Let's play games from your life now.
Games? Games apaan? Tanya Tomi dalam pikirannya. Saat ini, Tomi sedang berpikir keras tentang kertas berisi bercak darah sebagai tintanya. Apa arti semua ini?
Pandangan Tomi jatuh pada gadis dalam rangkulannya. Sedari tadi, ia terus meracaukan hal yang negatif. Entah apa yang dipikirkannya. Tomi pun memijit pelan pangkal hidungnya.
"Tom, Sella takut, " cicit Sella yang berada dalam rangkulannya.
"Gak papa. Ada gue, Chandra sama Milla. Kita bakal selamat kok, " ucap Tomi untuk menenangkan gadis dalam rangkulannya.
"Ta-tadi, Dori bi-bilang kita harus tahu a-apa arti surat itu dulu, ka-kalau terlambat entar ada konse-kuensinya Tom, Sella takut, " kata Sella sambil gemetaran.
Melihat Sella yang sangat ketakutan, Tomi pun segera memeluknya dan membisikkan kata kata untuk menenangkannya.
"Sel, lo percaya sama kita kan? " bisik Tomi sambil mengusap perlahan surai rambut Sella.
"E-em, Sella pe-percaya," ucap Sella terbata bata. Entah karena pelukan Tomi atau ketakutannya.
"Baiklah, tenangkan dulu dirimu. Nanti kita ceritakan kepada Milla dan Chandra. Siapa tahu mereka ada solusinya. Oke? " ucap Tomi sambil melepaskan pelukannya.
"Oke, "
Setelah itu, mereka menyusul Milla dan Chandra untuk berjalan di komplek rumah Milla.
*******
Selama perjalanan, mereka berempat menemukan hal yang janggal. Bagaimana tidak? Semua orang berjalan seperti robot?! What the hell!!
"Eum, kok pada begini sih? " tanya Chandra.
"Coba Chandra tanya orang orangnya dulu, siapa tau mereka lelah, " usul Sella.
Mendengar itu, Chandra menuju anak kecil yang sedang 'bermain bola'. Chandra memanggilnya tapi anak kecil tersebut tak menoleh. Perlahan, Chandra sudah berada di hadapan anak kecil tadi.
"Dek, ngapain? Capek ya? Mau dianter? " tanya Chandra bertubi tubi tapi tak direspon.
"Eum, dek, beli es krim mau gak? " tanya Chandra lagi tapi tetap tak direspon. Fiks, ada yang aneh, bathin Chandra.
Akhirnya, Chandrapun kembali kepada teman temannya dan mengisyaratkan untuk kembali ke rumah Milla. Tomi yang paham maksud Chandra langsung menarik tangan Milla dan Sella agar langsung menuju rumah.
Karena ketakutan dan kekhawatiran di dalam benak mereka, langkah mereka menjadi cepat dan menarik perhatian 'manusia robot'. Lantas, mereka memelankan langkah dan berdoa semoga mereka baik-baik saja. Dan, doa mereka pun terkabul. Rumah Milla sudah berada tepat di depan mereka. Perlahan mereka berjalan dan mengunci rumah Milla agar tak dapat diterobos oleh 'manusia robot'.
"Gila, sumpah gila. Tetangga lo pada punya bakat akting, " celetuk Chandra yang ngos ngosan.
"Ck, serah. " jawab Milla sambil mengatur nafasnya.
Setelah dirasa nafas mereka sudah teratur. Mereka langsung mengadakan rapat mendadak.
"Sumpah, itu kenapa ya? " tanya Chandra lagi.
"Kayaknya ada hubungannya dengan ini, " ucap Tomi sambil mengeluarkan kertas bercak darah tadi.
Tapi, tak disangka. Milla yang melihat darah langsung ketakutan dan berkeringat dingin. Matanya pun berkunang-kunang. Tak lama pandangan Milla menggelap dan Milla mendengar suara Sella sebelum ia pingsan.
*******
Update : 14 Juni 2020.
Huhu~ chapter tersedikit 🙃
Karena ini komplikasi awal jadinya ya radak absurd, hihi.Tapi maaf banget buat readers yang nunggu ceritanya up 🙃
Ingin ku menangis rasanya.
Tapi fell Sella-Tomi dapet gak ya?
Moga dapet yak.Oh ya, selain permintaan maaf, ada juga pemberian terima kasih buat para readers yak. Meskipun belum di vote tapi tak apa. Baru komplikasi awal.
Oke salam hangat 🍭
Princes Naysella
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW LIFE [HIATUS]
Mystery / ThrillerBroken Home. Apa menurutmu tentang hal itu? Hal yang selalu membuatmu sedih setiap saat dirumah. Chandra Adinanta. Siswa SMA yang mengalami Broken Home setiap harinya. "Apa gue harus beruntung dalam hal ini? "-Chandra Adinanta Indigo. Satu kata yan...