Thirteen

435 83 6
                                    

Sepertinya hari ini adalah hari tersial bagi Una, karena gadis mungil itu mendapat cercaan dua kali sekaligus semenjak ia menjadi kekasih dari seorang Kelvano Jeka, lelaki tampan yang mempunyai banyak penggemar wanita seantero kampus.

Sebenarnya bukan dua kali, tapi lebih dari itu Una mendapat cercaan dan perlakuan tidak menyenangkan lainnya dari para fans Jeka. Hanya saja, hari ini perlakuan yang diterima Una sungguh tidak bisa ditoleransi lagi olehnya.

Pada awalnya, teman satu fakultas Una lebih dulu melabrak gadis itu, membentaknya dengan kata-kata kasar dan mempermalukannya di depan banyak orang. Lalu setelahnya, saat gadis mungil itu baru saja menyelesaikan kelas hukum internasional, dua orang gadis yang sama sekali tidak dikenalnya juga melabraknya.

Sebelum Yuna datang untuk menengahi perkelahiannya dengan gadis asing itu, ada kata-kata dari gadis asing dengan rambut brunette tersebut yang membuat Una merasa sangat kalut ketika mendengarnya.

"Sadar gak sih lo tuh cewek tolol? Tolol banget sampe mau-maunya jadi mainan Jeka. Lo harus tau gak ada satupun cewek yang bener-bener bisa ngisi hati Jeka, karena cuma ada satu tempat spesial di hati Jeka untuk satu orang terkhusus, dan sayangnya itu bukan lo meskipun sekarang lo udah jadi ceweknya."

"Gue memang marah dan sakit hati karena Jeka jadiin lo pacar dan mainin perasaan gue, tapi gue lega karena gue jadi sadar mau siapapun cewek yang sekarang jadi pacar Jeka, hati Jeka nggak bakal sepenuhnya milik cewek itu. Ada orang lain yang jauh lebih lama ada dihatinya dan nggak akan semudah itu tergantikan. Gue kasian sama lo, karena lo gak akan bisa milikin hati Jeka sepenuhnya."

Kata-kata itu sukses membuat otak Una berasumsi yang tidak-tidak, bahkan sempat menggoyahkan perasaannya hingga ia ingin mengakhiri saja hubungannya dengan Jeka. Karena Una sadar, kata-kata gadis rambut brunette itu mungkin saja benar. Faktanya, Una memang merasa hati Jeka bukan sepenuhnya untuk dia. Una bukanlah prioritas Jeka, melainkan hanya sebuah pilihan saja bagi kekasihnya itu.

Tapi Una mencintai Jeka, masih amat sangat.

Gadis mungil itu kini menutupi wajahnya dengan bantal, kemudian berakhir dengan menangisi kisah percintaannya yang belum lama ia mulai itu.

Jadi sesakit ini rasanya setelah sadar bahwa ada orang lain yang memiliki hati kekasihnya selain dirinya sendiri?

Ditengah isakannya, ponsel Una berdering beberapa kali, menandakan adanya panggilan masuk. Una mengabaikannya karena mengira Jeka yang menghubungi. Gadis itu sedang tidak ingin berurusan apapun dengan Jeka, sebab dirinya masih merasa kecewa.

Namun sialnya ponsel Una terus berdering hingga gadis itu terpaksa mengambilnya untuk mematikan panggilan tersebut, sebelum akhirnya nama Christopher Bang tertera di layar ponselnya dan membuat Una urung mematikannya.

"Hai bocilku! Lagi di kosan nggak?"

"Iya gue di kosan, ada apa Chris?" Una berbicara dengan suara seraknya.

"Kenapa suara lo Cil? Abis nangis ya?" Chris menerka dari seberang sana.

"Enggak ih, sok tau ya lo."

"Gue gak bego Cil, bisa bedain mana suara lo yang biasa sama suara lo yang abis nangis. Ada apaan sih? Gara-gara cowok lo lagi ya?"

"Gatau deh males cerita, pokoknya gue lagi bete dan kesel abis!"

"Ck mood swing mulu deh ini bocil satu. Gini aja biar lo gak bete sama kesel lagi, gue ajak jalan-jalan keluar mau nggak lo?"

"Mau tapi lo yang traktir ya? Belum di transfer papa nih gue."

"Emang sejak kapan sih gue ngajak jalan lo dan lo yang ngeluarin duit? Gausah mikirin masalah itu, mending buruan siap-siap, gue jemput ke kosan lo sekarang."

Location Unknown✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang