#13. Kertas Bercak Darah(1)

13 4 1
                                    

"Ayo kita selidiki motif mereka, " ucap Tomi.

"Apa yang harus diselidiki? Cuek sajalah, " ujar Putra dengan tangan melambai-lambai seolah meremehkan.

Milla dan Tomi mendengus kesal. Tak disangka orang baru ini lebih menjengkelkankan daripada Chandra. Huh, sok banget sih, pikir Milla.

Sella duduk disebelah Milla hanya mendengar. Tangannya ia pangku di atas paha dengan raut wajah tenang. Sedang berada dalam zona pendiam, katanya.

"Ah, apa kau bisa serius sedikit? Seandainya kita terjebak disini selamanya bagaimana?" protes Tomi dengan raut jengkelnya. Sella dan Milla hanya menganggukkan kepalanya.

"Bener kata Tomi. Seandainya~,eh-eh kok gitu sih. Jangan dong, nanti gak bisa makan enak lagi. Gak bisa tidur enak lagi. Gak bisa main. Gak bis--, "

"Ssst. Jangan memperkeruh suasana, " potong Milla sambil menutup mulut cerocos Sella. Apa bener dia lagi dizona pendiam? Pikir Milla lagi. Mempertanyakan sikapnya hari ini.

"Sudahlah, aku mau beristirahat saja." Putra pun beranjak pergi menuju sofa ruang tamu dan menidurkan badannya.

"Hah, seandainya terdapat petunjuk," ujar Tomi menghela nafas.

****

Sekitar 30 menit berlalu. Mereka sudah membubarkan diri masing-masing. Tomi yang memeriksa rumah dengan jarahan. Milla yang berniat belajar memainkan pisau. Sedangkan Sella belajar menyesuaikan diri dengan pistol, karena dirinya tak bisa bertarung jarak dekat.

Putra yang merasa haus pun bangkit dan mencari botol mineral di tas Sella. Saat tangannya mencari botol, tak sengaja menyentuh kertas. Penasaran, ia pun membukanya. Tak tanggung-tanggung, tangannya gemetaran dengan raut pucat menghiasi wajahnya. Ia hampir berteriak.

"Putra ngapain?" tanya seseorang dari belakang sambil menepuk pundaknya.

Putra terkejut, sontak ia menoleh kebelakang dan melihat wajah Sella dengan senyum tipis terpampang. Putra menghela nafas lega, raut pucat tadi pun hilang.

"Huff. Ngagetin aja," protes Putra dengan raut yang berubah menjadi garang.

"Lagian Putra ngapain?" tanya Sella kembali dengan satu alis terangkat.

Putra yang ditanya, sontak sadar dengan kertas yang ada digenggamannya. Matanya menuju kertas tersebut. Raut bimbang menghiasi wajahnya. Menimang-nimang, apakah ia akan memberitahukannya?

"Uh, um~ gimana ya? Emm, gini tadi aku..... aku mau minum. Ah iya, aku mau minum, mangkanya aku cari di tasnya Sella, " ucap Putra tergagap membuat Sella menyatukan alis tanda tak percaya.

"Kenapa Putra harus kaget?" tanya Sella kembali. Seakan tak memberi peluang Putra untuk menghela nafas.

"Ah anu, aku-aku emang paling gampang dikagetin. Kalau aku dirumah biasanya dijahili oleh adikku. Mangkanya kebawa sampe sini, " jawab Putra kembali sembari memaksakan senyumnya.

"Sudahlah, aku haus. Aku mau minum sebentar lalu tidur lagi, " lanjut Putra sembari mengantongi kertas tadi dan beranjak minum.

Sella menyatukan alisnya tanda tak mengerti. Mengapa tingkah Putra aneh sekali? Apakah dia kalap dengan mimpinya? Tanya Sella dalam hati sambil terkekeh. Memang si polos.

*****

Tomi yang sedang memeriksa rumah pun melihat kejadian tadi. Ia berpikir ada yang aneh dengan Putra. Lantas, ia pun menghampiri Putra yang sedang duduk malas di sofa. Setelah mendekat kelihatannya sih duduk malas, tapi matanya yang menyorot ke langit-langit membuat ia seperti berpikir. Ditambah dengan mulut berkomat-kamit tak jelas membuat Tomi yakin kali ini.

"Hei, apa yang kau sembunyikan?" tanya Tomi sambil menepuk pundak kiri Putra dengan tatapan mengintimidasi.

Sekali lagi Putra pun terlonjak kaget. Setelah ia memastikan orang dibelakangnya, ia menghela nafas. Ingin sekali dia mengatai orang dibelakangnya, tapi tertahan karna raut wajah sang lawan bicara.

"Sekali lagi, apa yang kau sembunyikan? Aku bukan Sella yang mudah dibodohi itu, " ucap Tomi menyindir Sella dengan suara dipelankan.

Putra meringis. Apa yang harus kukatakan? Pikir Putra sambil menyentuh dagu tanda berpikir. Setelah beberapa menit ia tak kunjung mendapat ide. Ia pun menghela nafas berat.

"Haish, baiklah aku menyerah." Putra pun mengambil sesuatu dikantongnya.

"Ini, apakah kau tak terlalu curiga dengan kertas ini?" tanya Putra sambil mengibas kertas yang ada digenggamannya.

"Oh, apa yang kau pikirkan tentang ini?" tanya Tomi dengan tatapan penuh selidik.

"Sebenarnya~"

TBC

Update : 4 Agustus 2020
Haha gantung yak 😁
Gapapa asal gak gantungin perasaan orang lain/plak

Jangan lupa tinggalkan jejak 😊
Dan terima kasih untuk para readers/silent readers🙏

Salam manis,
Princes Naysella 🍭

NEW LIFE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang