Sementara di desa, nenek yang melihat semua lewat cermin itu hanya tertawa sinis.
"Dasar anak bodoh"
Anneth dan yang lainnya sudah sampai diperbatasan desa dan hutan, bohong jika mereka tidak bilang mereka takut. Tapi demi semua kembali normal, mereka mau melakukan hal gila ini.
"Motor kalian dimana??" Tanya Lifia, "Ada dirumah Aca. Itu banyak banget warga, gimana cara kita lewatinya??" Tanya Samuel.
Lifia melihat sekeliling, "Ucha, aku boleh pinjem tubuh kamu gak?? Buat objek doang, biar mereka bisa pegangan sama aku. Biar aku yang anterin mereka kedalem rumah Marsha" ucap Lifia, Charisa mengangguk. Kini Lifia sudah berada ditubuh Charisa.
"Anneth, kamu diem dimobil jangan keluar, aku bakalan kesini lagi" kata Lifia, Annethpun mengangguk.
Mirai, Marsha, Friden, Samuel, Gogo,Deven dan Lifia saling berpegangan tangan dan seketika mereka menghilang dari hadapan Anneth.
"Semoga mereka aman" ucap Anneth.
Lifia mengantarkan mereka sampai didalam rumah, "Aku bakalan ke Anneth lagi" pamit Lifia, "Jagain Anneth sama Ucha Lif!! Makasih" ucap Deven.
Lifiapun kembali ke Anneth dan keluar dari tubuh Charisa, "Sekarang apa??" Tanya Charisa.
"Kita tunggu yang lain bawa motor, otomatis warga yang jaga bakalan kejar mereka. Mereka juga udah siap bawa kayu, dan mereka pake kacamata sama masker" jawab Lifia yang sedang duduk sambil mengawasi warga.
"Terus mereka bakalan bawa warga kemana??" Tanya Anneth, "Air terjun! Mereka bakalan bawa warga ke air terjun. Mirai sama Marsha bakalan tuangin ramuan yang aku kasih dan warga bakalan sembuh" jawab Lifia.
Anneth memegang tangan Charisa dan Lifia, ya hanya Anneth dan Charisa yang bisa menyentuh Lifia. "Gue takut ini gagal, gue takut kalau bakalan ada nyawa lagi yang hilang" ucap Anneth.
Charisa menggeleng, "Bohong kalau gue juga ga takut Neth, tapi gimana lagi? Kita harus lawan semua. Dan kita harus saling jaga biar gaada nyawa yang hilang lagi" kata Charisa yang berusaha menenangkan Anneth.
Andai aja Nashwa masih ada disini, mungkin aku gaakan kesepian dan bisa main sama dia. Batin Lifia.
Charisa dan Anneth saling menatap, mereka bisa mendengar kata hati Lifia karena mereka sedang bersentuhan.
Tiba tiba HP Charisa berbunyi, ada telfon dari Friden.
Halo Den??
Halo Cha!! Lo udah sama Anneth sama Lifia?
Udah, kenapa??
Ini gue sama yang lain mau siap siap
Ohh, hati hati Den!!
Lo juga, saling jaga ya Cha
So pasti, yauda gue, Anneth sama Lifia mau siap siap
Oke, staysafe Cha
Thanks Den
"Apa katanya??" Tanya Anneth, "Mereka bakalan keluar rumah bentar lagi. Kita harus siap siap" jawab Charisa.
Lifia mengangguk, "Jangan kepisah sama aku! Iblis itu terlalu kuat" pinta Lifia.
Beberapa menit kemudian Charisa, Anneth dan Lifia melihat Friden dan yang lainnya sedang memancing warga untuk mengejar dan mengikuti mereka.
"Aku bantu mereka dulu Neth, Cha"
"Hati hati Lif"
Lifia keluar dari mobil dan melayang di udara, ia membantu Friden dan yang lainnya agar warga mengikuti namun tidak mencelakai.
"Aman Lif!!" Ucap Deven, Lifia mengangguk. Ia menoleh kearah Anneth dan Charisa yang masih didalam mobil, karena mereka sudah menghafalkan kode, Anneth dan Charisapun turun dari mobil dan berlari menuju rumahnya.
Kenapa tidak dibantu oleh Lifia seperti Lifia membantu Deven dan teman temannya??
Karena energi iblis itu terlalu kuat, sehingga Lifia harus mencari tubuh yang ia tempati.
"Nah pas" ucap Lifia yang menempati tubuh gadis yang seumuran dengan Anneth. Iapun mengikuti Anneth dan Charisa.
Mereka sudah sampai dirumah nenek, sangat sepi tidak berpenghuni, semua berantakan, serpihan kaca dimana mana, banyak darah berceceran dan lampu gantung yang berada diatas kini sudah jatuh.
Hati hati, ini jebakan-Lifia
Jangan lengah!!-Charisa
Kita pasti bisa-Anneth
Ya, mereka semua berbicara didalam hati satu sama lain agar tidak membuat keributan.
Tiba tiba pintu terkunci dengan sendirinya, serpihan kaca yang ada dilantai melayang dan semua mengarah kepada Anneth, Charisa dan Lifia.
Biar aku yang ngatasin-Lifia
Anneth dan Charisa berdiri dibelakang tubuh yang Lifia tempati. Saat serpihan itu akan menghujani Anneth, Charisa dan Lifia, Lifia membuat dinding perindungan, setidaknya ia mencegah agar Anneth dan Charisa tidak tergores sedikitpun.
Serpihan kaca itu menghilang seketika, Anneth,Charisa dan Lifia bisa bernafas lega walaupun masih banyak rintangan yang harus mereka lewati.
Kita harus kemana lagi?-Anneth
Ambil boneka jenglot!-Lifia
Anneth terdiam sejenak, bukankah boneka jenglot dan keris milik ibu Lifia berada ditubuhnya??
Boneka jenglot gaada dibadan kamu Neth, boneka itu berhasil diambil sama nenek kamu, tapi enggak buat keris.-Lifia
Boneka jenglot itu ada dikamar nenek-Charisa.
Anneth dan Charisa mengangguk, mereka akan menuju kamar nenek.
Namun saat mereka tengah melangkah,
BRAKKKKKKK
_____________
Maap gais segini dulu aku mau belajar mwehehehe, insha allah siang aku tulis lagi dan sore aku up!!Tapi hari ini aku gak janji double up yaa, cuman diusahakan aku double up lagi~
Mampir ke cerita Secret Feelings dan jangan lupa vote juga yaa!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
LIFIA.2 (TAMAT)
HorrorSince 8 Juni 2020 - 25 Juni 2020 Aku kembali. season 2 is here!!!