#5. Penelitian Tahun 2016

56 23 3
                                    

Gue tau lo khawatir. Tapi, jangan sekarang
-Tomi Pramasta

Gue percaya sama lo Tom.
-Sella Pratama

Maafin gue, semuanya. Batin seorang Milla Adiwijaya saat mengalihkan pembicaraan teman temannya kemarin.

Setiap manusia tidak sempurna. Milla sendiri merasa sangat tidak sempurna. Meskipun ia memiliki alasan dalam sifat dinginnya.

Ya, Milla punya alasan untuk itu. Terlahir tanpa kasih sayang orang tua dan hanya memiliki kakak laki laki membuat dirinya tertutup. Seolah tidak ada kata bahagia lagi di dalam hidupnya, seorang kakak laki laki yang amat ia sayangi pun diambil darinya. Sejak saat itu, dirinya kehilangan jati diri. Milla sangat dingin kepada semua orang tanpa terkecuali.

Saat ia sendiri, seseorang dengan penuh kasih sayang merawatnya. Karena ia merasa dirinya hanyalah beban, akhirnya ia kembali ke rumahnya dan bekerja menjadi pelayan cafe untuk memenuhi kebutuhannya.

*******

Keesokan harinya...

Seperti janjinya, Milla mengundang para sahabatnya untuk berbincang di rumahnya. Milla tak pernah mendapati tamu sebelumnya. Ini merupakan pertama kali baginya. Suasana agak canggung saat mereka menapakkan kakinya di rumah Milla.

Rumah yang minimalis tapi bersih dengan chat berwarna abu abunya sangat menggambarkan watak pemilik rumah. Mata Sella dan Chandra pun tak henti hentinya menelisik rumah tersebut dengan detail. Sedangkan Tomi, ia malah memperlihatkan raut bingungnya dengan mengernyitkan dahinya.

Milla berbalik dan melihat raut wajah para sahabatnya. Matanya terhenti saat melihat raut wajah Tomi. Seakan tahu apa yang ada dipikiran Tomi, Milla berkata : "Gue tinggal sendirian. "

Sontak mulut tomi membulat. Terjawab sudah pertanyaan yang hinggap di kepalanya. Memang, Tomi sedikit prihatin dengan Milla. Tapi, apa boleh buat? Tomi sendiri hanya memiliki ibu di rumah.

"Mil, sekarang lo utang cerita. Buruan, " desak Chandra.

Menghembuskan nafas perlahan. Milla mulai membayangkan peristiwa peristiwa sedihnya dan merangkai kata. Perlahan Milla mulai menceritakan masalahnya.

"Gue benci games, " ucapnya singkat.

"Ha?" beo Sella, Chandra dan Tomi.

"Seriously Milla? Games adalah penjernih otak buat kita para pelajar. Kenapa lo malah benci? " tanya Chandra.

"Ya, gue benci sama games. Kebencian ini muncul karena kakak gue, " ucapnya sambil menelisik ingatannya dulu.

"Eh tunggu dulu. Milla punya kakak? " potong Sella.

"Hm.... Sebelum kakak laki laki itu meninggal, " ucap Milla sambil mengedikkan bahunya santai. Tapi, meskipun gerakan tubuhnya santai, raut wajahnya tak bisa berbohong.

Lantas para sahabatnya memasang raut prihatin kepadanya. Meskipun mereka sudah terbuka soal keluarga, mereka tetap merasa kasihan saat orang menceritakan keluarganya yang sudah tidak ada.

"Em, sebenarnya ada alasan kenapa kemarin gue ngerasa gak mood dan itu terkait penelitian tahun 2016 dan kakak laki laki gue, " cerita Milla.

Mendengar penjelasan Milla, Tomi memiliki ekspresi serius. Sella dan Chandra merasa hari ini adalah hari spesial karena Milla yang mau berbicara panjang.

"Terus, apa hubungannya? " tanya Tomi dengan ekspresi serius nya.

"Bang Alex menjadi anggota penelitian tahun 2016. Dan dia memiliki kemampuan kayak lo Sel, indigo, " ucapnya lagi

Sontak, mereka terkejut. Mereka merasa kali ini cukup disini saja. Mungkin Milla masih kuat dengan ceritanya dari luar, tapi mereka tahu hati Milla teriris saat menceritakan hal ini.

"Eum, Mil. Udah dulu deh cerita lo hari ini. Lanjut besok lagi, sore ini kita have fun aja di rumah lo ini, " usul Chandra yang langsung diangguki semuanya. Tapi tiba tiba, terdapat sebuah surat yang jatuh di bawah kaki Sella.

Sella yang berhenti melangkah, sontak menarik perhatian Tomi yang ada di belakangnya.

"Sel, ada apa? " tanya Tomi.

"I-ini, " ucapnya sambil menyerahkan kertas tadi ke tangan Tomi.

Tomi yang membacanya juga terkejut. Tapi, Tomi segera sadar dan memasukkan kertas tadi di saku celananya dan mengintrupsi Sella untuk tidak memberitahu yang lain terlebih dahulu.

"Gue tau lo khawatir. Tapi, jangan sekarang, " ucap Tomi.

Sella pun mengangguk dan melanjutkan perjalanan sambil dirangkul oleh Tomi.

*******

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tomi Pramasta 🍭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tomi Pramasta 🍭

Update: 10 Juni 2020.
Gimana pick Tomi? Hihi 😂

Gimana juga sama isi kertasnya?
Penasaran? Pake banget?
Tenang aja besok dilanjut kok(kalau gak ada halangan/😁)

Oh ya makasih buat para readersnya. Tapi tolong vomentnya dong.
Authorkan juga butuh penyemangat/ hihi 😁
See you later

Salam hangat,
Princes Naysella 🍭

NEW LIFE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang