-12-

348 39 21
                                    

Ternyata seru gantungin kalian HAHAHAHAHAHAHA canda sayang mwah.
____________

"ANNETH!!!"

Anneth tak sengaja melepaskan genggamna tangannya dari Charisa karena ia terkejut melihat iblis berwujud kuyang yang tiba tiba ada dihadapannya.

Sontak Joa langsung memeluk Anneth, agar semua iblis itu tidak bisa mengambil Anneth.

"Tenang nak, Anneth udah sama Joa... Iblis itu gaakan apa apain dia"

Charisa mengangguk, kini Charisa memeluk ibu karena ia takut.

Mereka berhasil keluar dari lorong tersebut, kini mereka berada ditengah hutan kembali.

"Udah jam duabelas kurang lima menit, kita harus cepet kesana" ucap Charisa. Ibu dan Joa kembali menuntun Anneth dan Charisa agar cepat sampai di area pedesaan.

23.58

Lifia semakin khawatir karena Anneth dan Charisa tak kunjung datang.

Sebentar lagi semua akan terbongkar.

Lifia harus melindungi Deven dan yang lainnya.

Tapi Lifia juga harus mengikuti perintah iblis jahat itu.

"Annethh... Uchaa... Kalian dimana" lirih Lifia.

Deven dan yang lainnya pun khawatir karena mereka tidak melihat Anneth ataupun Charisa.

23.59

"LIFIA!! BAWAKAN DUA GADIS ITU DAN IKAT DIBATANG KAYU!!"

Lifia menyeret tubuh Anneth dan Charisa —yang palsu— dan mengikatnya dibatang kayu. Setelah itu Lifia mundur kebelakang dan menuju Deven serta yang lainnya.

"Semua udah siap??" Tanya Lifia. "Siap!! Tapi Anneth sama Ucha mana??" Tanya Gogo.

"Gue disini!"

Mereka semua menoleh kearah Anneth dan Charisa. Disana juga ada Joa dan ibu.

Lifia memeluk ibunya serta adik kesayanganya, "Makasih Joa... Kamu udah bantu kakak" ucap Lifia.

"Sama sama kak, sekarang kita harus berjuang buat lawan iblis itu"

Deven menatap Anneth, "Lo gapapa??" Tanya Deven. Anneth mengangguk, "Gue gapapa Ven... Gue diselametin sama ibu sama Joa, mereka bakalan bantuin kita buat nyerang iblis itu" jawab Anneth.

"Aku ketinggalan ya???"

Tiba tiba sosok Nashwa muncul dihadapan mereka, Anneth tersenyum senang. Terlebih lagi Lifia, ia sangt ingin memeluk Nashwa.

"Uwaa...."

"Lili...."

Lifia memeluk Nashwa dengan erat, walaupun mama Nashwa yang telah membunuh dirinya, tak ada sedikitpun rasa benci Lifia kepada Nashwa.

"LIFIA!!! DIMANA KAMU!!! KAMU MENIPUKU!! KALIAN SEMUA!!! CARI ANAK ANAK ITU!!!"

"Kalian siap siap!! Ibu akan menghadang iblis itu"

Iblis itu tertawa melihat siapa yang ada dihadapannya, "Ternyata kau sudah bebas huh?? Siapa yang membebaskanmu??" Tanya iblis itu.

"Aku"

Anneth dan Charisa muncul dari belakang ibu, iblis bisa melihat bahwa aura Anneth dan Charisa sangat kuat.

Terlebih lagi Anneth, auranya lebih kuat dibanding Charisa.

"Wah wah wah, jadi kalian semua bekerja sama?? Hanya segini kekuatan kalian?? Apakah kalian tidak takut denganku??" Tanya iblis meremehkan, "KITA TIDAK AKAN TAKUT DENGAN MAKHLUK SEPERTIMU!!" Teriak Anneth.

Iblis itu tertawa keras, "Bahkan kau saja bekerja sama kepada sejenis ku, apa kau pengecut??"

Anneth maju selangkah, Charisa mencekal tangan Anneth. "Jangan emosi!! Dia lebih punya kekuatan dibanding kita" ucap Charisa.

"WAHAI PARA PENGIKUTKU, SERANGLAH MEREKA!!"

Semua warga berpencar untuk menyerang Anneth dan Charisa.

"Ayok maju!!" Deven dan yang lainnyapun beraksi.

Malam ini, pertempuran dimana 8 manusia melawan warga desa yang sudah disihir oleh iblis.

Lifia, Nashwa dan Joa muncul. Mereka membantu ibu untuk memusnahkan iblis itu.

"Oh apa ini?? Bahkan kaumku sendiripun ingin melawanku?? Apakah kalian sudah gila??" Tanya iblis itu.

"Sesungguhnya kamu yang gila!"

Anneth khawatir dengan keadaan teman temannya, ia dan Charisa sedang bersembunyi didalam rumah.

"Cha... Cuman satu yang bisa bikin semua selesai"

"Apa??"

"Keris ini, yang ada ditubuh gue. Gue bisa lawan iblis itu, ya gue tau dia gaakan bisa musnah. Tapi gaada salahnya kan lenyapin dia sampai hari akhir??"

"Tapi kan Neth, kalau lo mau pake keris itu.. Nya—"

"Gue siap Cha"

Charisa menggelengkan kepalanya, "Gak!! Gaboleh!! Neth lo yang bilang kan jangan sampe ada yang ninggalin kita lagi??" Ucap Charisa, ia menangis.

Anneth mengelus puncak kepala Charisa, "Chaa... Ini udah takdir gue, takdir gue yang harus gue jalanin. Jalan hidup gue udah gini..."

"Tapi Neth.. Apa gaada cara lain??"

"Gaada Cha... Karena gue ditakdirkan buat lindungin kalian. Walaupun nyawa gue jadi taruhannya"

Charisa memeluk Anneth, selama ini Anneth lah yang selalu menjaga Charisa dari makhluk berenergi jahat.

"Lo siap Cha??" Tanya Anneth, Charisa hanya mengangguk lemas. "Kalau itu emang keputusan lo, gu-gue siap" jawab Charisa.

Anneth tersenyum senang, Anneth membalas pelukan Charisa. "Gue bakalan kangen marahin lo Cha" lirih Anneth.

"Gue juga bakalan kangen diomelin sama lo, Neth"

Anneth menghapus air matanya dan air mata Charisa, "Jangan sedih..."

"ANNETH!! DIMANA KAMU???"

Charisa tersentak kaget karena iblis itu sedang mencari Anneth. "Neth, biar gue yang lindungin lo sekarang.. Untuk yang terakhir kalinya" ucap Charisa.

Anneth dan Charisa keluar dari rumah, "KITA DISINI IBLIS!!!" Teriak Charisa.

Para warga itu sudah pingsan—artinya sudah tidak ada ruh iblis lagi didalamnya— namun Deven dan yang lainnya kebingungan, mengapa Charisa dan Anneth seperti orang yang sudah menangis??

Iblis itu mendekat, "Apa kalian siap untuk menjadi tumbalku??" Tanya iblis itu.

Anneth menggenggam tangan Charisa, "BAHKAN SEBELUM KAMU MENJADIKAN KAMI TUMBAL, KAMI YANG AKAN MELENYAPKANMU!!"

Seketika cahaya yang sangat terang keluar dari tubuh Anneth, bahkan Nashwa pun harus menutup matanya.

Lifia terkejut dengan apa yang Anneth lakukan, ini sudah benar benar diluar dugaan.

Charisa terus menggenggam tangan Anneth, ia tak akan melepaskan genggamannya.

Tangan kanan Anneth seketika ada keris itu, dan ia mendekati iblis jahat itu.

"RASAKAN INI!!!!"

Anneth melempar keris itu tepat di tengah kepala iblis, "Ucha!!!! Sekarang!!!!!"

"LENYAPLAH KAU WAHAI IBLIS!!!!"

Charisa melempar keris yang ia temukan di air terjun kearah jantung iblis itu.

"TIIDAKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!"

________________
Tidakk sampai sini dulu gais besok dilanjut hehe lupyu

LIFIA.2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang