-04-

351 42 16
                                    

Samuel mengerutkan dahinya, "Mereka kena ilmu sihir. Pasti dibalik semua ini ada yang jadi dalang" ucap Samuel. Anneth mengangguk setuju, "Terus kita harus gimana??" Tanya Charisa.

"Gue punya ide" Friden membuat rencana agar mereka bisa keluar dari perdesaan yang hampir seluruh warganya terkena oleh sihir.

"Lo serius Den?? Terus Deven giman?" Tanya Anneth, ia tidak bisa tenang jika Deven masih belum bisa ditemukan.

Charisa mengelus pundak Anneth, "Dua jam lagi kita berangkat. Kita harus siapin semua, biar Iden sama Sam yang kerumah nenek buat ngambil mobil papah gue. Kuncinya juga nih ada di gue, jadi mereka tinggal tancap gas" Jawab Charisa.

"Tapi Cha, apa gak terlalu bahaya Iden sama Sam keluar rumah?? Mereka bisa nyerang Iden sama Sam kapan aja" ucap Mirai yang membawa cemilan untuk teman-temannya.

"Ah gue punya kacamata sama masker!! Itu bisa ngurangin kontak mata sama mereka ngehirup udara kan??" Tanya Marsha, "Nah bener tuh!! Ada berapa??" Tanya Charisa.

Marsha menuju kamarnya dan membawa 8 buah kacamata dan masker mulut, "Buset banyak banget Ca" ucap Friden.

"Jaga jaga hehe, nih ambil satu satu" Marsha memberikan kacamata dan masker mulut kepada teman-temannya.

"Yauda sekarang kalian tenang dulu, gue mau masak buat kalian. Belum makan kan??" Tanya Mirai, "Gue bantuin lo ya" Jawab Anneth. Mirai dan Anneth pun menuju dapur, sementara Charisa dan Marsha mempersiapkan barang-barang untuk pergi dari pedesaan.

Singkat cerita mereka sudah makan, dan kini Friden dan Samuel bersiap untuk menuju rumah nenek Anneth dan Charisa.

"Sam, Iden, hati hati ya!! Kalau kalian udah bisa bawa mobil darisana, langsung telpon gue. Biar gue sama yang lain siap langsung masuk mobil" ucap Anneth.

Friden dan Samuel mengangguk, "Pokoknya inget kalian semua disini saling jaga!! Go, jagain temen teen cewek lo" kata Samuel. "Sipp!!"

Samuel dan Friden pun pergi untuk mengambil mobil, sementara Gogo, Charisa, Marsha, Mirai dan Anneth berdoa agar Friden dan Samuel selamat.

"Semua barang udah siap kan??" Tanya Gogo, Mirai mengangguk. "Yauda kita tunggu dideket pintu aja, biar nanti kita langsung lari masuk ke mobil" jawab Mirai.

Friden dan Samuel hampir sampai menuju mobil, tapi tiba tiba sekelompok warga menghalangi jalan. Ya! Sudah pasti ada yang mengendalikan mereka.

"Sam, hati hati"

"Lo juga Den"

Warga mendekati Samuel dan Friden, mereka mengambil ancang ancang untuk menerkam kedua manusia yang belum terhipnotis.

"Hitungan ketiga kita lari dan langsung masuk mobil" ucap Samuel. Mobilnya tidak terkunci, karena Friden sudah membuka kunci mobilnya.

"1"

"2"

"3"





































Ceilah tegang amat woi, vote dulu napa🤣🤣🤣




























Friden dan Samuel berhasil masuk kemobil, kini mereka sudah berada didalam mobil. "Lo telpon Anneth!! Biar gue yang nyetir" ucap Friden.

Samuel menelpon Anneth, sementara Friden fokus menyetir.

Neth!! Gue udah dimobil sama iden

Kalian gapapa kan??

Gapapa, sedikit kendala doang

Oh oke oke! Gue tunggu diluar

Jangan! Jangan keluar

Loh kenapa?

Mereka bakalan nyerang manusia

Terus gimana?

Lo diem dirumah, kalau kita udh didepan kalian langsung masuk ke mobil, gue gaakan kunci mobilnya. Inget ya hati hati!

Oke!!!

"Udah Den, mereka lagi siap siap"ucap Samuel, Friden melihat kebelakang. Banyak warga yang mengejar mereka, "Ini banyak yang ngejar gimana ceriranya" kata Friden.

Samuel menengok kebelakang, ternyata benar. "Tancap gas cepetan!!"

"Lo pegangan"

Friden mempercepat laju mobil, ia mengambil ancang ancang membuka pintu belakang untuk teman temannya.

Anneth, Charisa, Marsha, Mirai dan Gogo sudah siap menaiki mobil. Dann

Hap!! Mereka semua berhasil masuk kemobil, "Deg degan banget gue" ucap Marsha.

Mirai dan Marsha duduk dibelakang sementara Anneth, Charisa dan Gogo dibangku tengah.

"Tujuan kita sekarang ke air terjun pinggir desa" ucap Anneth. Semua terkejut dengan apa yang Anneth ucapkan.

"Lo serius Neth?? Lo tau kan kalau kesana banyak—"

"Serius!! Gue yakin Deven ada disana sama Lifia!!"

[☠]

Deven memasuki kawasan air terjun, ia tidak bisa kabur. Karena Lifia mengikat tangannya dan seluruh badan Deven dikendalikan oleh Lifia.

Anneth, semoga lo selamat. Batin Deven.

"Dimana keris itu??!!" Tanya Lifia. "Dibalik air terjun itu, ada satu gua dan disitu letak keris milik nenek" jawab Deven.

Lifia tersenyum, ia mengikatkan Deven kepohon beringin. Dan Lifia pun memasuki air terjun itu.

Deven melihat sekeliling, sore akan berganti menjadi malam. Ia khawatir teman-temannya mencari dirinya, "Gue harus kabur dari sini" ucap Deven.

Deven terus mencoba membuka tali ikatan namun nihil, Lifia memberi mantra tali itu. Dan tali itu tidak bisa dibuka.

Krekkk

Deven menengok kebelakang, sepertinya ia mendengar sesuatu.

"Ada orang disana??" Tanya Deven. Suasana kembali sepi, tapi ia merasa ada seseorang yang mengawasi dirinya.

Deven terkejut melihat siapa yang ada didepannya dan membawa pisau dan menatap tajam, tak lupa disekujur tubuhnya penuh dengan darah.

"U—Ucha??"




_____________
Segini dulu gais, gimana?? Makin ngaco ya??😭🤣 next part aku mau coba bikin jantung kalian berdetak 100 kali lebih cepat!!! Kalo bisa ya hihi

LIFIA.2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang