Tigabelas

54 25 0
                                    

Setaun demi setaun telah berlalu. Perasaan Bu Angelin masih sama kepada Leo tanpa sedikitpun ia mengetahui. Dan Leo masih tampak biasa-biasa saja bekerja dikantor Bu Angelin itu. Ia malah semakin betah bekerja di perusahaan itu meski di usia yang sudah menginjak tua.

Siang itu,Bu Angelin nyamperin Leo diruang kerjanya. Hatinya sangat deg-degan sekali. Ia mengutarakan apa yang menjadi maksud tujuannya.  Ia langsung to the point kepada Leo,bahwa ia ingin mengajak Leo makan malam nanti. Rencananya ia ingin mengutarakan perasaannya yang sudah ia pendam lama untuk Leo. Ia sudah tak sanggup lagi menahan gejolak cinta itu. Tanpa berpikiran curiga dan dengan senang hati,Leo menerima ajakan atasannya itu.

Malam itu sekitar pukul 19.00 WIB,Leo sudah tiba ditempat yang Bu Angelin janjikan tadi siang. Tanpa ragu lagi Leo langsung masuk kedalam. Ia segera menghampiri meja Bu Angelin. Malam ini atasannya  terlihat sangat cantik dengan gaun yang ia kenakan.

Langsung saja Leo dipersilahkan untuk duduk dan memesan makanan. Sambil menikmati makanan yang tersedia dimeja makan,Bu Angelin mengajak Leo ngobrol. Tanpa berpikir panjang lagi meski dengan perasaan yang gugup,Bu Angelin langsung mengutarakan isi hatinya.

"Leo.. a..a...ada yang mau aku omongin sama kamu. ucap Bu Angelin"
"Ohh silahkan Bu.. Eh Angelin maksudnya. Dengan senang hati saya akan mendengarkannya. balas Leo"
"Sebelumnya saya minta maaf jika lancang mengatakan ini. Tapi saya ingin berkata jujur sama kamu Leo. Sebenarnya dari dulu,aku sudah jatuh hati sama kamu sampai sekarang. Aku berharap kita bisa menjalin hubungan yang lebih ini. Aku ingin bisa menikah sama kamu. jelas Bu Angelin"

Dengan berat hati,Leo mengatakan sejujur-jujurnya tentang perasaan Leo kepada Bu Angelin. Leo tahu ini akan menyakiti hatinya,tapi ia tidak ingin berpura-pura mencintai Bu Angelin.

"Sebelumnya saya menghargai kejujuran mu dan juga perasaan mu. Tapi maaf,saya tidak bissa jika harus lebih dari itu. Sekali lagi saya minta maaf. ucap Leo"

Sekita Bu Angelin langsung pergi meninggalkan Leo. Air matanya menetes setelah mendengarkan keputusan Leo. Pupus sudah harapannya untuk hidup bersama Leo. Ia tampak begitu kecewa dengan Leo. Ia tidak menyangka kalau Leo akan menolak nya.

Leo yang melihat Bu Angelin pergi,tidak mengejarnya. Leo tahu pasti hatinya sangat kecewa karena dia menolaknya. Tapi ia tidak ingin ada kepura-puraan dalam menjalin sebuah hubungan. Apalagi ia tidak pernah ada hati dengan Bu Angelin.

Wind  Of  LongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang