" pinta Anneth.
Seketika Lifia berubah menjadi sosok anak kecil, sosok saat ia pertama kali bertemu dengan Anneth. "Apa?" Tanyanya.
"Kembalikan warga desa, dan kembalikan semuanya seperti semula" jawab Anneth.
Lifia terdiam sejenak, "Warga desa?? Ada apa dengan warga desa??" Tanya Lifia.
Friden mengerutkan dahinya, "Bukannya kamu yang buat warga desa jadi terhipnotis?? Dan kamu kan yang masuk ketubuh nenek Anneth sama Ucha??" Tanya Friden.
Lifia tertawa kecil, tawanya tidak menyeramkan seperti tadi. "Kalau aku yang masuk ketubuh nenek itu, terus buat apa aku ada disini??" Ucap Lifia.
"Ahh lupakan!! Bantuin dulu ini Deven" kata Charisa, Lifia pun mendekati Deven dan mengobati luka akibat dirinya.
"Maaf ya" ucap Lifia. Deven mengangguk, "Kenapa kamu ngincer keris itu??" Tanya Deven yang penasaran.
Lifia termenung, "Keris itu milik ibu. Tapi direbut oleh nenek jahat itu, ia mengambil keris itu dipergunakan untuk....."
"Untuk??" Tanya Charisa dan Anneth bersamaan.
"Mencari tumbal karena nenek kalian ingin hidup abadi. Ia menukar nyawa orang untuk menambah umur hidupnya kepada iblis" jawab Lifia.
Semuanya tersontak kaget, "Kamu tau darimana??" Tanya Anneth.
-FLASHBACK ON-
"Ibu.... Ibu mau kemana??" Tanya Lili yang sedang mengendong Joa kecil. "Ibu mau nyelamatin nyawa seseorang, kamu harus diem disini ya?? Jangan kemana mana!! Jagain adek kamu. Dengerin ibu, kalau besok pagi ibu gadateng kerumah lagi, kamu sama Joa pergi dari perkampungan ini oke?? Pergi sejauh mungkin! Lewat pintu belakang! Ada jalan setapak, kamu terus ikutin jalan itu dan kamu bakalan sampe di satu rumah. Itu aman buat kamu, jangan sampai ada warga desa yang tau, disana ibu sudah menyedialan beberapa makanan untuk kamu dan Joa. Ibu tau makanan itu hanya beberapa untuk bertahan hidup, tapi percaya... Semoga ibu bisa balik lagi kesini" jawab Ibu.
Lili sebenarnya tahu apa yang terjadi, tentang semua pesugihan yang dilakukan oleh nenek Nashwa, tentang keris yang dicuri ibunya agar pesugihan itu gagal. Dan didalam keris itu ada sebuah boneka jenglot, Lili tahu semua, tapi ia diam.
"Ba—baiklah bu" ucap Lili atau Lifia yang ketakutan sambil memeluk Joa erat.
Ibu pergi kerumah nenek, disana ramai karena ada yang sedang melahirkan.
Ini kesempatan untuk menyembunyikan keris agar tidak ada lagi pesugihan di desa ini.
Ibu masuk mengendap-endap, bayi itu ditinggal sendirian disatu ruangan karena akan dimandikan. Ibu memangku bayi tersebut dan membaca mantra agar keris bisa tersimpan aman tanpa melukai bayi tersebut.
Dan bayi ini lahir dibulan purnama, dimana ritual pesugihan akan dimulai beberapa jam lagi. Tidak butuh waktu lama, keris itu masuk kedalam tubuh bayi dan ibu langsung pergi karena takut jika ia ketahuan.
"KERIS ITU HILANGG!!!" Teriak seorang warga, jantung ibu berpacu dengan cepat. Ia berjalan dengan gelisah, kini ia memikirkan keadaan Lili dan Joa.
Nenek keluar dari rumah, ia melihat ibu berjalan dengan gelisah. Dan ia bisa membaca pikiran ibu bahwa ialah yang sudah mencuri keris itu.
"KEJAR WANITA ITU!! WANITA ITULAH YANG SUDAH MEMBAWA KERIS!!" Teriak nenek, sontak semua warga mengejar ibu.
Lili menangis hebat, begitupun dengan Joa. Walaupun Joa masoh bayi, mungkin ia bisa merasakannya. Lili membawa beberapa baju Joa dan berlari lewat pintu belakang.
Ia sampai dirumah yang disediakan oleh ibunya, Lili meletakkan Joa yang tertidur dan menuliskan surat.
"Maafin kakak ya Jo. Kakak ninggalin kamu sendiri, kakak harus bantu ibu. Semoga kamu bisa tumbuh jadi anak yang baik."-Lili.
Dan Lilipun meninggalkan Joa seorang diri dirumah tua, sementara ia kembali kedesa untuk menyelamatkan ibunya.
Lili melihat ibunya yang diseret ketengah hutan oleh warga, ingin sekali ia meminta bantuan kepada Nashwa, namun temannya itu sedang sibuk mengurus bayi yang baru lahir.
Lili mengikuti kemana warga pergi, ia mengintip dibalik pohon beringin, ibunya sama sekali tidak menangis! Ibunya kuat.
Warga mengikat ibu di sebatang kayu dan dikelilingi oleh 10-15 orang.
Ibu seperti akan dibakar.
Ditengah kerumunan warga yang akan melakukan pesugihan itu, muncullah nenek dan tertawa sinis melihat ibu yang diikat tidak berdaya.
"KATAKAN PADAKU!! DIMANA KERIS ITU KAU SIMPAN!!"
"TIDAK AKAN!! AKU TIDAK AKAN MEMBERITAHUMU DIMANA AKU MENYIMPAN KERIS ITU!!"
Seseorang mengguyurkan minyak disekeliling ibu, serta dibadan ibu. Lili semakin panik, ia tidak tahu bagaimana caranya untuk menyelamatkan ibunya. Secara Lili tidak ada apa apanya dibandingkan para pemuja iblis itu.
Tak sadar, ada yang memperhatikan Lili dan ia membawa sebuah golok, jika Lili berhasil lolos, maka akan terbongkar sudah tentang pesugihan ini.
Lili kembali fokus kepada ibunya, "SEKALI LAGI DIMANA KERIS ITU KAU SIMPAN!!" Teriak nenek. Ibu kembali tidak menjawab, sungguh. Lili ingin sekali melindungi ibunya untuk saat ini.
Karena terus tidak menjawab pertanyaan nenek, ia mencengkram leher ibu dan mengucapkan mantra. Akhirnya ibu tidak sadarkan diri, ia sedang dikendalikan oleh nenek.
Ibu berusaha memberontak agar dirinya tidak menyebutkan dimana letak keris itu berada, namun nihil, pelan pelan ia menyebutkan dimana letak keris itu karena sudah tidak tahan melawan mantra yang diberikan oleh nenek.
"Le-letak keris itu be-berada di ga-gadis perempuan yang lahir di—"
Belum sempat Lili mendengar semua, tiba tiba golok tertanam diperutnya. Lili meringis kesakitan, tapi ia berusaha tidak membuat kebisingan karena semuanya akan kacau.
Ia menoleh kebelakang siapa yang menusuknya.
Ternyata itu adalah
____________
Segini dulu gais!! Buat kalian yg masih bingung, intinya di cerita Lifia season 2 ini kita melengkapi cerita 'masa lalu' yg membuat keadaan jadi kacau ya gais!!Mampir ke cerita 'Secret Feelings, LunaRigel, sama Di(e)ary' yukk!!'

KAMU SEDANG MEMBACA
LIFIA.2 (TAMAT)
رعبSince 8 Juni 2020 - 25 Juni 2020 Aku kembali. season 2 is here!!!