30 menit berlalu, ketika Bintang menunggu Bulan bersiap-siap. Bulan pun berjalan turun dari kamarnya menuju keruang tamu menemui Bintang. Bulan berusaha untuk berjalan sendiri tanpa bantuan dari Bintang, karena ia merasa kakinya sudah perlahan membaik. Kini ia mulai menuruni anak tangga satu persatu dengan tangan berpegangan erat pada pagar pembatas tangga.Pandangan Bintang langsung tak lepas memandangi sosok pria yang turun dari tangga itu. Dengan hanya mengenakan kaos polos berwarna biru tua, celana jeans, sepatu putih dan jam tangan hitam di tangan kirinya membuatnya tampak terlihat semakin imut dan manis.
"Kak!" Panggil Bulan.
"Kak Bintang?" Ucapnya mengulang dengan nada sedikit meninggi.
"Ah iya, udah siap?" Tersadar Bulan sudah berada di depannya.
"Ayo berangkat sekarang, sebelum sore!"
"Iya." Bintang segera beranjak dari sofa mengikuti langkah Bulan yang mulai berjalan keluar dari dalam rumah dengan kaki sedikit tertatih.
.
.
.
.
Kini keduanya sudah berada di dalam mobil Bintang dan Bintang siap menjalankan mobilnya. Bulan hanya sibuk memeriksa seluruh barang barangnya dan memastikan dia tidak ketinggalan suatu barang apapun. Kini Bintang mulai menjalankan mobilnya dan terus fokus ke depan. Sesekali ia juga melirik ke arah Bulan yang dibuat sibuk sendiri.
"Nyari apa?" Tanya Bintang sambil terus fokus pada jalanan.
"Dompet Bulan! Kayaknya ketinggalan di rumah! Gimana ini? Kita balik dulu yha kak!" Tukas Bulan panik.
"Makanya sebelum berangkat itu di cek dulu, ngga usah terburu-buru kayak gini. Jadinya siapa sekarang yang repot?"
Tidak biasanya Bintang menasehati dan memperhatikan orang seperti ini. Kata-kata itu keluar dari mulutnya dengan sendirinya dan Bintang tidak bisa mengontrolnya.
"Iya iya, ngosah marah gitu. Kita balik ke rumah yha kak?"
"Ngga usah! Pakek uang gw aja dulu!"
Dihh sok rich banget nih orang. Batin Bulan. Tapi benar juga apa kata Bintang, mereka tidak punya waktu banyak sebelum sore mereka harus pulang karena Mamanya Bulan sudah berjanji akan mengajarinya untuk masak.
"Hmm. Iya deh." Ucapnya dengan sangat terpaksa.
.
.
.
Ketika di dalam mobil, keduanya hanya diam dan tidak saling mengobrol. Bulan hanya asyik menghafalkan daftar belanjaan yang akan ia beli.
"Udah sampek. Ayo turun kak keburu kehabisan!"
"Sabar." Jawab Bintang sembari tangannya mengusap kepala Bulan.
"Huhh, ayo!"
"Iya iya."
Mereka berdua akhirnya tiba di salah satu Mall besar di Ibu Kota dan segera masuk kedalam. Dingin dan segarnya AC Mall menyambut mereka berdua. Senyuman terukir indah di bibir Bulan. Sudah lama Bulan tidak kesini. Terakhir kali ia kesini dengan ayahnya dan kini itu hanya bisa menjadi kenangan saja.
Mereka masuk ke dalam dan langsung menuju ke tempat food area.
Bintang sesekali melirik ke arah Bulan. Pria itu terlihat sangat bahagia dan tersenyum manis di sana, seperti ia sudah lama merindukan suasana-suasana seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang dan Bulan
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] Maaf ini bukan cerita pasangan pria dan wanita yang akhirnya hidup bahagia. Ini adalah sebuah cerita tentang kedua pria yang saling jatuh cinta karena perbedaan sifat diantara mereka. Cerita dimana Bintang Aldi Pratama yang ber...