Ten

557 100 4
                                    

Jeka terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menembus jendela kamarnya yang sedikit terbuka. Lelaki itu menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul delapan pagi, lalu menoleh pada seorang gadis yang masih tertidur lelap dalam rangkulannya.

Wajah Yuna nampak damai hingga Jeka enggan membangunkan gadis itu dari tidurnya. Tapi sialnya, lengan Jeka terasa kebas karena menjadi bantalan tidur bagi Yuna. Akhirnya dengan terpaksa Jeka harus menarik tangannya dari kepala Yuna secara perlahan agar gadis itu tidak terbangun.

Setelah usahanya sukses, Jeka pun membenarkan letak kepala Yuna di bantal, kemudian menyelimuti gadis itu.

Selesai dengan aktivitasnya, Jeka keluar kamar untuk menghampiri ibu dan papanya sekalian sarapan bersama. Kebetulan sekali Jeka langsung mendapati kedua orangtuanya di meja makan, bersama hidangan yang telah tersaji disana.

"Baru aja Ibu mau bangunin kamu." Ucap Nathalie saat melihat putranya baru saja duduk dihadapan sang suami.

"Nggak sama Yuna sekalian kesininya?" Tanya Anthony.

"Lho memang ada Yuna? Sejak kapan?" Nathalie memandang Jeka penuh tanya.

"Itu semalem Jeka abis minum-minum alkohol sama Yuna, pulang kesini tengah malem Bu, mana Yuna sampe gak sadar lagi waktu Jeka bawa kesini. Ada-ada aja kelakuannya anak Ibu nih." Anthony mendahului Jeka untuk menjelaskan apa yang terjadi semalam pada sang istri, membuat Jeka menatap kesal pria itu.

"Bukan gitu ceritanya, Papa sok tau itu Bu." Jeka buka suara sesaat setelah piringnya terisi dengan makanan.

"Ya terus gimana? Cerita sama Ibu."

"Yuna semalem ke klub bareng Angga, Ibu sama Papa tau kan kalo Yuna emang ada masalah sama keluarganya? Kayanya kemarin masalah dia lagi berat-beratnya, jadi tuh anak minum-minum sampe mabuk parah. Jeka nggak tau soalnya kemarin lagi ada urusan lain, baru tau pas Angga ngabarin suruh jemput Yuna di klub, dan pas nyampe anaknya udah gak sadar."

Mendengar cerita dari Jeka membuat Nathalie menghentikan aktivitas makannya dan berubah khawatir, "Masalah seperti apa lagi? Aduh Yuna itu selalu bikin Ibu khawatir. Kamu juga nih malah sibuk sendiri, kan Ibu bilang harus selalu jagain Yuna. Gimana kalo dia sampe kenapa-napa kemarin?"

"Tuh, dengar Ibumu. Yuna itu sudah seperti keluarga, kamu harus menjaga dan melindungi sebagaimana adikmu sendiri. Papa nggak mau denger lagi Yuna, meskipun sama kamu, pergi ke klub malam atau tempat apalah itu yang sejenis, dan minum-minum alkohol disana."

"Iya, Jeka ngerti. Janji gak bakal diulangin lagi apa yang terjadi kemarin."

"Yaudah cepet abisin sarapannya, terus nanti anterin sup ayam sama susu stroberi buat Yuna biar hangover-nya langsung hilang." Pinta Nathalie yang kemudian dibalas anggukan oleh Jeka.

"Oh iya, terus tanyain Yuna ada masalah apa sama keluarganya, siapa tau nanti Papa sama Ibu bisa bantu." Sambung Anthony.

"Iya Pa, nanti Jeka tanya."

Jeka pun melanjutkan sarapannya bersama Nathalie dan Anthony. Saat suami dan putranya masih menghabiskan sarapan, Nathalie telah selesai duluan dan ia beralih menyiapkan sarapan untuk Yuna.

Selepas Jeka menghabiskan makanannya, Nathalie langsung menyodorkan nampan berisi sarapan untuk Yuna yang langsung diterima oleh Jeka.

"Oke makasih ya Bu, Jeka langsung kasih ke Yuna sekarang."

"Iya sayang, nanti kalo Yuna udah mendingan dan mau cerita, ajak ke ruang keluarga aja biar kita obrolin masalahnya bareng-bareng."

"Siap laksanakan!" Jeka memberikan pose hormat pada sang ibu kemudian melangkah menuju kamarnya.

Location Unknown✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang