Epilog

811 117 40
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu Yuna akhirnya tiba. Setelah tiga tahun menimba ilmu di negeri kangguru, gadis itu akhirnya bisa meraih gelar sarjananya secara resmi hari ini.

Dengan polesan make-up natural, serta pakaian wisuda yang lengkap membuat Yuna nampak sangat cantik dan dewasa.

Senyuman menghiasi bibirnya sesaat setelah ia merapikan rambut. Setelah merasa siap, Yuna pun melangkah keluar kamar untuk menemui Chris. Ia akan berangkat pada acara wisudanya hanya dengan lelaki itu, sebab Jonathan dan Jocelyn mengalami delay pada penerbangan mereka.

Meski hari ini Yuna wisuda, namun Chris tidak ikut merasakan hal yang sama. Chris menyelesaikan studinya lebih awal dari Yuna, hingga ia sudah mengikuti wisuda di tahun lalu.

Chris nampak sibuk mencari-cari sesuatu ketika Yuna keluar kamar. Lelaki berambut blonde itu membuka setiap laci meja untuk mencari barang yang cukup penting baginya.

"Nyari apa sih lo rusuh amat?" Tanya Yuna.

Chris menoleh sekilas pada Yuna, "Barang penting, lo tunggu bentar ya." Ujarnya sambil kembali membuka laci paling bawah.

"Cepetan, gue nggak mau telat wisuda." Pinta Yuna.

Chris balas mengangguk, matanya masih terfokus pada laci paling bawah dengan tangan yang memasuki laci tersebut untuk merogoh sesuatu dari dalam sana.

"YES KETEMU!" Pekik Chris senang, "Yuk, berangkat." Sambungnya setelah ia memasukkan sebuah kotak kecil berwarna merah ke dalam saku jasnya.

Yuna menatap Chris curiga, arah pandangnya terfokus pada barang yang baru saja dimasukkan Chris ke dalam sakunya.

"Apaan tuh? Kok kaya kotak cincin ya?" Tanya Yuna penasaran.

"Ck, kepo deh lo!" Ujar Chris lalu mengambil kunci mobil di atas meja dan mendahului Yuna keluar dari apartemen mereka.

Yuna terdiam sesaat, hendak memikirkan alasan Chris enggan memberitahu barang apa itu, namun sejurus kemudian teriakan Chris menginterupsi pikiran Yuna.

"BURUAN ANJIR KATANYA MAU WISUDA LO!"

"IYA-IYA SABAR DONG!" Yuna balas berteriak lalu berlari kecil menyusul Chris.

Yuna kini berada di dalam mobil Chris, duduk tepat disamping lelaki itu yang fokus menyetir.

Lagu Strawberries and Cigarettes dari Troye Sivan menemani perjalanan Yuna dan Chris menuju Universitas Sydney, tempat keduanya berkuliah.

Tak ada obrolan diantara dua orang itu. Yuna bersenandung mengikuti alunan musik, sementara Chris tetap fokus pada jalanan dan sesekali mengangguk-anggukkan kepala mengikuti irama.

Yuna tersenyum tipis saat matanya melirik ke arah Chris. Entah apa yang merasukinya saat ini, tapi Yuna merasa bahwa Chris sangat tampan dan berwibawa dengan jas abu serta rambut blonde-nya, ditambah lagi ekspresi serius dan gaya menyetir satu tangan dari lelaki itu membuat Yuna semakin tak bisa mengelak akan pesona Chris.

"Ngapain ngeliatin gue sambil senyum-senyum gitu? Baru sadar kalo gue ganteng maksimal?" Tanya Chris sambil tersenyum bangga, tatapannya masih tertuju pada jalanan.

Yuna memutar dua bola matanya malas, kemudian gadis itu berdecak sebal.

"Brengsek, nyesel gue muji lo dalem hati. Lo kagak jadi ganteng, muak gue ngeliat muka lo tiap hari."

Chris terbahak, "Muak juga lo tetep cariin kan kalo gue gak ada deket lo?"

"Ya abis lo hobi banget ninggalin gue sendirian di apart malem-malem sih! Kagak tau aja lo gimana horornya apart kita kalo malem." Protes Yuna.

Location Unknown✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang