Thirty-two

454 105 31
                                    

Bocil👶
Lo dimana?
Gue butuh lo Chris, please.

Chris langsung membuka notifikasi chat yang muncul di ponselnya ketika melihat nama panggilannya untuk Una tercantum disana.

Rumah, kenapa?

Gue putus sama Jeka
Sakit, rasanya gue pengen ngilang aja

Shareloc, gue kesana sekarang

📍location

Tunggu, jangan kemana-kemana

Chris mengantongi ponselnya setelah mengetahui lokasi Una. Buru-buru lelaki itu memakai jaketnya dan mengambil kunci motor di nakas.

Yuna yang melihat tingkah terburu-buru Chris mengalihkan atensinya dari buku pada lelaki itu.

"Mau kemana lo?"

Chris menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Yuna, "Ada urusan bentar."

Yuna mengangguk paham, "Hati-hati, jangan balik kemaleman."

"Oke."

Chris pergi dengan motor ninjanya setelah berpamitan dengan Yuna, lelaki itu langsung menuju cafè yang tidak jauh dari area kampus.

Sesampainya disana, tak sulit bagi Chris untuk langsung menemukan Una. Gadis itu terlalu mencolok karena duduk sendirian di spot cafè yang paling ujung, dan Chris segera menghampirinya.

Una menundukkan wajahnya diatas meja, bahu gadis itu bergetar, menandakan bahwa ia tengah menangis. Chris yang duduk dihadapannya mengulurkan tangan untuk menepuk bahu Una agar gadis itu menyadari keberadaannya.

"Cil, ini gue. Ada apa?"

Una mendongak menatap Chris, kemudian gadis itu kembali menangis sesenggukan.

"G-gue, hiks, gue putus sama Jeka."

Chris menatap sendu Una, kemudian mengusap-usap bahu gadis itu, berusaha menyalurkan ketenangan namun gagal karena tangis Una semakin keras.

Lelaki itu menghela nafas berat, berakhir dengan membiarkan Una menangis sepuasnya.

Selama hampir setengah jam Una menghabiskan waktunya untuk menangisi perpisahannya dengan Jeka, dan Chris berada di sisi gadis itu untuk menemaninya tanpa menghakimi.

Setelah tangis Una mereda, Chris menyodorkan segelas teh hangat yang tadi sempat dipesannya untuk gadis itu.

"Jadi kenapa lo bisa sampe putus sama Jeka? Setau gue hubungan kalian baik-baik aja, nggak ada masalah serius." Tanya Chris.

Una meneguk teh hangat yang diberikan Chris kemudian menatapnya sedih, "Dari awal hubungan gue sama Jeka nggak pernah baik-baik aja,"

"Gue gak bisa milikin dia seutuhnya meskipun status gue adalah ceweknya. Jeka nggak pernah bener-bener sayang sama gue karena selama ini cuma Yuna yang ada dihatinya. Gue bener-bener tolol Chris, harusnya gue mundur sejak awal."

"Udah terlanjur, Cil. Sekarang lo harus terima resiko atas keputusan lo saat itu." Chris menepuk punggung tangan Una.

Una menunduk, merasa menjadi gadis yang paling bodoh saat ini.

Kalau saja ia tidak pernah mencintai Jeka dan menerimanya menjadi seorang kekasih, Una takkan terluka seperti ini.

"Lo sedih boleh, tapi jangan keterusan. Lo juga harus bisa move on, Cil." Ujar Chris.

Location Unknown✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang