Author Pov.
Beberapa jam berlalu. Hari semakin panas, dimana matahari yang setiap detiknya akan semakin tinggi. Langit menerang seiring berjalannya waktu. Pukul 10.25, dimana bell istirahat di bunyikan. Seperti biasa. Seluruh murid berhamburan keluar kelas untuk mengisi tenaganya yang terkuras karna pelajaran.
"Ayo turun." Ajak Leon. Hanna, Jisoo, dan Kevin hanya melirik Leon lalu melakukan aktivitas nya sendiri sendiri.
"Hanna, cepat!" Ucap Leon geram.
"Aku tidak turun. Aku akan makan roti yang ku bawa dari rumah Soo-ya. Kau saja yang turun." Jawab Hanna sambil mengeluarkan kotak makannya.
"Curang..! Soo-ya, ayo turun." Ajak nya untuk yang kedua kali nya.
"Tidak Leon. Aku juga sudah membawa bekal tadi. Apa kau mau makan bersama?" Jawab Jisoo.
"Tidak terima kasih. Makanan mu itu tidak cukup kalau harus dibagi dua dengan ku. Yang ada malah kau tidak makan nanti nya." Ucap Leon.
"Heuumm.. Kenapa pada nolak sih!. Kevin, ayo turun! Tidak ada penolakan!. Cepat, aku lapar sekarang!. Nanti keburu bell masuknya berbunyi." Ucap Leon sedikit geram sambil berjalan kearah Kevin.
"Tidak. Aku.." Ucap nya yang terputus. Leon menarik lengannya dengan cepat.
"Kau kan tidak membawa bekal juga. Sudah ayo cepat, aku lapar. Nanti keburu bell." Ujar Leon sambil menarik lengan Kevin keluar kelas.
Hanna dan Jisoo hanya terdiam melihat tingkah aneh mereka berdua. Mengangkat kedua bahu mereka lalu melanjutkan makan siang nya.
..........
"Ini penuh sekali. Bagaimana kita bisa membelinya kalau seramai ini?." Ucap Kevin melihat sekeliling kantin.
"Kau yang membuat kita terlambat datang kesini, jadi penuhkan sekarang." Jawab Leon.
"Maaf.."Gumam Kevin.
"Tidak apa. Kalau begitu ikuti aku, jangan sampai tertinggal mengerti. Kau kan belum tau sekitaran sekolah."
"Iya aku mengerti." Jawab Kevin.
Leon berjalan kearah keramaian pembeli. Langkahannya terhenti ketika terasa tarikan dari baju belakangnya. Sontak ia menoleh kearah belakang.
"Kenapa kau memegang baju belakang ku?." Ucap Leon sambil mengerutkan kedua alis tebalnya.
"Kau bilang aku harus tetap bersama mu. Kalau sampai seramai ini dan aku tidak memegang baju belakang mu, lalu aku tertinggal bagaimana?." Jawab nya sambil mendongak kan kepalanya.
"Jangan berlebihan. Sekolah ini tidak seluas Korea. Ikuti saja kemana aku pergi. Atau kau boleh membeli makanan diujung sana dan kembali kesini lagi." Ucap Leon melepaskan genggaman tangan Kevin yang menggenggam kemeja belakangnya. Kevin hanya mendengus kecil.
Leon melanjutkan jalan nya kearah beberapa penjual. Ia berhasil masuk dan berada di depan penjual makanan. Memesan beberapa makanan dan minuman untuknya. Sementara Kevin hanya diam dan bingung, karna tertinggal dan tidak melihat Leon sedang dimana sekarang. Bagaimana tidak, ini sangat berbeda saat ia bersekolah dilondon.
"Aahhkk.. Dimana Leon? Kenapa bisa tertinggal begini sih?!." Geram Kevin. Mencari jalan keluar dari kerumunan murid. Tiba-tiba..
"Aahhk.. Panas.." Jerit kaget Kevin. Seorang Siswa tak sengaja menabrak nya dan menumpahkan coklat hangat keseragam Kevin.
"Ma.. Maaf.. Maaf kan aku." Ucap siswa itu.
"Tidak apa. Lain kali perhatikan langkah mu. Jangan terlalu terburu-buru. Bell masuk juga masih lama." Jawab nya sambil membersihkan kemeja sekolahnya yang basah dan kotor dengan tangan keringnya. Lalu menjauh dari keramaian. Berdiri didepan kantin-kantin yang berjejeran dari kejauhan sambil menunggu Leon datang.
Sementara itu....
"Akhirnya dapat juga... Tunggu. Dimana Kevin? Apa dia sudah balik kekelas? Semoga saja begitu." Gumam Leon. Berjalan keluar kantin sekolah.
"Kau..? Apa dari tadi hanya diam disana dan tidak membeli apa-apa?." Tanya Leon bingung. Kevin hanya diam dan menggelengkan kepalanya.
"Baju mu? Kenapa bisa kotor begitu?"
"Sudah lah cepat. Mood ku sedang ancur sekarang. Aku tidak bisa bergerak disana. Dan lagi, ada yang menabrak ku disana." Gumam Kevin menarik dasi Leon dan menuntunnya keluar kantin.
"Lepas kan dasi ku.. Sakit.. Kau mencekik ku.." Ucap Leon dengan makanan yang memenuhi kedua tangannya.
"Hehehe.. Maaf.." Gumam Kevin melepas tarikan nya dari Leon.
"Ambil satu milik ku." Ucap Leon.
"....."
"Cepat.. Mau tidak."
"....."
"Ambil ini." Memberikan beberapa makanan yang ia pegang ke Kevin.
"Ayo cepat jalan." Ucapnya menjauh. Kevin menatap punggung Leon dan menyusul nya.
Menaiki beberapa tangga untuk sampai kelas mereka. Beberapa siswa dan siswi menatap aneh baju Kevin yang kotor. Kevin hanya bisa menunduk malu.
"Jalan yang benar. Apa kau ingin menabrak seseorang dan menumpahkan tobboki itu ke orang lain nanti?." Gumam Leon.
"Aku malu."
"Salah mu sendiri." Ucap Leon memasuki kelas.
Seperti biasa, Leon duduk dibangku depan Jisoo. Sementara Kevin, jalan menunduk menuju tempat duduk milik nya. Jisoo dan Hanna hanya menatap bingung keduanya.
"Kevin. Kenapa baju mu kotor?" Tanya Hanna membalikkan badannya menghadap Kevin.
"Tadi ada siswa yang tidak sengaja menabrak nya." Jawab Leon mengaduk tobbokki dihadapannya.
"Kok bisa?." Gumam Jisoo.
"Sudah lah.. Nanti saja bahas nya. Aku ingin makan dulu sebentar." Jawab Leon lalu melahap beberapa kue beras itu.
"Aku kan nanya Kevin." Ucap Hanna.
"Leon benar. Aku juga harus makan makanan ini dengan cepat sekarang." Jawab Kevin membuka bungkus tobboki.
"Ku rasa mereka benar." Ujar Jisoo melanjutkan memainkan ponsel genggam nya. Hanna membalikkan badannya sambil mendengus sebal.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle in December
RomanceJisoo Pov Dear Dairy.. Bukankah semua orang memiliki takdir nya sendiri-sendiri? Walaupun begitu, bukankah mereka semua tidak bisa melihat, membuat, bahkan mengubah takdir dengan sendiri nya? Yaa.. begitu juga dengan kami. Maksud ku, aku dan ke-tiga...