11. Adventure II

14 5 14
                                    

Akhirnya bus mereka tiba di area penginapan. Bus pun parkir di area yang cukup leluasa sehingga penumpang bisa
Turun dan mengambil barang dengan leluasa.

"Halo...halo Bogor~" Cole bernyanyi girang sambil meluruskan badannya dan melakukan loncatan-loncatan kecil.

"Lo kayak gak pernah ke Bogor saja." Kata Maki yang sedang berjalan keluar bus pada Cole sambil menguap.

"Hehe..."

Griffin dan Hansell turun setelah beberapa penumpang turun. Mereka berdua serentak langsung menghirup udara alam yang segar.

"Ah, jadi pengen tidur lagi..." Ucap Griffin sambil membersihkan tenggorokannya yang kering karena tidur lama.

"Eh? Mana Frayne?" Hansell menengok kesana kesini karena satu orang tidak ada. Ia pun langsung kembali ke bus dan mendapati Frayne yang tidur pulas dan Chelsea yang tertidur diatas pundak Frayne.

Hansell memutar bola matanya, lalu mengambil botol air mineral dari tasnya, dan menyiram wajah Frayne.

SPLASH

"EMASAKO!" Frayne sontak melatah, Chelsea uang yang tidur disampingnya ikut terbangun.

"Bangun. Dasar bucin."

"Matamu bucin. Nih gue bangun. Eh, Chel bangun Chel." Ucap Frayne sambil menepuk-nepuk pundak Chelsea.

"Gue udah bangun oi." Chelsea duduk ke posisi tegak sambil merapikan rambutnya.

"Laoshi bangun dong..."

Hansell, Frayne, dan Chelsea mendengar suara dari kursi tengah. Ternyata itu Pak Wawan yang sedang berusaha membangunkan Laoshi Jack. Hansell tidak memperhatikan Laoshi Jack yang masih tidur karena tidak kelihatan.

Bus yang mereka tumpangi sepertinya mudah bikin orang tidur.

Setelah mengambil barang bawaan dari bagasi Bus, seluruh peserta bergegas menuju guru pembimbing kelompok masing-masing, karena di mereka, ada dipegang absen plus, nomor kamar peserta.

Saat berjalan menuju lobi utama tempat peserta berkumpul, Maki melihat seseorang.

"Eh? Bukannya itu kapten voli yang terkenal itu ya?" Maki menunjuk seorang lelaki bertubuh atletis yang sedang bersandar di dinding dan sedang melihat HPnya.

"Gak kenal. Siapa emangnya?" Jawab Cole yang ikut melihat.

"Aduh, dasar lemot. Itu Kavithala bang!" Maki tidak sadar kalau ia menyebut nama Kavi terlalu keras sehingga yang punya nama berbalik. Cole yang memperhatikan kejadian itu, langsung memukul bahu Maki.

"Adoh! Kenapa!" Maki mengusap-usap bahunya yang pedis habis dipukul.

"Volume suara diatur dong. Toh, orangnya balik."

Maki yang kaget langsung refleks berbalik kearah Kavi dan membungkuk minta maaf. Untungnya Kavi tidak marah. Ia malah memberikan senyum ramahnya yang khas. Tapi, tidak sampai memperlihatkan lesung pipinya.

Kelompok 13 pun mendapati guru pembimbing mereka, Coach Johnny, yang sedang duduk di salah satu sofa di lobby utama sambil memegang selembar kertas.

"Frayne Walter, Jason Haro, Yoshida Masaki. Kamar 5, villa 3." Coach Johnny membaca urutan kamar mereka lalu memberikan kuncinya pada Maki.

"Okay. *Sankyu coach!"
*terima kasih dalam bahasa Jepang tapi bentuk informal.

"Yah... Kenapa kita gak sekamar..." Cole mengerutkan dahinya pada Maki.

"Huruf awal kita kejauhan. Mau gimana."
Maki hanya bisa mengangkat kedua bahunya.

"Tapi kita kan sekelas, kampret."

7 Deadly SINTING Where stories live. Discover now