" أنا لا أحب موقفي الحلو. ولكن بعد رؤيتها ، شعرت أنها يجب علي التخلص من مشاعري الأنانية"
-Faeeq Haidar Hameed-__________________________________________
Aku berjalan menelusuri koridor menuju ke kelasku. Entah kenapa aku merasa sangat sial hari ini. Baru kali ini aku kalah dalam berkuda. Dasar Nizam sialan. Umpatku kesal.
"Lihatlah sang juara sekarang telah terkalahkan " Ujar seorang gadis Barat kepada teman temannya.
Kalau saja dia bukan seorang wanita, aku pasti akan memukulnya. Aku hanya menatap mereka sinis. Tidak ada gunanya beradu mulut dengan gadis gadis brengsek itu.Ketika aku sampai dikoridor kelasku, aku melihat seorang gadis dengan pakaian formal sedang terduduk diatas sebuah kursi panjang menunduk menutupi wajahnya. Aku ingin bersikap biasa saja dan seolah tidak melihatnya. Tapi bagian lain dari tubuhku membawaku untuk duduk disampingnya dan bertanya padanya.
"Hai" Ucapku setelah duduk disebelahnya.
Ia sontak menoleh kearahku dengan tatapan terkejutnya. Sungguh aku suka melihat ekspresinya seperti ini.
"Oh.. Hai "jawabnya gugup.
"Aku belum pernah melihatmu sebelumnya apa kau siswi baru? " Aku bertanya kepadanya dengan bahasa Arab, aku harap ia bisa mengerti.
"Aku.. Iya..,Tidak.. " Lagi lagi ia terlihat gugup.
"Hey apa yang kau katakankatakan? " Aku menatapnya aneh.
"Iya.. Jadi aku kesini bersama baba untuk pendaftaran, entah bagaimana akhirnya kami terpisah. " Jelasnya dengan wajah kebingungan.
Aku hanya berkata oh setelah mendengar penjelasannya.
"Bisakah kau membantuku menuju kantor penerimaan siswa baru tingkat Aliyah? " Ia berkata lagi.
Dugaanku benar, ternyata ia siswa baru yang akan mendaftar disekolah ini. Entah kenapa aku merasa senang mendengar ia akan sekolah disini . Aku harap bisa satu kelas dengannya.
"Baiklah aku mengerti, aku bisa membantumu. " Tanpa pikir panjang aku langsung menyetujuinya. Aku tidak tahu kemana jati diri seorang Faeeq Haidar Hameed yang terkenal dengan sikap yang sangat dingin terhadap wanita.
Selama menyusuri koridor, banyak siswa yang menatapku dan gadis disebelahku ini dengan ekspresi terkejut. Aku tidak memperdulikan mereka. Aku mencoba mengalihkan pandangan gadis disampingku ini supaya tidak melihat orang orang yang menatap terkejut pada kami berdua.
Aku mulai memperkenalkan namaku, begitupun gadis disebelahku ini. Namanya adalah Syaima Bashar. Menurutku itu nama yang bagus. Cukup lama kami berbincang sambil berjalan pelan. Tiba-tiba ada yang memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAIMA (love and selfish)
Genç Kurgu"Semua anak disini sama aja ya, sinis semua " Kataku. "Contohnya?" Fatimah mengernyitkan dahinya. "Itu" Aku mengarahkan ekor mataku kearah dua anak lelaki yang tengah asyik mengobrol itu. "Oh, itu. Yang ganteng namanya Nizam. Kalo yang item t...