Delapan

76 34 2
                                    

Pagi itu suara ayam jantan berkokok sangat ramai.
"Kuuukurukukkkkkkkkkk...kuukurukkkkkkkkkk".
Leo segera membuka matanya yang lumayan masih mengantuk. Ia mengumpulkan singal-singal ingatannya dengan menatap langit-langit kamarnya. Jam dimejanya baru menunjukkan pukul 05.30 WIB.

Leo beranjak dari tidurnya membuka jendela kamarnya. Udara segar masuk dalam kamar tersebut. Ia menatap ke luar menyaksikan mentari pagi yang tersipu malu untuk keluar dari persembunyian nya. Langit rupanya sudah mulai  membuka cakrawala.

Leo segera mencuci mukanya dan berlanjut membuat kopi pagi untuk teman santainya.
Seperti biasa ia selalu duduk didepan teras rumahnya untuk menikmati suasana pagi. Sepeda lalu lalang melintas di jalan depan rumahnya. Rumahnya memang tidak begitu dekat dengan jalan raya,tapi masih tampak kelihatan.

Pagi itu setelah selesai minum kopi,Leo menyiangi rumput yang ada dihalaman rumahnya. Dan berlanjut ke seisi dalam rumahnya. Dua jam lamanya,akhirnya pekerjaan itu selesai juga. Leo duduk di sofa tengahnya sambil bermain handphone. Rupanya ia sedang sharcing di sosial media untuk mencari info lowongan pekerjaan.

Tiba-tiba Ilham sahabatnya menelfon nya. Ia meminta Leo untuk ketemuan di Caffe tempat biasa ia nongkrong. Ilham mengabari sore nanti setelah pulang dari kantor akan kesana. Leo pun mengiyakan permintaan Ilham tersebut.

Benar sekali pukul 16.50 WIB, Leo sudah bersiap rapi untuk berangkat. Ia memakai kaos hitam selengan dan celana panjang. Tak lupa menyemprotkan parfum kepakainnya. Tak perlu lama lagi ia langsung cabut menuju Caffe Green tersebut.

Nampak sangat ramai sekali Caffe tersebut. Berbagai kalangan anak remaja memadati dalam Caffe tersebut. Leo pun langsung masuk dan mencari Ilham disana. Matanya menatap kesana kemari mencari mejanya Ilham. Setelah ketemu ia langsung nyamperin Ilham.

"Hei broo..(sambil menjabat tangan Ilham) Bagaimana kabarnya?"sapa Leo.
"Alhamdulillah baik-baik. Duduk bro"ucap Ilham.

Ilham mempersilahkan Leo untuk memesan minuman atau apalah untuk teman ngobrol mereka. Sebelumnya mereka basa basi terlebih dahulu untuk mencairkan suasana.

Leo pun langsung saja menanyakan kepada Ilham perihal ia mengajak ketemuan dirinya. Ilham pun berterus terang mengenai lowongan pekerjaan yang ada dikantornya tersebut. Ilham tau bahwa Leo tidak bekerja saat ini dan pasti sedang bingung mencari penghasilan untuk hidupnya. Ilham berharap Leo mau bekerja sekantor dengannya.

Setelah mengetahui maksud Ilham sahabatnya,hati Leo sangat berbunga-bunga. Pasalnya ia sendiri tengah mencari  lowongan pekerjaan. Kebetulan sahabatnya itu mau memberikan informasi tersebut kepadanya. Dengan senang hati Leo akan melamar diperusahaan tersebut.

Hari mulai malam. Langit mulai gelap tak berbintang. Suasana di Caffe tersebut mulai sepi. Dan mereka berdua menyudahi obrolan tersebut dan pulang.

Sesampainya dirumah,Leo mencari berkas yang pernah ia gunakan untuk melamar di sebuah perusahaan waktu itu. Wajah Leo nampak berbunga-bunga. Ia tak sabar untuk menunggu hari esok.

Besoknya pukul 08.00 WIB,Leo sampai di perusahaan tersebut. Leo segera menemui bagian resepsionis dan langsung diantar ke ruangan pemilik perusahaan. Ketika masuk ruangan,ia terkejut karena pemilik perusahaan tersebut adalah perempuan.

Leo pun dipersilahkan duduk oleh perempuan itu. Ia langsung memperkenalkan dirinya dan memberikan berkas lamaran tersebut. Setelah itu,Leo mengetahui namanya adalah Bu Angelin. Ia terlihat masih seumuran dengannya. Ia berparas wajah cantik dan berkulit putih.

Bu Angelin memeriksa berkas lamaran dari Leo. Sesekali matanya melirik ke arah Leo. Sebenarnya Leo tahu,bahwa Bu Angelin sering curi-curi pandangan kearahnya. Tapi Leo berpura-pura tidak tahu.

Setelah cukup lama,akhirnya Bu Angelin mengeluarkan suara. Ia mengucapkan selamat untuk Leo,karena lamaranya diterima. Besok ia diminta datang tepat waktu tanpa ada kata terlambat.

Leo pun sangat gembira mendengar keputusan Bu Angelin tersebut. Ia mengucapkan terimakasih sudah diberi kesempatan bergabung diperusahaanya. Ia berjanji akan bekerja semaksimal mungkin. Akhkirnya Leo berpamitan untuk pulang.

Wind  Of  LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang