"A little bit scandalous, but baby don't let them see it"-Ariana Grande-
Alysa meremas rambutnya dengan kasar. Wajahnya memanas ketika mengingat kejadian semalam, membuka kakinya di depan Jungkook, terengah tepat di depan wajah pria itu—dan menyebut namanya di antara ledakan yang ia rasakan.Akhirnya kau bisa merasakan jari panjang pria itu, Alysa!
Itu sesuai fantasimu!
Sial. Bahkan ketika malu pun, ia masih sanggup merasa bangga atas dirinya sendiri karena akhirnya merasakan kenikmatan dari Jungkook—pria misterius yang ternyata pandai menyenangkan perempuan.
Alysa menarik ponselnya dari nakas, menempelnya di telinga setelah menerima panggilan dari adiknya.
“Kakak..”
“Hai, Jisung.”
“Kakak punya uang?”
Alysa menarik napas pelan. Jisung memang tidak pernah ingin berbasa-basi.
“Ya, tentu. Ingin membeli sesuatu?”
“Ya. Jika kakak tidak keberatan—sebenarnya—aku melihat satu jaket keren…”
“Ah, begitu.... Baiklah, berapa yang kau butuhkan?”
“Bisa kita bertemu secara langsung?”
Alysa melirik jam yang terletak di atas nakas, membelalak saat menemukan arah jarum jam pendek menunjukkan pukul sepuluh siang.“Hari ini?”
“Ya. Hanya jika itu tidak merepotkan.”
“Baiklah, tapi aku sudah pindah tempat kerja. Aku bekerja sebagai—pengasuh.” Alysa menggigit bibir, takut Jisung berkomentar pedas mengenai pekerjaan barunya.
“Kirimkan saja alamatnya, aku akan ke sana. Pukul tiga sore.” Alysa membuang napas lega.
“Okay.”
Alysa meletakkan ponsel di sisi ranjang kemudian beringsut turun untuk mandi. Selain karena gerah, ia memang harus melakukannya untuk menghilangkan jejak panas yang masih tertinggal semalam. Alysa bertelanjang, menyalakan pancuran untuk membasahi badan.
Perihal Jungkook, pria itu pergi setelah menyempatkan diri menggendong Alysa ke atas ranjang, dan—setelah dengan hal paling memalukan memasang kembali celana dalam Alysa yang sempat dibuka. Alysa pikir, itu akan menjadi babak tambahan, mungkin mereka akan melakukan kegiatan yang lebih panas. Namun Jungkook hanya membawanya ke ranjang, menyalakan lampu tidur lalu mematikan lampu ruangan.
Tetapi pria itu berhenti di daun pintu. Hanya untuk mengatakan. “ Aku pergi hanya agar kau bisa beristirahat dan bisa lebih bugar daripada ini besok.”
Oh well, Alysa akan memulai tugasnya mulai hari ini, menjadi Nanny untuk bayi tanpa nama---menjadi Nanny pulang untuk ayahnya.
Alysa sibuk melamun di bawah pancuran, mengusap tubuhnya yang licin karena air—lalu membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk pada masa depan. Jisung mungkin tidak tahu ia pernah menjadi penari tiang di sebuah pub alih-alih pelayan restoran yang diketahui laki-laki itu, Jisung mungkin tidak tahu juga kalau sekarang Alysa sudah terikat pada seorang pria, terikat perjanjian sebagai wanita yang bisa menyenangkan pria itu kapan pun pria itu mau. Tapi Jisung tidak sebodoh itu, semuanya akan diketahui dengan cepat, Jisung akan membencinya, meski semua ini Alysa lakukan untuk keberlangsungan hidup laki-laki itu juga.
“Alysa!”
Alysa mengerjap mendengar teriakan Sani.
“Aku sedang mandi.” Teringat akan sesuatu, Alysa mengumpat. Sudah jam sepuluh siang dan bayi itu belum ia perhatikan sama sekali. Ia cepat-cepat menyelesaikan mandi, menggulung tubuhnya dengan piama mandi lalu keluar dari kamar mandi. Ada Sani, tengah menggendong bayi itu sembari duduk di sisi ranjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
AROUND HIS WAIST✔
Fanfiction[M] I will always remember this moment in my entire life.