Time Machine #1

155 17 0
                                    

"Waktu itu kau menghampiriku seperti angin, lalu membawaku ke tempat asing."

***

Happy reading









Pagi ini aku dan Sinbi tengah berada di sebuah Cafe milik Kak Hoseok a.k.a kekasih Sinbi. Entah kenapa tiba-tiba gadis itu memintaku untuk menemuinya di sana. Jadi aku memutuskan untuk datang sebentar lalu pergi ke perpustakaan setelah pulang dari sana.

"Kemarin ibumu mengundangku untuk datang ke acara pertunanganmu, apa itu benar?"

Aku menghela napas kasar lalu menoleh menatap temanku yang sama sekali tidak terlihat seperti seorang gadis itu. "Iya, acaranya besok sore."

"Astaga, aku sungguh tidak percaya. Kau akan bertunangan lalu sebentar lagi menikah, aku merasa terharu." Ucap Sinbi dengan dramatis.

"Ck, berhenti menggodaku! Kau berlebihan sekali." Cibirku sedangkan Sinbi malah tertawa puas melihat wajah kesalku.

"Tapi apa kau sudah bertemu dengan calon tunanganmu?" Tanya Sinbi penasaran.

"Belum, aku bahkan tidak tahu seperti apa wajahnya." Jawabku dengan santai seraya menyeruput minumannya.

"Sungguh?"

Dapat kulihat Sinbi membulatkan matanya dan menatap ke arahku lekat-lekat. Aku hanya memasang wajah datar seraya membalas tatapannya.

"Iya, sebulan yang lalu saat ibuku mengatakan perihal pertunangan itu aku hanya mengiyakannya saja. Toh, tidak ada gunanya menolak pertunangan itu. Ayahku akan tetap memaksa." Jawabku dengan helaan napas.

Memang benar, saat ibuku bertanya bagaimana pendapatku mengenai pertunangan itu, aku hanya mengiyakan saja. Aku pikir tidak ada salahnya membuat ayah dan ibu bahagia meski harus merelakan kebahagiaanku.

"Kau memang anak yang berbakti, aku yakin orang tuamu punya alasan kenapa memaksa pertunangan itu. Pasti ayahmu sudah menyiapkan pria yang terbaik untukmu."

Entah kenapa aku merasa sedikit geli mendengar ucapan sok bijak dari mulut Sinbi. Itu terdengar sangat aneh, gadis setomboy dia tiba-tiba bicara bijak. Astaga.

"Iya, terima kasih atas ceramahmu nona Hwang."

Sinbi tersenyum penuh bangga.

"Kalau begitu, aku pergi dulu ya." Ucapku seraya bangkit dari duduk lalu menatap wajah Sinbi yang kebingungan.

"Mau kemana?"

"Ke perpustakaan kampus, kau tahu 'kan aku harus menyelesaikan laporanku."

"Astaga, kau ini rajin sekali. Mau aku temani?" Tawar Sinbi.

Aku menggeleng. "Tidak perlu, aku sendiri saja. Lagipula bukankah kau ingin bermesraan dengan Kak Hoseok?"

Tiba-tiba gadis itu tersenyum malu ke arahku, membuatku mengerutkan kening karena merasa heran dengan tingkah randomnya. "Benar sekali, tadi aku hanya basa-basi."

"Dasar kau ini." Cibirku dan dibalas cengiran tidak jelas oleh Sinbi. "Aku pergi ya, sampai jumpa."

"Ya, sampai jumpa nanti malam BabyJi."

Love Stories || Sumji/VerjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang