But it's Destiny #2

78 11 0
                                    

Happy reading














Kini Umji tengah duduk di sebuah kursi taman. Pagi itu ia merasa bosan berada di dalam kamar terus-menerus, akhirnya Umji meminta izin suster Kim untuk berjalan-jalan di sekitar taman rumah sakit.

Sudah seminggu berlalu sejak ia sadar dari koma, sudah seminggu berlalu sejak ia ingin bunuh diri saat itu. Tapi berkat kata-kata menenangkan yang Vernon lontarkan kepadanya setiap hari, Umji merasa sedikit lebih membaik. Ia merasa bersyukur diberi kesempatan lagi untuk hidup oleh tuhan.

Seminggu ini Umji dirawat dengan sangat baik oleh Vernon. Tak jarang pria itu menyuruh suster Kim atau suster Jung untuk menemani Umji selagi ia sibuk dengan pasien-pasiennya. Vernon memang sebaik itu.

"Nona Umji."

Gadis itu menoleh dan mendapati suster Kim sedang berdiri di dekatnya. "Iya?"

"Anda sudah sarapan?"

Umji mengangguk. "Sudah, suster Jung yang memberikanku sarapan tadi."

Suster Kim tersenyum lalu meletakkan selimut ke pundak Umji. "Ya sudah kalau begitu. Pagi ini saya harus mengecek keadaan beberapa pasien, maaf tidak bisa menemanimu jalan-jalan. Tidak apa-apa 'kan?"

Umji tersenyum ramah, suster Kim dan suster Jung memang selalu menemaninya jalan-jalan. Mereka sangat baik menurut Umji. "Tidak apa-apa. Aku akan jalan-jalan sendiri, tidak perlu khawatir. Lakukan saja tugasmu."

"Baiklah, saya permisi ya."

Suster Kim membalikkan badannya dan berniat berjalan meninggalkan Umji. Tapi sesaat kemudian langkahnya terhenti.

"Suster Kim."

Wanita itu menoleh dan memasang wajah bingungnya kepada Umji.

"Bisakah kau tidak berbicara formal saat bersamaku? Kau bilang sekarang kita berteman, jadi bicaralah layaknya seorang teman." Ucap Umji dengan wajah yang gugup.

Suster Kim tertawa kecil, Umji terlihat sangat menggemaskan. "Baiklah, Umji."

Mendengar itu, Umji tersenyum senang. "Boleh aku tahu namamu?"

"Kim Sowon."

"Boleh aku memanggilmu kak Sowon?"

Suster Kim tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Panggil aku senyamanmu saja."

"Kalau suster Jung siapa namanya?"

"Jung Yerin, usianya hampir sama sepertiku tapi aku lebih tua darinya." Ucap Sowon dan dibalas anggukan kecil oleh Umji.

"Baiklah, aku akan memanggil kalian kakak."

Sowon terkekeh pelan. "Yasudah, aku pergi ya."

"Iya."

Saat Sowon membalikkan badannya, ia dikejutkan dengan keberadaan Vernon yang berdiri seraya meletakkan tangan di saku jas dokter miliknya. Sowon tersenyum ramah kepada Vernon dan dibalas hal serupa oleh pria itu, kemudian Sowon pergi dari sana. Menyisakan Vernon dan Umji yang masih tidak menyadari keberadaan Vernon.

"Ternyata kau di sini."

Umji terlonjak kaget ketika mendengar suara barinton milik Vernon, gadis itu menatap kesal ke arah Vernon yang sedang tertawa pelan melihat wajah kagetnya.

"Kenapa kau suka sekali membuatku kaget? Kau pikir aku punya banyak stok jantung?" Ucap Umji merenggut kesal seraya melipat tangan di depan dada.

Lagi-lagi Vernon tertawa. "Rumah sakit ini punya banyak stok jantung, jika jantungmu copot aku bisa memberikan satu untukmu."

Love Stories || Sumji/VerjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang