Zero

2K 125 0
                                    

"Juy, gue mau nembak cewek nih."

Ucapan tiba-tiba sahabat dari lahirnya itu membuat Yuna— atau yang kerap di sapa Ujuy oleh sang sahabat, langsung tersedak minumannya sendiri.

"Anjing— uhuk, lo kalo ngomong tuh liat— uhuk liat situasi dong, sat!" Protes Yuna sambil terbatuk-batuk.

Jeka hanya terkekeh melihat respon sahabatnya atas ucapan yang baru ia lontarkan itu.

"Ya maaf bos, lagian lo ngapain kaget segala sih denger gue bilang mau nembak cewek?" Lelaki itu kini menepuk-nepuk punggung Yuna yang masih terbatuk.

"Gimana gue gak kaget sih, sat?! Lo gak usah bercanda segala deh pake mau nembak cewek, halah basi omongan lo tuh!" Omel Yuna setelah batuknya mereda.

Jeka mencebikkan bibirnya, "Gue serius, anjing! Ini cewek udah gue incar dari lama, udah lo dukung aja napa gak usah bawel."

Yuna melongo, masih tak memercayai kata-kata Jeka. Bagaimana mungkin gadis itu bisa langsung percaya pada sahabat baiknya itu apabila selama hidupnya ia tidak pernah menyaksikan Jeka serius dengan satu wanita. Lelaki itu telah dicapnya sebagai playboy yang selalu tebar pesona.

"Cewek mana sih yang udah lama lo incar? Yeri? Ayu? Masih gak percaya gue tuh Jek lo mau serius sama satu cewek, secara ya cewek yang lo incar tuh bejibun!"

"Lo harus percaya, gue serius kali ini Juy." Ucap Jeka sambil menyuap nasi goreng milik Yuna ke mulutnya.

"Jeka sialan, nasi goreng gue itu kenapa jadi lo yang makan?!" Protes Yuna sambil menggeplak kepala Jeka dengan sendok.

Lelaki bernama Kelvano Jeka itu tak peduli dengan kekesalan Yuna. Pikirannya masih berkelana pada sosok gadis yang akan segera dimilikinya.

"Serius Juy, besok gue mau nembak Una. Lo bantuin gue ya?" Ucap Jeka sambil menatap Yuna dengan tatapan serius dan memohon, lelaki itu juga meraih tangan Yuna dan menggenggamnya.

Yuna sukses mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Kalau sudah begini, Jeka pasti benar-benar serius dengan ucapannya.

Tapi, mengapa rasanya ada yang mengganjal di hati Yuna? Mengapa ada rasa ragu dan tak ingin yang menyergapinya untuk membantu Jeka?

Namun ia bisa apa? Gadis berponi itu tak bisa menahan Jeka untuk melakukan hal yang diinginkannya, karena ia sahabatnya.

Sebagai seorang sahabat, tentu ia hanya bisa mendukung lelaki itu kan?

Sebagai seorang sahabat, tentu ia hanya bisa mendukung lelaki itu kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Welcome to my new story!

Yuk, kenalan dulu sama para cast di book ini!

Yuk, kenalan dulu sama para cast di book ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Location Unknown✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang