Eight

469 90 28
                                    

Lelaki jangkung itu tengah asik menikmati gemerlapnya The Night Sky, salah satu klub malam yang cukup terkenal, bersama seorang wanita cantik dan bertubuh ramping yang kini sedang bergelayut manja di lengan lelaki itu.

Ditengah keasikannya, ponsel dalam saku lelaki itu bergetar, menandakan adanya panggilan masuk dari seseorang.

Karena getarannya cukup mengganggu, lelaki itu memilih untuk menerima panggilan tersebut.

Ia mengernyitkan dahinya, bingung saat melihat nama Yuna tertera di layar ponselnya. Sebab tumben sekali Yuna meneleponnya secara tiba-tiba di malam hari.

"Halo Yun, ada apaan?" Tanyanya dengan volume suara yang tinggi karena dentuman musik di klub cukup bising.

"Lo hari ini party di tempat biasa kan? Please jemput gue sekarang. Gue mau ikut lo kesana." Sahut Yuna diseberang sana, namun suaranya terdengar samar-samar di telinga lelaki jangkung itu.

"Apaan Yun gak jelas suara lo, disini berisik."

"Jemput depan komplek rumah gue, gue mau ikut ke tempat lo sekarang." Yuna menaikkan volume suaranya.

"Hah?! Ngapain lo mau kesini segala anjir? Gak usah aneh-aneh deh, Yun."

"Please, Angga. Gue serius. Jemput gue sekarang, gue butuh ikut lo ke tempat itu."

Suara Yuna kini terdengar serak dan sendu, bahkan lelaki jangkung bernama Angga itu bisa mendengar isakan yang tertahan saat Yuna berbicara.

Karena khawatir dan merasa ada yang tidak beres dengan temannya itu, Angga memilih untuk mengikuti permintaannya.

"Yaudah tunggu disana, gue jemput lo sekarang."

Setelah sambungan teleponnya dan Yuna terputus, lelaki itu bersiap untuk pergi menjemput Yuna.

Ia melepaskan genggaman wanita cantik yang bersamanya tadi, "Gue cabut dulu bentar, tunggu ya cantik!" Ucap Angga sambil mengusap surai wanita itu lalu meninggalkannya.

Tak butuh waktu lama bagi Angga untuk tiba di depan komplek rumah Yuna, karena ia menggunakan motor ninjanya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Lelaki itu terkejut bukan main saat melihat Yuna tengah berjongkok tepat di depan gerbang komplek dengan penampilan yang kacau.

Angga mendekati gadis itu kemudian ikut berjongkok disampingnya.

"Lo kenapa? Ada masalah apa?"

Yuna menoleh padanya kemudian menggeleng. Setetes air mata jatuh di pipi gadis itu, membuat Angga semakin khawatir melihatnya.

Bagaimana tidak khawatir? Gadis itu tampak kacau dan kalut. Rambutnya berantakan, wajahnya pucat, dan matanya sembab.

"Jeka kemana? Kenapa lo sendirian disini sih?" Tanya Angga lagi.

"Gak tahu, udah ayo berangkat. Gue butuh hiburan." Akhirnya Yuna membuka mulut.

"Kemana? The Night Sky?"

"Iya, emang kemana lagi? Lo abis dari sana kan? Gue juga mau kesana."

Mendengar jawaban Yuna, Angga sontak menggeleng.

"Lo gila? Bisa abis gue sama Jeka kalo ketahuan bawa lo ke klub malam tanpa ada dia. Enggak! Gue gamau bawa lo kesana, mending ke tempat lain."

Kini Yuna yang menggeleng, "Please, Angga. Kali ini aja, gue pengen kesana. Jeka nggak akan tau kok."

Angga bingung. Disatu sisi ia tidak ingin membawa Yuna ke tempat ia biasa menghabiskan malamnya di akhir pekan, namun disisi lain ia tak tega membiarkan gadis itu memohon dengan frustasi padanya.

Location Unknown✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang