Hari ini adalah hari pertama Leo bekerja. Ia tidak ingin terlambat satu menit pun. Pagi itu ia telah siyap dan berdandan serapi mungkin. Bau parfumnya memenuhi seisi kamarnya. Leo segera bergegas berangkat.
Ia tiba diperusahaan tersebut kurang lebih pukul 06.55 WIB,karena jam 7 pagi sudah masuk jadwal kerja. Perusahaan tersebut sangatlah disiplin akan waktu. Leo tidak ingin mengecewakan Bu Angelin pemilik perusahaan.
Segera Leo masuk keruang kerjanya bergabung dengan karyawan yang lainnya. Tak lupa ia memberikan salam sebelum masuk ruangan untuk bisa akrab dengan yang lainnya. Perempuan-perempuan diruangan tersebut menatap Leo tanpa bekedip sedikitpun. Nampaknya mereka terpesona dengan ketampanan Leo. Postur tubuh yang tinggi,kulit putih,serta dada bidang merupakan incaran kebanyakan wanita. Ia tidak akan mengira bahwa Leo adalah seorang duda.
Leo pun langsung duduk dimeja kerjanya. Ia memahami betul-betul apa tugasnya tersebut. Untungya dulu ia pernah memiliki pekerjaan dibagaian ini,jadi tidak terlalu sulit untuknya. Ia begitu semangat mengerjakan pekerjaan tersebut. Sesekali karyawan disampingnya,melerik ke arahnya. Leo tidak memperdulikan itu semua.
Siang ini adalah waktunya makan siang. Sebagian karyawan ke luar untuk mencari makan. Tetapi Leo masih sibuk dengan pekerjaan nya itu. Barulah selang beberapa menit kemudian ia meninggalkan meja kerjanya.
Amira berjalan membawa setumpuk berkas untuk disetorkan ke ruangan Bu Angel. Ia berjalan menunduk kebawah sambil merapikan berkas tersebut. Leo yang ke luar dari balik pintu akhirnya bertubrukan dengan Amira. Amira langsung merapikan berkas-berkas yang terjatuh tersebut. Tak lupa Leo membantunya.
Amira sangat kaget setelah mengetahui Leo ada didepannya. Ia tak percaya Leo bisa bekerja sekantor sama dengannya. Amira meminta maaf kepada Leo karena telah menubruknya tadi. Ia juga bertanya sedikit kenapa ia bisa bekerja di kantor ini. Leo menjawab secara singkat pertanyaan dari Amira. Kemudian Amira bergegas berjalan meninggalkan Leo.
Leo langsung menuju kantin di kantor tersebut. Ia melihat Ilham juga makan disana. Langsung saja Leo menghampiri Ilham dan duduk semeja dengannya. Sambil menyatap makanan,mereka berdua bercakap-cakap. Tak lupa Leo mengucapkan terimakasih kepada Ilham,karena berkatnya ia bisa bekerja di perusahaan ini.
Ilham sudah menduga bahwa Leo pasti diterima diperusahan Bu Angelin ini. Karena memang perusahaan ini benar-benar membutuhkan seorang karyawan. Pasti dengan mudahnya cowok setampan Leo bisa diterima disini,pikir Ilham.
Rupanya jam istirahat sudah selesai. Mereka berdua langsung kembali ke ruangan masing-masing.Mentari mulai meredup cahanya,pertanda hari sudah mulai sore. Semua karyawan bersiyap-siyap untuk pulang. Kecuali bagi karyawan lama yang ditugasi untuk lembur. Ilham segera merapikan mejanya dan keluar menuju parkiran.
Segera ia tancap gasa cabut meninggalkan kantornya. Dengan kecepatan sedang,Leo mengendarai motor nya itu. Tak lupa ia mampir ke sebuah warung makanan untuk makan malamnya nanti. Satu jam lamanya,akhirnya Leo sampai juga dirumahnya. Ia segera berganti baju lalu membatingkan tubuhnya dikasur. Seketika matanya terpejam.
Ketika menjelang adzan maghrib,barulah Leo bangun dari tidurnya. Ia segera mandi,sholat lalu makan malam. Tak lupa juga ia membuat secangkir kopi kesukaannya. Dengan lahap Leo menyatap makan tersebut. Dan setelah itu,ia menonton televisi diruang tengahnya.
Leo merasa bosan dengan acara yang ditanyakan di televisi,karena cuma itu-itu doang. Akhirnya ia menyetel DVD kesukaanya yang berbau luar negeri peperangan. Sampai larut malam ia menonton film tersebut. Barulah pukul 23.50 WIB ia memilih untuk tidur di sofa. Ia malas jika harus beranjak dari sana,karena badanya sudah berat untuk dijalankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Of Longing
RomanceTerkadang banyak orang yang membaca cerita untuk mengikuti suasana hatinya. Bahkan untuk menyalurkan apa yang tengah ia rasakan. Mulai dari cerita cinta,putus cinta, cerita menginspirasi dan masih banyak lagi tentunya. Mereka mencari sesuai moodnya...