Get

10.2K 1.1K 140
                                        


"I only want you. And nobody's going to know if it's true"

-The weeknd-

Tatapan Alysa saat itu hanya berfokus pada lembar daun kering yang berjatuhan di tanah. Sementara ingatannya masih tentang kejadian kemarin. Pria asing itu ternyata jauh lebih dingin dari yang Alysa kira. Setelah meneguk vodka, pria itu hanya bergeming dengan kepala menunduk, banyak beban yang menggantung di atas punggungnya.

Alysa mengerti, sebab ia pernah merasakan bagaimana seseorang yang frustrasi akan mengalihkan semua hal pada minuman yang jauh dari kategori lezat.

Alysa ingin tahu lebih banyak, ia ingin mengajak pria itu bicara, setidaknya—bertatapan lebih lama saja—meski Alysa harus sedikit merasa bertalu-talu pada detak jantungnya. Namun ternyata, ketika tangan pria itu melingkari gelas, menekannya dengan keras. Alysa menemekukan dirinya menjauh, ia memberi pria itu ruang lebih banyak. Sebab—mereka hanya orang asing. Alysa tidak ingin berisiko mendapat kemarahan dari pria yang ia kagumi.

“Jadi, selama dia menjadi pengasuh. Dia akan menetap di sana—24 jam. Semua yang dia perlukan akan disediakan, dan mengenai pembayaran—aku akan membayar lebih cepat, dua kali lipat lebih besar.”

Rose menyiku lengan Alysa, menarik senyum dengan picingan mata mengancam agar Alysa sedikit saja berpura-pura tertarik pada ucapan wanita bernama Hyojin.

“Bayi itu sudah aku biasakan mengonsumsi susu formula, jadi jika dia haus—tidak perlu meneleponku, stok susu ada di dapur.”

Rose memasang senyum sementara Alysa masih diam sejak tadi. Pikirannya ada pada kata ‘bayi itu’. Seolah-olah bayi itu bukan anak kandung Hyojin.

Alysa mengamati penampilan Hyojin, wanita itu anggun, memiliki tubuh yang ramping dan punya aura yang tentunya bisa membuat orang merasa kagum.

“Bayi itu memang bayimu?” tanya Alysa setelah memendam rasa penasaran.

“Ya, dia putriku.” Alysa bisa melihat bagaimana Hyojin menaruh telapak tangannya ke pipi sebelah kanan, menumpunya lalu menekan siku ke meja. “Yah, begitulah..”

“Jadi kapan Alysa akan bekerja?” tanya Rose.

“Kalian setuju?” Mata Hyojin berbinar senang, tangan yang semula di pipi kanan kini telah berpindah menyentuh lengan tempat duduk.

Rose melirik Alysa, wanita itu mendesah pasrah.

“Ya, tentu. Menjadi seorang pengasuh adalah pekerjaan yang menyenangkan,” ucap Rose sembari terkekeh.

Okay then. Aku sudah membawa kontraknya..” Hyojin menarik map kuning dari dalam tas, lalu mengeluarkan dua lembar kertas putih. “Tolong tanda tangani di sini.”

Alysa menarik kertas itu, membaca poin-poin yang sudah dibahas Hyojin sebelumnya, akan ada penuntutan jika yang bertanda tangan melanggar isi dalam kontrak—kemudian menandatanganinya dengan cepat.

Hyojin segera membawa mereka ke rumah yang masih berada di pusat kota. Rumah bertingkat dua yang memanjang ke belakang, bergerbang tinggi dan memiliki pekarangan cukup luas. Hyojin bercerita kalau ia dan suaminya sudah dalam proses perpisahan. Selain karena terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sudah tidak ada lagi perasaan cinta Hyojin pada suaminya itu.

“Jadi, kau tidak akan pulang ke rumah ini?” tanya Rose saat Hyojin menjelaskan bahwa pekerjaannya di luar negeri membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Ada peragaan busana, aku dan timku harus menyiapkan semuanya sebelum acara dimulai. Itu mengapa aku mencari pengasuh yang bisa merawat bayi itu selama 24 jam.”

AROUND HIS WAIST✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang