Pagi hari di akhir pekan ini Yuna masih tertidur dengan damai di bawah selimut tebalnya, sementara Chris sudah bangun lebih awal dan kini tengah duduk di tepi kasur sambil meminum coklat panas. Sesekali lelaki itu melirik Yuna.
Jonathan dan Jocelyn sendiri sedang lari pagi hingga di rumah hanya menyisakan Chris dan Yuna saja. Karena Chris merasa bosan sendirian, ia membuka gorden lebar-lebar hingga cahaya matahari masuk memenuhi kamar Yuna, tujuannya agar gadis itu merasa terganggu dan segera bangun.
Namun bukan Yuna namanya kalau begitu saja langsung bangun. Gadis itu malah menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya lalu lanjut tertidur.
Meski begitu, bukan Chris juga namanya kalau ia tak memiliki banyak cara agar keinginannya tercapai. Lelaki itu kini menyalakan speaker dan menghubungkannya dengan ponsel miliknya kemudian memutar lagu ber-genre rock dengan volume suara paling tinggi.
Yuna yang sebenarnya setengah sadar menyampaikan sumpah serapahnya pada Chris dalam hati, menahan gejolak untuk menendang Chris keluar dari kamarnya sekarang juga.
Melihat Yuna yang mulai bergerak tak nyaman di balik selimutnya, Chris tersenyum puas lalu ikut bernyanyi dengan suara yang nyaring sambil berjoget-joget riang.
Muak dengan kebisingan yang disebabkan Chris, Yuna akhirnya menyibakkan selimut dari tubuhnya lalu melempar Chris dengan bantal miliknya.
Namun sial, lelaki berbadan atletis itu berhasil mengelak.
"BERISIK ANJING!!!!!!" Bentak Yuna yang kini sudah terbangun sepenuhnya dengan rambut acak-acakan.
Chris mematikan musik lalu menatap Yuna, "Salah lo kebo banget kalo tidur. Harusnya cewek tuh rajin bangun pagi, bukannya males-malesan kaya lo gini."
"Halah bacot! Suka-suka gue dong, emang siapa lo ngatur-ngatur gue?!"
"Ck, emang ya lo ngegas mulu perasaan, kagak ada lembut-lembutnya sama sekali."
"YA ELO BIKIN GUE EMOSI TERUS BACANG!!!!" Yuna geregetan, rasanya ia ingin mencakar wajah mulus Chris yang selalu membuat dirinya emosi.
Chris terkekeh, "Udah daripada emosi mending lo mandi terus siap-siap deh, gue mau ngajakin lo hang-out."
"Kagak ah, gue mau rebahan seharian di kasur." Tolak Yuna yang kemudian hendak berbaring lagi jika saja Chris tidak menarik tangannya hingga wajah Yuna menubruk dada lelaki itu.
Buru-buru Yuna mendorong perut Chris menjauh, "IH APAAN SIH ANJING RESE BANGET LO!" Bentaknya.
"Mandi, terus kita jalan-jalan keluar. Gue nggak suka ngeliat lo diem mulu dirumah kaya gak ada semangat hidup."
"Heh lo pikir diem dirumah berarti gue nggak ada semangat hidup apa? Ya kagaklah Bacang!"
"Emang nggak ada semangat hidup kan gara-gara dijauhin si Jeka ama si Jeffrey? Nah daripada lo galau dan jadi murung nggak jelas, mending jalan bareng gue biar lo lupa sama masalah lo. Gue janji bakal bikin lo seneng deh."
Yuna diam, terkejut karena tebakan Chris benar. Lelaki itu mirip seperti Jeffrey, selalu tau apa yang sedang Yuna rasakan dan pikirkan, hingga sulit bagi Yuna untuk berbohong pada Chris. Lagipula memang beberapa hari ini Chris selalu menjadi tempat curahan hati Yuna dan seringkali menghabiskan waktu bersama Yuna, jadi tidak salah kalau ia bisa memahami Yuna sampai seperti ini.
"Malah ngelamun ini anak. Jadi gimana? Berangkat nggak?" Tanya Chris sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Yuna.
Yuna menepis tangan Chris dari hadapan wajahnya, "Ck, iya-iya kita berangkat. Tapi bentar, gue siap-siap dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Location Unknown✔
Fanfiction• I gotta get back to you, trying to find my way back home to you again, cause my location unknown. • Seberapa jauh pun gue cari jalan pulang yang tepat, gue tetep tersesat di ruang yang sama. Gue gak sadar, kalau selama ini lo adalah jalan tujuan g...