"Vitamin udah lo bawa kan?"
"Udah."
"Masker?"
"Udah."
"Topi?"
"Udah."
"Jaket?"
"Udah."
"In ear monitor sama microphone?"
"UDAH BACANG, UDAH GUE BAWA SEMUA!!" Teriak Yuna saking kesalnya merespon pertanyaan beruntun dari Chris.
"Lo tuh ya bawelnya udah melebihi Ayah tau nggak?!" Sambung gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya sebal.
Chris tertawa, kemudian mengacak poni keramat milik Yuna.
"Siapa tau ada yang ketinggalan, nanti kan lo sendiri yang repot."
"Nggak akan, udah gue cek semalem dan semuanya lengkap di koper ini." Balas Yuna sambil menepuk-nepuk kopernya.
"Yaudah kalo gitu kita cabut sekarang aja." Ajak Chris.
Yuna mengangguk, "Oke, pamit dulu ke Ayah sama Kak Jocelyn ya."
Chris mengiyakan lalu menggeret koper Yuna keluar kamar, sementara Yuna memakai cardigan coklat miliknya dan menyampirkan sling bag di bahu sebelum akhirnya menyusul Chris.
Di ruang tengah, Jonathan sudah berdiri bersampingan dengan Jocelyn untuk melepas anak semata wayangnya pergi keluar kota selama dua hari, yang mana mustahil diizinkannya jika saja Jonathan tidak berubah sikap menjadi lebih baik pada Yuna.
"Ayah, Yuna pamit sekarang ya, do'ain menang!" Ucap Yuna sambil menyalami tangan ayahnya.
Jonathan mengangguk kemudian menepuk-nepuk puncak kepala Yuna, "Padahal Ayah tuh ingin anter kamu kesana, biar nanti sekalian bisa nemenin dan nontonin kamu langsung."
"Tetep bisa nontonin di TV kok Yah, besok jam 7 malem jangan lupa."
"Iya sayang, Ayah pasti nontonin kamu. Hati-hati ya disana, jangan jauh-jauh dari Jeka."
Yuna mengangguk asal, "Iya, nggak akan."
"Lho kamu nggak ikut Yuna, Chan?" Tanya Jocelyn tiba-tiba.
"Maunya sih ikut kak, tapi—"
"Enggak, Yuna bareng sama temen-temen Urname doang. Ribet kalo bawa-bawa Bacang, Kak." Ujar Yuna yang memotong ucapan Chris begitu saja.
"Oh yaudah deh, kirain Chan ikut. Padahal lebih bagus kalo dia ikut, jadi bisa jagain kamu disana."
"Nah denger tuh, lebih baik lo ajak gue juga. Gimana?" Kata Chris sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Enggak ah udah buruan pergi, nanti gue telat." Yuna mendorong tubuh Chris menjauh, "Ayah, Kak, Yuna pamit ya." Sambungnya.
Jocelyn dan Jonathan mengangguk sambil melambaikan tangan, "Hati-hati."
Yuna mengiyakan kemudian menyusul Chris yang kini tengah memasukkan koper miliknya ke dalam bagasi mobil. Gadis itu langsung menempati bagian kursi samping pengemudi setelah terlebih dahulu memasuki mobil.
Tak lama, Chris menyusulnya dan duduk di kursi pengemudi. Lelaki itu menyalakan mobil dan kemudian menginjak pedal gas, melajukan mobil keluar dari area rumah Yuna.
Selama perjalanan, Yuna dan Chris terlibat dalam keheningan, membuat suasana di dalam mobil terasa canggung.
Tak biasanya Chris hanya diam dan fokus pada jalanan, hingga akhirnya Yuna memutuskan untuk memecah keheningan diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Location Unknown✔
Fanfic• I gotta get back to you, trying to find my way back home to you again, cause my location unknown. • Seberapa jauh pun gue cari jalan pulang yang tepat, gue tetep tersesat di ruang yang sama. Gue gak sadar, kalau selama ini lo adalah jalan tujuan g...