"You don't even have to do too much. You can turn me on with just a touch, Baby."-The Weeknd-
Ketika Alysa sadar bahwa ini bukan saatnya untuk menerima sentuhan sensual dari pria itu, ia melepaskan diri. Masih dengan nada manis senorita, ia sengaja membungkuk di depan Jungkook, membawa jemari lentiknya menyentuh dari atas paha hingga lutut, sengaja menggoda pria itu. Alysa terus bergerak, mendorong Jungkook untuk duduk di sofa, ketika tubuh pria itu menurut, Alysa tersenyum miring. Ia menaikkan kakinya yang jenjang, membawanya menyentuh paha Jungkook yang dibalut celana kerja.
Mengetahui dirinya sedang dipermainkan, Jungkook menatap datar wanita itu. Untuk sejenak membiarkan sebelah kaki Alysa menari-nari di paha dan perutnya yang memiliki enam pack. Wanita itu tampak senang, tampak bangga karena merasa dirinya berhasil. Lalu, ketika Jungkook akan menarik wanita itu untuk duduk di pangkuannya, Alysa menekan kaki berbalut high heels boots tersebut di dadanya.
Jungkook menggeram.
Alya menyeringai. “Menginginkan sesuatu, Jungkook?”
Alysa menurunkan kaki, mencondongkan tubuhnya lebih dekat. “Be a good guy and I’ll give you what you want.”
Tapi yang menjadi dominan di sini adalah Jungkook, bukan Alysa yang menunggu pria itu tunduk dan meminta belas kasih. Ketika Jungkook hanya bergeming, Alysa merasa kalah dan itu tidak boleh terjadi. Ia sudah melangkah sejauh ini, merayu pria yang sudah beristri—harus serendah apa lagi penilaian orang-orang padanya? lalu ia akhirnya lengah, semuanya terlambat ketika Jungkook telah menghempaskannya ke sofa, menekan tubuh wanita itu dengan tubuhnya yang keras.
Pria itu bergerak cepat, melepas dasi yang sempat melonggar kemudian membelenggu tangan wanita itu dengan kencang.
“Jungkook!”
“Kau harus ingat bahwa aku yang berkuasa di sini, Nina.” Tangan Alysa ditaruh di atas kepala dan ia tidak bisa tidak shock saat pria itu secepat kilat telah merusak short pants miliknya, merobeknya dengan gemelatukan gigi yang kentara.
“No!”
Tatapan Jungkook menggelap, ia menarik kaki berbalut high heels boots tersebut semakin dekat. Membuat celana dalam wanita itu bernasib sama dengan short pants yang sempat menutupinya kemudian menekan dua jari sekaligus ke dalam kelembutan Alysa.
Alysa merintih, sementara pria itu masih dengan wajah datarnya, menenggelamkan jari dengan tempo cepat sehingga Alysa harus mengerang dan—dunia berputar-putar. Jungkook memperhatikan dengan saksama, wanita itu terlihat begitu panas dan Jungkook nyaris tidak bisa menahan diri jika saja tidak ingat bahwa saat ini harus memberi hukuman.
Dengan sengaja—Jungkook mencabut jari. Alysa yang sebentar lagi akan terbang mengeluh dengan raut wajah muram. Sialan Jungkook! kenapa harus berhenti!
“I want to hear you beg for it.”
Tidak. Tidak. Tidak. Seharusnya ini yang dilakukan Jungkook, memohon pada wanita itu untuk disayangi, dan dengan hal yang paling sialan, pria itu malah memutar balik semuanya, menjadikan Alysa sebagai orang yang harus memohon, dan—tunduk demi mendapatkan kepuasannya.
Sialan! Alysa tidak ingin menyentuh dirinya sendiri.
“Jungkook..”
“Katakan apa yang kau inginkan, Nina.”
“Please..”
“What?”
“Eat me.”
Dan secepat itu—jari itu tenggelam kembali, mempermainkan Alysa hingga akhirnya terbang dan tercekat oleh napasnya sendiri. Persetan dengan dirinya yang kalah, setidaknya ia berhasil membuat Jungkook membuktikan kalau ia dibutuhkan dan setidaknya—pria itu masuk dan menyentuhnya.
Hanya itu Alysa! Dia membutuhkanmu hanya untuk menyentuhmu, hanya untuk kebutuhan kalian berdua!
Sedangkan Hyojin, dia masih mencintainya dan Hyojin jauh lebih dari segalanya.
Alysa menggeleng, menepis semua bisikan-bisikan di kepalanya. Tidak ada yang boleh berani mengingatkan statusnya saat ini. Jungkook dan Hyojin memang sempat menjadi garis-garis pelangi di atas langit, dan sebagaimana kata ‘sempat’ itu ada, mereka akhirnya menghilang ketika waktu terus berjalan. Hyojin tidak mencintai Jungkook, dan perihal perasaan Jungkook—Alysa tidak ingin peduli.
“Eungh..” Alysa melenguh saat dirinya kembali penuh, kali ini jauh lebih penuh dan ia tahu Jungkook telah menyelinap masuk ketika ia menutup mata. Jungkook mengangkatnya berpindah ke ranjang setelah melepas sepatu, sementara Alysa harus sedikit memekik ketika menuju ke sana, jalinan di antara mereka masih terus Jungkook gerakkan.
“It’s time to eat you, Nina.”
Jungkook meraup dada wanita itu, mengikuti permintaan Alysa untuk dinikmati seperti sebuah hidangan makan malam. Beberapa kali Alysa akan mendesah tertahan, hanya mereka yang masih terjaga dan mengerang bersama-sama saat semua orang telah terlelap, Alysa tidak ingin dipergoki tengah melakukan ini dengan suami orang.
Hentakan Jungkook semakin beringas, Alysa merasa tubuhnya melemah, beruntung ia sudah dalam posisi berbaring di atas ranjang. Tapi Jungkook memang pria sialan, pria itu sengaja mengubah posisi mereka menjadi berpangkuan dan jeritan Alysa tidak bisa disembunyikan tatkala ia kembali menemukan klimaks.
Jungkook memeluknya, memberi kecupan di bibir.
“I love how you look when you orgasm.”
Bisikan di kepalanya ternyata benar, Alysa tidak penting, pria itu hanya menyukai tubuhnya, tidak lebih.
Lagi pula ini salahmu, bukan? Mengapa harus mengharapkan pria seperti Jungkook?
Jungkook membaringkan tubuhnya lagi, seperti kemarin—memakaikan wanita itu pakaian baru lalu menyelimutinya dengan hangat. Alysa membuka mata yang sejak tadi tertutup ketika Jungkook menyusulnya ikut tidur, ia menatap pria itu cukup lama, memindai semua hal yang ada pada wajah pria itu lalu tersenyum kecut. Jungkook masih milik Hyojin.
“Hyojin akan mencarimu.”
Jungkook tidak mengubris, memilih menutup mata.
“Jungkook..”
Tidak ada sahutan, Alysa menerawang pada semua yang terjadi pada mereka.
Mengapa Jungkook masih menyentuhnya jika ia bisa menyentuh Hyojin?
“Kenapa kau tidak ingin bercerai dengan Hyojin?”
Jungkook membuka mata, menghunus tepat pada bola mata wanita itu.
“Jangan menanyakan hal itu.”
“Kenapa?”
Jungkook mendesah pelan, kembali menutup mata.
Alysa menggigit bibir, mengapa ia harus menanyakan hal yang hanya akan membuatnya sakit hati? Ia membelakangi Jungkook lalu menahan air mata agar tidak keluar.
“Kau tidak ingin melepas Hyojin tapi kau membuatku berharap banyak mengenai hubungan kita.”
“Tidur, Alysa.” Alysa menepis tangan Jungkook yang hendak melingkari perutnya.
“Kau memilikiku Alysa, apa lagi yang kau inginkan?”
“Aku tidak pernah memilikimu.”
“Apa yang membuatmu harus mendebat hal ini?”
Alysa mengusap air matanya. “Kau mencintai Hyojin, akan selalu begitu.”
Jungkook menghela napas—memejamkan mata.
Untuk saat ini, itu adalah kebohongan yang harus kau percayai, Alysa.

KAMU SEDANG MEMBACA
AROUND HIS WAIST✔
Fanfiction[M] I will always remember this moment in my entire life.