Ini baru permulaan. Mari kita mulai.
-Tomi PramastaHari esok yang indah. Fajar menyambut hari ini. Menghangatkan tapi terasa dingin. Bukan, bukan karena sang Mentari. Tetapi, hawa yang berbeda dalam sebelumnya.
"Hoamm, apa kalian bisa tidur nyenyak semalam? " tanya Tomi sambil mengucek matanya. Tak tanggung tanggung, ialah yang semalaman memikirkan langkah selanjutnya. Langkah yang benar. Yang menuju dunia nyata.
"Yap, lumayan, " celetuk seorang yang masih memejamkan matanya.
"Apakah ini benar benar akan selesai? " tanyanya lagi. Merasa tak ada yang menjawab, lantas ia membuka mata. Kesal, sedih, dan marah menjadi satu. Menarik nafas panjang dan akhirnya.
"WOYY, KALIAN ADA DIMANA? " teriaknya dan memang langsung diberi umpatan dari teman temannya.
"Fuck off, Chandra, "
"Njir, suara lo cempreng banget, "
"Chandraa, suaranya kecilinn, "
Merasa tak bersalah, akhirnya ia turun menuju dapur dan memperlihatkan senyum pepsodentnya.
"Hehe, habis kalian ada dimana tadi? " ucap Chandra dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Merasa canggung, ia pun membuka mulutnya lagi. "Maafin gue, gue gak bermak--, "
Bruk.. Brukkk
"E, Anjir. Gue belom selesai ngomong, " kesal Chandra yang langsung saja terdapat tangan yang mendarat dibibirnya.
"Ssst, Chandra gak boleh berisik. Itu orang luar, " bisik Sella yang diangguki oleh Chandra. Merasa sudah aman, Sella menarik tangannya lagi dan memberi isyarat Tomi untuk memeriksanya.
"Gimana? " tanya Sella lirih. Tomi menggeleng, tak ada siapapun di depan. Milla yang dari tadi bersiap membawa pisau pun meletakkan pisaunya kembali.
"Sebaiknya kita bergegas. Hari ini kita cari markas penelitian tahun 2016 itu. Siapa tahu dapat jawaban atas semua ini, oke bersiaplah. " instruksi Tomi dan langsung melesat menuju gudang. Mencari sesuatu yang berguna.
Milla, Sella, dan Chandra tak ketinggalan. Mereka pun bersiap. Pelan-pelan, berbisik dan tak menimbulkan suara gaduh mereka berusaha mencari dan membawa barang yang mereka butuhkan.
Setengah jam kemudian, mereka kembali lagi berkumpul di ruang tengah rumah Milla.
"Gimana? Makanan udah bawa? " cek Tomi yang diangguki Sella.
"Senjata? "
"Bawa, "
"Jaket? "
"Hem, "
"Alat kemah? "
"Bawa, "
"Oke, kita udah siap." ucap Tomi mengakhiri cek nya.
"Tunggu dulu, kita harus menyamar atau langsung menerobos dan membunuh mereka satu per satu? " tanya Milla yang langsung mengintrupsi teman nya menghadap Tomi.
"Kurasa, lebih baik kita menyamar dulu. Masing masing dari kita harus membawa senjata kalau kalau mereka menyerang secara tiba tiba, " jawab Tomi tegas dan tenang yang memberikan motivasi lebih terhadap semuanya.
"Oke, bersiaplah ini hanya awal permulaan saja, "
Mengendap-endap menuju pintu belakang. Berusaha tak menimbulkan bunyi. Mereka semua menggunakan jaket dan topi untuk menutupi wajah. Setelah keluar, mereka satu persatu keluar dari rumah dan berlagak seperti orang yang ada di luar. Agar tak menambah curiga, mereka berjalan dengan jarak sekitar 1 sampai 2 meter.
Tak dapat dipungkiri dalam lubuk hati terdalam mereka, mereka menangis. Sedih melihat orang orang menjadi seperti ini. Berjalan layaknya robot. Tak memiliki semangat dan hanya melakukan sesuatu dengan kontrol seseorang.
Hatchihh...
Njir, pasti Chandra nih. Batin Tomi. Tomi segera memberi isyarat untuk segera mendekati Chandra dan mengeluarkan senjata. Tak berselang lama, salah satu 'manusia robot' menyerang dengan cakarnya. Mereka bersiap dan saling membantu dalam kesusahan.
"Lari, cepat. " instrupsi Milla yang membuat semua 'manusia robot' disekitar mereka menoleh. Bergegas, mereka berlari dengan Tomi memimpin dan Chandra berada di belakang.
Mereka berusaha mati-matian untuk dapat menerjang para manusia robot ini. Sella yang tak terlalu bisa menggunakan pisau hanya mengayunkannya secara acak. Milla mengayunkan pisaunya dengan cekatan sambil menghindar. Tomi dan Chandra berusaha melawan dengan tangan kosong dan menyelinap menusuk jantung mereka.
Lama kelamaan mereka lelah. Karena oleng Milla terkena sayatan luka cakar pada tangannya. Chandra yang mendengar ringisan Milla menoleh dan memberi peluang para 'manusia robot' untuk menangkapnya.
"Arghh, lepaskan gue. Lepaskan. " teriak Chandra dalam gelap.
Melihat mereka mendapat seorang tawanan. Para manusia robot akhirnya mundur.
"Ck, Chandra tertangkap. Kemungkinan besar Chandra dibawa ke markas mereka. Kita harus cepat, " intrupsi Milla dengan wajah khawatir. Tiba-tiba Sella mendapat kertas seperti waktu awal lagi.
"Tunggu, ini. " ucap Sella yang membuat Tomi dan Milla menoleh.
Chandra, Game Over
*******
Update : 19 Juni 2020
Yuhuu guys, Chandra ketangkep nih, hehe
Bantu vote dungs
See you 😊Salam manis,
Princes Naysella 🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [HIATUS]
Mystery / ThrillerBroken Home. Apa menurutmu tentang hal itu? Hal yang selalu membuatmu sedih setiap saat dirumah. Chandra Adinanta. Siswa SMA yang mengalami Broken Home setiap harinya. "Apa gue harus beruntung dalam hal ini? "-Chandra Adinanta Indigo. Satu kata yan...