Sepuluh

56 27 3
                                    

Pagi itu Leo berangkat ke kantornya seperti biasanya. Tak jarang ketika sampai dikantornya,banyak perempuan yang melirik ke arahnya. Leo tidak memperdulikan perempuan-perempuan tersebut. Ia langsung masuk ke ruangan kerjanya.

Dimeja kerjanya sudah tersedia berkas-berkas yang siap menanti untuk ia kerjakan. Karena pukul 10 pagi,berkas itu harus sudah ia setorkan ke Bu Angel untuk meeting besok. Dengan teliti Leo mengerjakan pekerjaan tersebut.

Sekitar pukul setengah 10 pagi,Leo sudah menyelesaikan pekerjaannya tersebut. Matanya berkunang-kunang terlalu lama menatap berkas tersebut. Dari samping mejanya,Marisa menatap ya sendari tadi. Leo hanya berbalik menatapnya dengan sikap yang cuek. Tapi Marisa malah memberi kode dengan mengedipkan matanya. Leo langsung mengalah pandangan matanya.

Segera Leo merapikan berkas tersebut dan langsung membawanya ke ruangan Bu Angel. Leo segera mengetuk pintu dan langsung masuk kedalam. Bu Angel masih sibuk dengan laptop di depan mejanya. Bu Angel mempersilahkan Leo duduk. Segera Bu Angel mengalihkan pandangan matanya ke arah Leo. Ia menatap dengan tatapan yang penuh cinta kepada Leo. Sepertinya ia menaruh hati kepada Leo karyawan nya itu.

"Maaf Bu..ini berkas yang ibu minta sudah saya selesaikan" ucap Leo sambil memberikan nya ke Angel.

"Biar saya cek dulu berkas-berkas ini"balas Bu Angel.

Segera saja Bu Angel memeriksa berkas-berkas tersebut. Sesekali matanya tertuju ke arah Leo.
Tak perlu waktu lama Bu Angelin mengatakan bahwa berkas tersebut sudah sesuai,tanpa ada kekurangan. Leo pun akhirnya berpamitan untuk keluar.

Ketika Leo berjalan sampai didepan pintu,Bu Angel memanggilnya. Leo langsung berbalik arah menghadap meja kerja bosnya itu. Rupanya ia meminta Leo untuk menemaninya makan malam sehabis pulang kantor. Tanpa perlu berfikir panjang lagi,Leo menerima tawaran tersebut dengan alasan dia adalah bos nya.

Sore itu setelah selesai bekerja,Leo segera keluar dari ruangannya. Suasana di luar kantor nampak sepi. Leo segera berjalan menuju arah motornya diparkir.
"Pukkkkk" pundak Leo dari belakang ditepuk oleh seseorang. Sontak Leo sangat kaget. Ia langsung berbalik arah ke arah orang tersebut. Betapa terkejutnya setelah mengetahui ternyata itu adalah Bu Angel bosnya di kantor.

Leo berada tepat didepan Bu Angelin. Ia langsung menundukkan pandangannya. Ia mencoba menghormati Bu Angelin sebagai bos nya.
Langsung saja Bu Angelin meminta ia dari belakang untuk mengikuti mobilnya. Leo hanya mengangguk,pertanda ia mengerti.

Bu Angelin langsung masuk mobil dan pergi meninggalkan gerbang kantor,tak lupa disusul Leo. Entah ada yang berkecamuk di hati Leo saat ini. Tidak sepantasnya ia makan malam dengan bos nya itu. Ia sendiri menyadari bahwa ia belum lama juga bekerja dikantornya.

Setengah jam kemudian,mereka sampai juga ditempat itu. Bu Angelin langsung saja menyuruh Leo untuk masuk bersamanya. Mereka langsung duduk didepan kasir. Leo sudah mengira,bahwa restouran ini adalah restouran mahal. Benar saja,setelah Bu Angelin menyuruhnya melihat semua daftar menu makanannya. Leo sangat kaget karena harganya mahal semua. Bu Angelin juga sibuk memilih menu makanan malamnya.

Setelah selesai memesan,makanan pun sudah tersedia dimeja mereka. Bu Angelin mempersilahkan Leo untuk makan. Bu Angelin juga mengajaknya ngobrol untuk mencairkan suasana.

"Bu Angel. Maafkan saya telah lancang makan malam bersama ibu" ucap Leo

"Santai aja Leo kan aku yang ngajak bukan kamu. Dan panggilnya gak usah mbak. Kalau diluar kantor panggil saja aku Angelin" ujar Angel

"Emmmm iya Bu..ehhh Angelin maksudnya"

Leo tak sungkan-sungkan mengatakan bahwa ia sebelumnya sudah pernah menikah. Apalagi statusnya yang sekarang sudah duda. Bu Angelin hanya tertawa lirih mendengarkan pernyataan Leo. Ia sungguh tidak percaya dengan yang Leo katakan. Leo berusaha meyakinkan bosnya itu. Dan akhirnya Bu Angelin bosnya itu percaya dengan apa yang ia katakan.

Mereka berdua melanjutkan makannya. Bu Angelin terus menganjaknya ngobrol. Bos nya itu mengatakan bahwa sebenarnya dulu ia berencana akan menikah,tapi sayang tunangannya malah menyelingkuhinya dengan wanita lain. Leo hanya diam tanpa berbicara sekata pun. Ia tak menyangka,perempuan secantik dan semapan Bu Angelin bisa diduakan oleh pria.

  Memang,tahta itu bukan menjadi tolak ukur semuanya. Dan Harta melimpah tidak menjamin kita akan mendapatkan cinta yang benar-benar tulus dari lubuk hati seseorang.

Mereka melanjutkan makan mereka. Hari sudah semakin larut malam. Akhirnya selesai makan,mereka langsung bergegas pulang. Semua biaya tersebut,Bu Angelin yang menanggung semuanya.Dan ditengah perjalanan Leo berpisah dengan bosnya itu.

Wind  Of  LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang