Happy reading
"Ibu, kenapa Vernon belum datang juga? Operasinya akan dimulai sebentar lagi."
Sowon menatap putrinya yang sudah berpakaian pasien dan bersiap untuk operasi dengan tatapan nanar. Wanita paruh baya itu sudah mengetahui tentang kepergian Vernon untuk berobat ke luar negeri. Vernon sendiri yang menceritakannya dan meminta Sowon untuk tidak memberitahu Umji.
"Umji, Vernon pasti akan datang. Dia tidak mungkin mengingkari janjinya, kau percaya padanya 'kan?"
"Iya, bu."
Mereka berdua kini tengah berada di depan ruang operasi. Beberapa menit lagi operasinya akan segera dilakukan, tapi sampai sekarang Vernon belum juga datang. Padahal kemarin pria itu sudah berjanji akan datang dan menemani Umji hingga operasi selesai.
Sowon segera merangkul pundak Umji ketika melihat putrinya tampak khawatir menunggu Vernon. Aku harap kau tidak terlambat, Vernon.
Seketika Sowon tersenyum senang melihat seorang pria tengah berjalan tergopoh-gopoh dengan tongkat di kedua tangannya di koridor rumah sakit menuju ke arah Sowon dan Umji berada. Wanita itu tahu, Vernon tidak mungkin berbohong.
"Maaf, aku terlambat." Ucap Vernon ketika sudah berada di depan Sowon dan Umji.
Umji langsung tersenyum lebar lalu meraba sekitar berusaha meraih tangan Vernon. "Kukira kau tidak akan datang."
"Aku pasti menepati janjiku." Jawab Vernon dengan tangan kanan yang mengusap kepala Umji sedangkan tangan kirinya digenggam oleh Umji.
"Vernon, sejak kapan kau menggunakan tongkat untuk berjalan? Kemana kursi rodamu?" Tanya Umji saat tangannya menyentuh sebuah tongkat di kedua tangan Vernon.
"Kakiku sudah mulai membaik, jadi dokter bilang aku boleh menggunakkan tongkat. Kau tahu? Aku sangat bosan hanya duduk di kursi roda, aku ingin berjalan." Jawab Vernon dan Umji hanya mengangguk mengerti.
Vernon memberi isyarat kepada Sowon untuk membantunya melepaskan kedua tongkat di tangannya. Seakan mengerti maksud Vernon, Sowon segera membantu. Setelah itu Vernon melepaskan genggaman tangan Umji kemudian menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Jangan takut, operasinya pasti akan lancar. Aku dan ibumu akan menunggu di sini sampai operasinya selesai." Bisik Vernon di telinga Umji, membuat hati gadis itu sedikit menghangat dan membalas pelukan Vernon.
"Kau kuat, Umji. Kau pasti bisa melewatinya."
Vernon segera melepaskan pelukannya, lalu kembali mengusap kepala Umji. Suara seorang dokter yang menyuruh Umji untuk masuk ke dalam ruangan, membuat Vernon menuntun Umji hingga pintu lalu membiarkan gadis itu dituntun oleh seorang suster.
Sowon dengan cepat memberi Vernon kedua tongkatnya dan membantu memasangkannya. "Jangan khawatir, bibi. Umji adalah gadis yang kuat, ia pasti bisa melewatinya."
Sowon tersenyum menatap Vernon lalu merangkul pria yang sudah ia anggap sebagai anaknya tersebut.
***
Operasi berjalan dengan lancar, kini Umji tengah berada di kamar rawat inap miliknya. Seorang dokter, suster serta Sowon sedang berkumpul mengelilingi bangsal tempat Umji berada. Sebentar lagi perban yang menutupi kedua mata Umji akan dibuka, gadis itu tidak sabar melihat dunianya berwarna lagi. Ia juga tidak sabar melihat wajah sahabatnya, Vernon.
Suster mulai menggunting perban dan melepaskannya dengan hati-hati. Setelah seluruh perban terlepas, dokter meminta Umji untuk membuka matanya pelan-pelan. Sowon tampak gugup melihat putrinya tersebut yang perlahan membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Stories || Sumji/Verji
Cerita PendekSeries pertama dari #LoveSeries [On Going] [Slow update] Hanya berisi short story yang tiba-tiba muncul di pikiranku. Fanfiction : 1. My Summer Rain (Verji) 2. Two World (Sumji) 3. But it's Destiny (Verji) 4. Time Machine (Sumji) 5. Birth-die (Verji...