Kini mereka duduk di sofa ruang tamu. Setelah menceritakan apa yang terjadi, Chandra pun memakan roti dengan lahap. "Aku 'kan diculik, mana ada yang kasih makan." Begitulah alasannya.
"Ceritamu hampir sama dengan yang dialami Putra, " komentar Tomi sembari melirik Putra yang tengah menatap Chandra takjub.
"Oh, benarkah?" tanya Sella dengan raut wajah bertanya menghadap ke Putra.
"Yah, ada kemiripan." Putra berkata sambil mengedikkan bahunya.
"Em, ngomong-ngomong kenapa kamu diem aja, Mil?" tanya Chandra dengan tangan kanan memegang roti dan tangan kiri memegang aqua.
"Cih, lo nyusahin tau gak? Kenapa pake acara ngagetin?" decak sebal Milla dengan nada bertanya.
"Eh, itu? Kenapa ya? Karena gue pengen lah, " ucap Chandra terkekeh.
Melihat Chandra terkekeh membuat Milla bedecak sebal. Pasti ia sedang memikirkan kejadian tadi, pikir Milla mendengus.
Chandra yang sadar akan dengusan Milla hanya tersenyum tipis. Tangan kanannya terangkat dan mengacak surai hitam Milla.
"Ngambeknya jelek banget, sih," ucap Chandra tak melepas tangannya di surai Milla.
Milla mendongak dan menangkap tangan Chandra. Tangan yang dipegangnya lantas dibuang dan tak sengaja terkena Putra.
"Hei, apa salahku?" protes Putra tak terima.
"Aku 'kan gak sengaja. Lagian itu pelan, gak sakit 'kan?" ujar Chandra yang tak terima dimarahi.
"Eh, emang gak sakit. Tapi, ini nih yang sakit hati, " ucap Putra dengan menunjuk rotinya yang jatuh secara mengenaskan.
"Wah, itu bukan salahku." Chandra mengedikkan bahunya sambil melirik Milla yang menjadi biang dari semua ini.
"Kalau begitu ini tangan siapa, hm?" tanya Putra tak mau menghentikan perdebatannya.
"Tanganku, " ucap Chandra singkat, padat dan jelas.
Putra yang ingin kembali mengangkat suara terhenti karena mendengar suara kekehan dari seseorang. Mendengar itu, Putra mendelik.
"Kalau mau tertawa ya tertawa aja, huh, " ucap Putra sinis.
"Eeeh, udah Sel. Si Singa sudah ngamuk." Tomi memberi peringatan sambil mengacak surai Sella.
Melihat hal itu, Putra hanya melirik ke atas dan mengacak surainya sendiri.
Sabarin aja ya, batin Putra kepada dirinya sendiri.
***
Malam ini terasa sedikit berbeda dari biasanya. Milla yang memang berada di balkon hanya menatap bintang sambil menghitungnya satu per satu.
Setelah puas menghitung bintang, ia pun menunduk melihat keadaan jalanan yang begitu sepi. Sepi tak ada orang. Padahal saat siang hari banyak sekali orang-orang seperti robot.
"Mil, " panggil seseorang yang menepuk bahunya sembari merangkulnya di sebelah kiri.
Milla tak terkejut, ia hanya berdehem sebagai jawaban karena mengenal suara ini.
"Lo... percaya sama gue gak?" tanya orang itu yang tak melepas rangkulannya.
"Masalah tadi sore, " lanjut orang itu.
Milla menoleh kearahnya. Ia menatap mata sang lawan bicaranya dalam, seakan mengamati kebohongannya.
"Yah, sulit dikatakan percaya. Tapi, gue usahain," ucap final Milla sembari memalingkan wajahnya lagi.
"Hm, gue juga ngerasa gitu. Malah kayak ada yang aneh sama gue, " jelas orang itu lagi.
"Maksud lo?"
"Gue ngerasa kalo gue gabisa keluar dari sini, " ucap orang itu sendu yang membuat Milla menoleh dan menatap wajahnya.
"Hei, kenapa lo ngomong gitu, Chan?"
"Gatau, rasanya tubuh ini sudah terikat dengan dimensi ini. Dan gue harap nantinya lo bisa kembali, " ucap orang yang diyakini Chandra tersebut.
"Hmph, gue harap kita semua bakal kembali, " gumam Milla sambil menatap langit kembali.
Chandra hanya tersenyum tipis. Ia juga tak tau perasaan apa ini sebenarnya. Dan ia juga berharap semua ini cepat selesai.
***
TBC
Update : 17 Agustus 2020
Selamat hari kemerdekaan yang ke 75 🎉
Gimana? Banyak banget romance nya ya? 😂
Kepo gak sama part selanjutnya?
Yuk vomment cerita ini, biar makin cepet up nya 😊Salam hangat,
Princes Naysella 🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [HIATUS]
Mystery / ThrillerBroken Home. Apa menurutmu tentang hal itu? Hal yang selalu membuatmu sedih setiap saat dirumah. Chandra Adinanta. Siswa SMA yang mengalami Broken Home setiap harinya. "Apa gue harus beruntung dalam hal ini? "-Chandra Adinanta Indigo. Satu kata yan...